Jumat, 03 Juni 2011

OLAHRAGA + PARIWISATA = INDUSTRI OLAHRAGA


Memasuki tahun ke-3 penyelenggaran Tour De Singkarak banyak perubahan yang terjadi yang dilakukan pihak panitia. Olahraga dan pariwisata sebenarnya merupakan bidang yang dapat saling melengkapi, event olahraga dapat menumbahkan industri pariwisata dan sebaliknya pariwisata dapat menumbahkan industri olaharaga. Inilah yang sebenarnya menjadi konsep penyelenggaran Tour De Singkarak.  Persiapan yang dilakukan pihak penyelenggara dalam menyelenggarakan Tour De Singkarak dapat saya katakan lebih baik ketimbang tahun kemarin. Pihak penyelenggara mampu menggandeng beberapa perusahaan – perusahaan untuk membantu penyelenggaran Tour De Singkarak. Satu kelebihan dari Tour De Singkarak adalah etape balap sepeda yang memiliki pemandangan terindah yang pernah ada di muka bumi ini. Inilah diferensiasi utama dari Tour De Singkarak dari tour – tour sepeda lainnya didunia. Dalam Penyelenggarannya yang menginjak tahun ke-3, Tour De Singkarak diikuti oleh 225 pembalap sepeda yang terdiri dari 10 tim dalam negeri dan 15 tim luar negeri, diantaranya China, Belanda, Taiwan dan Inggris.

BAGAIMANA MENGEMBANGKAN TOUR SE SINGKARAK MENJADI SEBUAH INDUSTRI OLAHRAGA SEKALIGUS INDUSTRI PARIWISATA ?????????????????????

Dalam mengembangkan Tour De Singkarak menjadi sebuah Industri, maka kita dapat menggunakan strategi yang dijabarkan oleh maha guru strategi yaitu Micheal Porter, seperti yang dikutip oleh Hermawan Kartajaya, dkk ( 7 ; 2005), yaitu :
1.       Be a good host
Langkah strategi yang pertama ini bertujuan untuk menarik dan mengakuisisi pelanggan, yang dimaksud pelanggan dalam hal ini adalah mereka para atlet internasional maupun nasional agar mereka mau tampil di Tour De Singkarak, selain para atlet yang juga termasuk para pelanggan adalah mereka konsumen yang tertarik untuk menonton Tour De Singkarak, Para wartawan baik asing maupun nasional, dan tentu tidak tertinggal adalah para investor yang tertarik untuk menjadikan Tour De Singkarak menjadi sebuah ajang internasional yang diakui oleh dunia.  Untuk menjadi  tuan rumah yang baik maka diperlukan sebuah kolaborasi kohesif antara masyarakat setempat, kalangan bisnis, dan tentu pihak pemerintah. Tiga pelaku utama pemasaran Tour De Singkarak ini lah harus mampu mampu saling mengedukasi agar mereka menjadi knowledgable dan terus menyamakan persepsi dan gerak mengenai perlunya menarik pelanggan yang telah disebutkan diatas tadi. Dengan begitu diharapkan akan mendongkrak Tour De Singkarak dan tentu produktivitas daerah setempat dan akhirnya standar hidup masyarakat, disisi lain dengan kolaborasi kohesif ini aktivitas masyarakat, operasional bisnis dan kebijakan pemerintah daerah maupun pusat akan selaras dan saling menunjang sehingga akan terbentuk iklim yang baik yang mampu menarik pelanggan.

Bila kita melihat Tour De Singkarak tahun ke-3 ini, maka kita dapat melihat bagaimana pihak penyelenggara sudah mampu menciptakan kolaborasi tersebut. Pada akitivitas masyarakat, walaupun habis terkena gempa besar di Sumatera Barat, mereka bersikap welcome terhadap para pelanggan yang telah disebutkan diatas. Pihak pemerintah pun berantusias untuk menjadikan Tour De Singkarak menjadi sebuah ajang internasioanal berkelas, pihak pemerintah daerah telah membuat kebijakan – kebijakan yang mendukung kegiatan Tour De Singkarak, Pihak pemerintah pusat melalui kementerian pariwisata dan budaya pun tak tanggung – tanggung menganggarkan 4 Miliar Rupiah hanya untuk promosi Tour De Singkarak. Bagaimana dengan pihak dunia usaha ?? Pihak dunia usaha/bisnis pun sangat antusias dengan Tour De Singkarak, Jasa perhotelan pun berlomba – lomba menciptakan standar internasional untuk menyambut para pelanggan, Pihak Pemerintah menggandeng pihak PT KAI untuk memberikan sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi para atlet dengan menggunakan kereta legendaries “ Mak Item “ untuk mengangkut atlet ke garis start. Tidak hanya itu saja kehadiran Mak Item sangat membuat wartawan dan kalangan fotografer antusias memotretnya. Pihak Garuda Indonesia pun tidak tertinggal menyambut Tour De Singkarak, dengan mengadakn Fun Bike sebelum penyelenggaran Tour De Singkarak. Dari sinilah terlihat bagaimana kolaborasi yang terjadi antara masyarakat setempat, pemerintah dan tentu dunia usaha, kolaborasi ini terbukti telah mengundang para investor untuk bergabung, terbukti Amaury Sport Organization (ASO) dari Prancis yang selama ini telah menyelenggarakan event – event kelas dunia seperti Tour De France, Rally Dakkar dan lain – lain mau bergabung dengan Tour De Singkarak.

Walupun strategi “ Be a good host “ telah dijalankan oleh pihak penyelenggara namun strategi ini masih terus di tingkatkan untuk mewujudkan cita – cita menjadikan Tour De Singkarak seperti Tour De France. Karena masih panjang perjalanan Tour De Singkarak untuk menjadi Tour De France. Pihak pemerintah, dunia usaha dan masyarakat harus merapat lebih rapat lagi, menyamakan visi dan misi kembali untuk mewujudkan cita – cita tersebut.

2.       Treat your guest properly
Tujuan strategi kedua adalah untuk memuaskan pelanggan (Pelanggan yang dimaksud seperti yang telah dijabarkan diatas). Strategi ini haruslah mampu memperlakukan pelanggan sebagai mana semestinya, oleh karenannya pihak penyelenggara Tour De Singkarak harus mampu menggali  dan mengidentifikasikan keinginan dan ekspektasi para pelanggan dan secara responsif memenuhi keinginan tersebut.  Ada tiga hal yang harus diperbaiki oleh pihak penyelenggara Tour De Singkarak, yaitu :
a.      Liveability
Selama penyelenggaran Tour De Singkarak perbaikan – perbaikan liveability terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Pihak penyelenggara berusaha memperbaiki berbagai macam fasilitas umum dan layanan publik di daerah Sumatera Barat, khususnya daerah yang akan dijadikan etape dalam Tour De Singkarak.  Perbaikan – perbaikan fasilitas penginapan sangat terasa dalam penyelenggaran Tour De Singkarak ke-3 ini. Walaupun Padang habis terkena bencana gempa besar, namun pihak penyelenggara bersama masyarakat setempat mampu menciptakan lingkungan nyaman. Walupun memang masih banyak kekurangan dalam hal liveability, namun pihak penyelenggara berusaha dengan keras memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh federasi internasional balap sepeda, apalagi sejak tahun 2010, Tour De Singkarak menjadi kejuaran yang telah resmi masuk kalender tahunan Organisasi Balap Sepeda Dunia (UCI), sehingga pada penyelenggaraannya sudah masuk dalam agenda para pembalap sepeda dunia, dengan demikian mau tidak mau semua pihak yang harus bersatu memperbaiki liveability yang memang masih tertinggal bila dibandingkan event – event sejenis di Asia Tenggara atupun Dunia.
b.      Investability
Investability berkaitan dengan infrastruktur maupun tenaga kerja yang terampil, sehingga para investor khususnya dapat masuk dan bisa menjadi mitra dalam Tour De Singkarak. Dari segi Investability memang harus diakui Tour De Singkarak masih harus banyak yang diperbaiki, keadaan infrastruktur jalan raya yang merupakan sesuatu yang sangat penting dalam Tour De Singkarak masih harus diperbaiki. Belum permasalahan tenaga terampil yang harus mampu melayani para pelanggan baik internasional maupun nasional harus ditingkatkan. Selain dua masalah tersebut hal yang perlu diperhatikan adalah akses ke daerah – daerah wisata juga mesti diperbaiki oleh pihak penyelenggara. Sistem birokrasi dan regulasi pemerintah yang kondusif perlu dipertahankan dan bila perlu semakin singkat, khususnya bagi mereka yang merupakan warga asing yang ingin melihat atau berpartisipasi dalam Tour De Singkarak.
c.       Visitability
Visitability diperbaiki dengan menyediakan fasilitas transportasi dan terus meng-upgrade dan merevitalisasi etape – etape atupun tujuan – tujuan wisata yang ada di daerah setempat, membangun kemudahan serta menciptakan suasana aman dan nyaman bagi para pelanggan. Hal ini sudah dilakukan oleh pihak penyelenggara, penambahan 2 etape dalam Tour De Singkarak ke-3 ini merupakan sebuah contoh bagaimana pihak penyelenggara memperbaiki Visitability.  Namun apa yang dilakukan pihak penyelenggara tidak boleh hanya sampai disitu, perlu ditingkatkan untuk memperbaiki Visitability.
               
Untuk mengetahui apakah pelanggan Tour De Singkarak merasa puas , maka survei terhadap pelanggan Tour De Singkarak mulai dari atlet, pelatih, manajeman club dan atlet, wartawan, penonton dan investor perlu dilakukan disetiap akhir Tour De Singkarak.  Berdasarkan hasil survei tersebut maka pihak penyelenggara dapat merancang dan memperbaiki event Tour De Singkarak di tahun depannya.
               
3.       Building a home sweet home
Untuk menbangun “ rumah” yang nyaman bagi para pelanggan Tour De Singkarak maka pihak penyelenggara dan daerah yang dijadikan ajang Tour De Singkarak harus menyediakan wahana yang memadai bagi aktivitas para pelanggan tersebut.  Untuk itu semua yang terlibat dalam Tour De Singkarak harus serius menyediakan  infrastruktur.suprastruktur yang memadai untuk menunjang aktivitas operasional para pelanggan.

Strategi diatas merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan oleh pihak penyelenggara Tour De Singkarak. Para pelanggan Tour De Singkarak mulai dari atlet, pelatih, manajeman club atau atlet, wartawan, para penonton, investor merupakan faktor yang sangat penting dalam Tour De Singkarak. Ketika mereka merasa nyaman, merasa senang dan yang paling penting mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan dalam penyelenggaran Tour De Singkarak maka saya dapat memastikan bahwa mereka akan menjadi agen promosi ajang Tour De Singkarak melalui mulut ke mulut. Mereka akan bercerita kepada orang lain tentang pengalaman yang ia terima. Dari mulut ke mulut inilah nantinya Tour De Singkarak akan mendatangkan pelanggan – pelanggan baru yang akan berimbas kepada dunia industri baik olahraga maupun pariwisata di Indonesia dan Sumatera Barat pada khususnya. Salam olahraga !!!!!

Sumber Tulisan
Kartajaya, Hermwan dkk,  2005, Attracting Tourists, Traders, Investors, Jakarta ; PT Gramedia Pustaka Utama

Penulis : Joko Purnomo, SAB