Sabtu, 11 Agustus 2012

MANAJEMEN PEMASARAN OLAHRAGA I (SPORT MARKETING)


Indonesia yang memiliki potensi luar biasa dalam Industri Olahraga seharusnya dapat dimaksimalkan potensi tersebut dengan menggunakan strategi – strategi pemasaran produk industry olahraga. Istilah pemasaran olahraga di Indonesia akhir – akhir ini mulai banyak terdengar, khususnya untuk beberapa cabang olahraga yang popular di masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri masih sulit ditemukan teori mengenai manajemen pemasaran olahraga, bahkan untuk menemukan buku manajemen pemasaran olahraga di Indonesia sangat sulit sekali. Memang banyak buku manajemen pemasaran olahraga yang berbahasa asing, tapi belum bisa ditemukan di Indonesia. Belum lagi sampai saat ini belum ada satu pun penulis Indonesia yang mengeluarkan atau menerbitkan buku tentang manajeman pemasaran olahraga, kalaupun ada biasanya materi Manajemen Pemasaran olahraga dimasukkan ke dalam materi Manajemen olahraga. Untuk itu untuk kali ini saya akan membahas mengenai manajemen pemasaran olahraga sesuai dengan ilmu yang saya peroleh selama ini. Pada tulisan kali ini akan dibahas mengenai sejarah singkat pemasaran olahraga, definisi dan ruang lingkup pemasaran olahraga.


SEJARAH PEMASARAN OLAHRAGA

Sejarah pemasaran olahraga sangat sedikit sekali dilakukan pada masa lalu, berbeda dengan saat ini dimana kegiatan pemasaran olahraga hampir diterapkan pada produk baik berupa barang maupun jasa seperti event olahraga baik nasional, regional maupun internasional. Sama halnya dengan Industri olahraga yang menurut sejarah dikatakan bahwa olahraga memasuki masa Industri ketika Olimpiade Los Angeles tahun 1984, maka kegiatan pemasaran dalam olahraga juga dirintis pada saat Panitia Penyelenggara Olimpiade Los Angels 1984, yang saat itu diketuai oleh Peter Ueberroth. Dalam sejarah Olimpiade musim panas pembiayaan selalu didukung oleh Pemerintah masing – masing Negara yang menjadi Tuan Rumah pada saat itu. Dan untuk pertama kalinya pada tahun 1984 pihak panitia tidak meminta dukungan pemerintah untuk pertama kalinya namun Olimpiade 1984 dikelola sendiri secara bisnis yang pada akhirnya memperoleh keuntungan berjuta – juta dolar dan mengakibatkan adanya pertumbuhan ekonomi di Negara Amerika Serikat.

Di Indonesia sendiri kegiatan pemasaran olahraga dilakukan PSSI dalam rangka kompetisi LIGA yang dimulai pada tahun 1980, yang terakhir pada tahun 2002 dinamakan LIGA Bank Mandiri. Sedangkan untuk bola basket pertama kali kegiatan marketing olahraga pada tahun 1982 ketika kompetisi bola basket utama yang disingkat KOBATAMA. Dan sampai saat ini kegiatan pemasaran olahraga di Cabang Olahraga Basket merupakan yang terbaik di negeri ini mulai dari KOBATAMA, IBL dan sekarang NBL.  Langkah bola basket pada tahun 1982, diikuti oleh PB PBVSI dengan kompetisi LIGAPRO Bola Voli yang diberikan pada marketing agency PT M-LING, dan sampai saat ini PB PBVSI dengan Livoli dan Proliga nya tetap menggunakan kegiatan pemasaran olahraga. Kegiatan pemasaran olahraga tersebut kemudian diikuiti oleh cabang – cabang olahraga lainnya meskipun belum sebesar sepakbola, basket dan bola voli.

Pada saat ini kegiatan pemasaran olahraga di Indonesia sangat berkembang, Cabang Olahraga Sepeda memiliki Tour De Singkarak yang menerapkan konsep wisata + olahraga, atau Basket dengan NBL dan WNBL yang semakin menakjubkan, Bola Voli dengan Proliga dan Livolinya, ataupun kegiatan olahraga event internasional seperti Indonesia Super Series Premier yang telah menyihir masyarakat dunia dan mendapat pengakuan dati BWF sebagai event Badminton terbaik. Di produk barang Indonesia telah memiliki banyak barang yang memiliki kualiatas baik, LEAGUE sebagai salah satu merek asli Indonesia pun sudah mulai membuat gebrakan dengan alat olahraga, sepatu, ataupun pakaian – pakaian olahraga. Dan inilah yang terjadi saat ini kegiatan pemasaran olahraga sudah merupakan sebuah keharusan bagi mereka yang bergerak di bidang Industri Olahraga. Karena peranan yang sangat penting sebagai penarik konsumen agar mau membeli ataupun bisa dikatakan sebagai strategi dalam pengumpulan dana event olahraga internasional.


PENGERTIAN DAN DIFINISI PEMASARAN OLAHRAGA

Dalam dunia olahraga, khususnya di Indonesia istilah pemasaran (marketing) masih dikaitkan dengan penjualan. Padahal dalam hakikatnya pemasaran bukan hanya sekedar penjualan. Karena penjualan merupakan bagian kecil dari pemasaran itu sendiri. Selain itu hanya sedikit para pemasar olahraga yang benar – benar bisa dihitung dengan jari, kebanyakan para pemasar olahraga yang ada pun lebih bukan berasal dari bidang pemasaran, sehingga yang terjadi adalah banyak dari mereka yang masih menggunakan konsep atau strategi pemasaran yang seharusnya sudah tertinggal.

Dunia pemasaran telah memasuki babak 3.0, dimana tujuan dari pemasaran itu sendiri adalah menjadikan dunia yang lebih baik. Bila pada pemasaran 1.0 tujuannya adalah menjual produk, dan pemasaran 2.0 tujuannya adalah Memuaskan dan Mempertahankan Konsumen, maka pada pemasaran 3.0 yang sedang dan akan terjadi tujuannya lebih kearah itu yaitu menjadikan dunia lebih baik. Ada unsur Spritual dalam marketing 3,0 bukan hanya fungasional dan emosional saja seperti pada pemasaran 1,0 dan 2,0. Dalam marketing 3,0 dipicu oleh nilai – nilai, pemasar tidak lagi memperlakukan orang semata – mata sebagai konsumen, namun melakukan pendekatan dengan memandang mereka sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan pikiran, hati, dan spirit. Semakin banyak konsumen yang berusaha mencari solusi terhadap kegelisahan mereka untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Dalam dunia yang penuh kebingungan, konsumen akan mencari produsen yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam bidang sosial, ekonomi, dan keadalian lingkungan pada misi, visi dan nilai – nilainya. Dalam produk dan jasa yang dipilihnya, konsumen tidak hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional namun juga pemenuhan spirit.

Dalam buku – buku Manajeman Olahraga di Indonesia yang mengulas tentang Manajeman Pemasaran Olahraga, banyak yang mendefinisikan Pemasaran hanya sebagai proses Perencanaan, Pemberian Harga, Promosi dan Pendistribusian Ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan Tujuan Organisasi. Bila melihat definisi tersebut adalah definisi Pemasaran Yang Dikeluarkan American Marketing Association yang dikeluarkan pada tahun 1994. Sementara dunia pemasaran adalah dunia yang memiliki perubahan yang sangat cepat. Pada Paragraf ke-dua sudah dijelaskan tentang perubahan yang terjadi dalam dunia pemasaran. Sehingga dalam tulisan ini, penulis cenderung menggunakan definisi pemasaran yang dikeluarkan oleh Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Iwan Setiawan pada tahun 2010. Dimana mereka mendefinisikan pemasaran sebagai harmonisasi identity, integrity dan image, dengan kata lain Pemasaran adalah perihal mendefinisikan dengan jelas identitas unik Anda dan memperkuatnya dengan integritas yang otentik untuk membangun citra yang kuat .(2010 ; 47).

Sementara Pemasaran Olahraga dapat didefinisikan sebagai perihal mendefinsikan dengan jelas identitas unik dalam sebuah Produk Olahraga dan memperkuatnya dengan integritas yang otentik untuk membangun citra produk yang kuat.  Dari definisi pemasaran olahraga tersebut pemasaran olahraga harus didefinisikan kembali sebagai segitiga dari merek, positioning dan diferensiasi dengan dilengkapi dengan brand identity, brand integrity dan brand image. Di dunia yang konsumennya horizontal, merek tidak berarti apa – apa jika hanya mengartikulasikan positioningnya. Merek mungkin memiliki identitas yang jelas dalam benak konsumen, namun tidak selalu identitas yang baik. Positioning adalah pernyataan yang tegas dan menyadarkan konsumen agar berhati – hati terhadap merek yang tidak otentik. Sementara diferensiasi merupakan DNA merek yang mencerminkan integritas merek sebenarnya. Diferensiasi adalah bukti kuat bahwa merek menyampaikan apa yang dijanjikan kepada konsumen. Diferensiasi yang bersinergi dengan positioning secara otomatis akan menciptkan Brand Image yang baik.

Identitas merek berkisar mengenai positioning merek Anda di dalam benak konsumen. Positioning haruslah unik, sehingga merek Anda didengar dan diperhatikan oleh pasar. Positioning juga harus relevan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dilain pihak, integritas merek berkisar mengenai menepati apa yang dinyatakan melalui positioning dan diferensiasi merek. Itu adalah tentang bagaimana menjadi kredibel, menepati janji dan menciptakan kepercayaan konsumen terhadap merek Anda. Target dari brand integrity adalah spirit konsumen. Terakhir Brand Image adalah tentang mendapat bagian yang kuat dari emosi konsumen. Brand Value Anda harus menarik bagi kebutuhan dan keinginan emosional, melebihi fungsi dan fitur produk itu sendiri.


Sebagai contoh adalah NBL Indonesia yang memposisikan diri sebagai “ You + Us = We “. Diferensiasinya terletak pada bagaimana NBL Indonesia mampu memberikan sebuah konsep liga professional di Tanah Air yang mendekatkan Para Penonton/Konsumen (Pencinta Basket) dengan para atlet baik di dalam maupun di luar lapangan dengan konsep acara yang mereka buat. Diferensiasi  ini lah yang mampu mencerminkan integritas merek NBL Indonesia sebenarnya, NBL Indonesia memberikan bukti kuat kepada para Penonton/Konsumen tentang janjinya “ Kamu (Penonton/Konsumen) ditambah Kami (Atlet Basket Yang Berlaga Selama NBL) sama dengan Kita (Melebur Menjadi Satu NBL Indonesia) “. Dengan telah terpenuhinya janji merek dalam hal ini NBL Indonesia kepada para konsumen dengan sendirinya Brand Image akan positif di kalangan konsumen. Bentuk Diferensiasi NBL Indonesia dapat dilihat dari para atlet dan penonton selama Kompetisi NBL Indonesia berlangsung selalu diadakan Games diantara mereka untuk saling mendekatkan baik di lapangan atau di arena pertandingan, hal itu juga bisa tergambar dari kegiatan – kegiatan NBL Indonesia di luar lapangan seperti memberikan pelatihan langsung kepada para pelajar, kegiatan sosial, ataupun kegiatan peduli terhadap lingkungan. Atlet Basket NBL Indonesia langsung terjun ke masyarakat, dan para penonton juga diajak terjun langsung untuk bertemu dan bermain dengan para idolanya. Inilah keberhasilan NBL Indonesia dalam menentukan identitas mereknya, NBL Indonesia berhasil didengar dan diperhatikan para konsumennya, NBL Indonesia berhasil memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumennya dan akhirnya NBL Indonesia mampu menentukan identitas mereknya. Dari itu semua dapat disimpulkan bahwa NBL Indonesia memiliki kredibilitas, Menepati Janji dan Menciptakan kepercayaan konsumen. Brand Value berhasil memenuhi kebutuhan dan keinginan emosional para konsumennya bukan hanya sekedar melihat pertandingan basket semata.

RUANG LINGKUP PEMASARAN OLAHRAGA

Mullin (1985) mengatakan bahwa manajeman pemasaran adalah bagian manajeman olahraga yang paling dinamis dan yang paling mengesankan, karena pemasaran olahraga ruang lingkupnya adalah Promosi, Pengiklanan, Penjualan dan Hubungan Masyarakat. Ada empat hal yang menjadi perhatian Mullin dalam pemasaran olahraga, diantaranya :

  •         Olahraga adalah sesuatu yang tidak nyata dan sangat subyektif, oleh karena kesan, pengalaman, dan penafsiran terhadap even olahraga beragam dari orang per orang.
  •    Olahraga adalah sesuatu yang tidak konsisten dan tidak dapat diramalkan, karena kemungkinan cederanya atlet, keadaan emosi pemain, momentum regu, dan keadaan cuaca.
  • .     Olahraga adalah barang yang cepat usang, oleh karena even olahraga yang sedang dipertandingkan adalah apa yang penonton ingin lihat.
  • .      Olahraga melibatkan emosi.

Dari empat hal yang menjadi perhatian pemasaran olahraga menurut Mullin terlihat sangat jelas bahwa Mullin hanya melihat Produk Olahraga adalah even olahraga, padahal belum tentu bila produk olahraga tersebut berupa barang empat perhatian Mullin akan berlaku.

Mullin telah mengatakan bahwa ruang lingkup pemasaran olahraga terdiri dari Promosi, Pengiklanan, Penjualan dan Hubungan Masyarakat. Empat Ruang Lingkup Pemasaran Olahraga yang dikatakan Mullin memang belum dapat menjawab hakikat pemasaran olahraga yang telah berubah, untuk itu dalam tulisan ini ruang lingkup pemasaran olahraga meliputi ;

Strategi Pemasaran Olahraga
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, dalam ruang lingkup strategi pemasaran olahraga ada tiga konsep yang harus diperhatikan diantaranya Communitization, Confirmation dan Clarification.

Taktik Pemasaran Olahraga
Taktik adalah rentetan dari pelaksanaan pekerjaan dari suatu strategi, agar mencapai tujuan, dalam ruang lingkup taktik pemasaran olahraga ada enam konsep yang harus diperhatikan diantaranya Codification, Co-Creation, Currency, Communual Activation, Conversation dan Commercialization.

Value Pemasaran Olahraga
Value adalah kemapuan yang dapat diberikan Produsen kepada Konsumen untuk memuaskan konsumen itu sendiri. Dalam ruang lingkup Value yang harus diperhatikan antara lain Character , Care dan Collaboration.

Bila kita dari sudut pandang Produk Industri Olahraga, maka yang menjadi ruang lingkup pemasaran olahraga antara lain : sarana dan prasarana yang diproduksi, diperjualbelikan dan/atau disewakan, barang – barang olahraga seperti peralatan dan perlengkapan olahraga, dan Jasa penjualan kegiatan olahraga.


Untuk pembahasan mendalam tentang ruang lingkup pemasaran olahraga akan dibahas pada oleh Manajeman Pemasaran Olahraga II.

Sumber Tulisan :

Prof. Dr. Harsuki , M.A dalam bukunya “ Pengantar Manajeman Olahraga “ ; 2012

Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, Iwan Setiawan dalam bukunya “ Marketing 3,0 “ ; 2010


Penulis : Joko Purnomo, SAB



Sabtu, 09 Juni 2012

PROLIGA 2012 BELUM ADA YANG BERUBAH (MELIHAT PROLIGA DARI SUDUT PANDANG INDUSTRI OLAHRAGA)

Pertama kali Proliga 2012 bergulir ada sebuah harapan dengan adanya sponsor baru, namun sampai akhir Proliga 2012 selesai hari ini tidak ada perubahan dan justru monoton bila dilihat dari sudut pandang Industri Olahraga. Hanya ada tiga liga olahraga professional di Indonesia yang memiliki potensi industri olahraga luar biasa besarnya yaitu NBL/WNBL di Basket, LPI dan ISL di sepak bola dan terakhir adalah Proliga di bola voli. Diawali diselenggarakan Proliga di Indonesia sampai dengan tahun 2008, liga professional ini menjadi salah satu yang menarik perhatian masyarakat Indonesia, bahkan menjadi liga yang memiliki jumlah penonton terbanyak setelah sepak bola. Setiap pertandingan yang disinggahi proliga Gelanggang Olahraga akan dipadati oleh penonton setia bola voli. Tapi tiga tahun terakhir ini trend penonton Proliga bisa dikatakan menurun, walaupun setiap Grand Final Proliga selalu ramai tetapi Istora Senayan tidak sepenuh pada saat Proliga pertama kali digelar hingga tahun 2008. Sebenarnya moment membangkitkan kembali Proliga di masyarakat sangat tepat pada tahun ini, alasannya adalah dengan sponsor baru seharusnya ada yang baru juga dari Proliga, namun sayang pihak penyelenggara tidak maksimal memanfaatkan peluang ini. Proliga tahun 2012 mempertandingkan 126 pertandingan di 12 kota merupakan sebuah peristiwa yang bila dimanfaatkan secara maksimal akan melahirkan sebuah industry yang besar bagi Bola Voli Indonesia.


Tahun ini bisa saya katakan sebagai tahun kemunduran dari Proliga dari sisi Pengelolaan Liga berbasis Industri Olahraga. Untuk melihat kemunduran itu dapat dilihat dari analisis indikator industri olahraga seperti ; Administrasi, Komersil, Dagang, Ekonomi, Teknologi dan Sosial. Untuk lebih jelasnya akan dibahas berdasarkan indikator tersebut.

1.Administrasi
Administrasi berkaitan dengan sistem administrasi selama event proliga berlangsung. Memang sulit untuk melihat bagaimana sebenarnya sistem administrasi keuangan dari Proliga, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki dalam Proliga kali ini bila dilihat dari sistem administrasi antara lain :
a.Pindahnya salah satu pelatih dari satu tim ke tim lain di Proliga ditengah berlangsungnya kompetisi.
b.Adanya laporan salah satu club yang tidak ikut Proliga ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI), karena adanya masalah tiga pemain yang digunakan oleh salah satu klub di Proliga tidak sah.
Dua hal diatas sangat jelas kaitanya dengan administrasi baik pelatih maupun pemain. Ketika permasalahan ini menjadi konsumsi public maka secara langsung akan mengurai sebuah nilai dari event proliga tersebut. Penulis pada tulisan – tulisannya sebelumnya tentang event Proliga sering mengatakan bahwa Proliga dalam hal administrasi pemain sangat buruk, hal ini dikarenakan mudahnya para pemain pindah ke klub lain dalam Proliga. Perbaikan tentang sistem administrasi ini sangat membantu dalam hal penyelenggaraan Proliga itu sendiri dan tentu dalam Industri Olahraga Bola Voli di Indonesia.

2.Komersil, dagang dan Ekonomi
even Dalam Indikator Dagang, komersil dan ekonomis akan dilihat dari jumlah sponsor, jumlah penonton, Seberapa banyak Stasiun Televisi yang membeli hak siar, dan tentu juga dilihat dari strategi – strategi bisnis yang digunakan oleh Proliga. Proliga 2012 sebenarnya dapat dijadikan sebuah pembaharuan dalam event Proliga dengan sponsor utama yang baru, setelah 10 tahun Proliga menggunakan sponsor produk rokok, maka setelah kontrak habis 10 tahun Proliga menggandeng salah satu institusi pendidikan di Indonesia untuk menjadi sponsor. Perubahan ini merupakan sebuah kemajuan besar dalam event Proliga untuk dapat mengadakan event tanpa sponsor rokok. Perubahan sponsor utama ini seharusnya dijadikan sebuah momentum untuk membangkitkan kembali dunia voli di Indonesia. Harus diakui bahwa popularitas bola voli di Indonesia mulai turun, bila dulu setiap komplek atau RT/RW memiliki lapangan dan pertandingan bola voli setiap sore maka untuk saat ini hal itu sulit untuk ditemukan. Anak – anak muda juga sudah banyak meninggalkan olahraga yang satu ini, mereka lebih tertarik kepada bola basket ataupun sepak bola, padahal di tahun 2000-an s.d 2008-an banyak kompetisi bola voli tingkat sekolah.

Menurunnya popularitas bola voli ini sebenarnya dapat di antisipasi dengan event – event Proliga dengan menggunakan segmentasi anak muda dalam event ini. Namun saya belum melihat bagaimana pihak penyelenggara menyusun sebuag strategi dalam event sekelas Proliga. Jumlah sponsor Proliga yang lebih sedikit tahun ini menandakan adanya kemunduran dalam hal industry olahraga. Tidak adanya strategi Industri Olahraga dalam event ini akhirnya berimbas pula pada jumlah penonton. Jumlah penonton yang cukup rtamai tapi tidak seramai tahun – tahun sebelumnya menandakan adanya penurunan daya saing proliga dengan event – event liga professional lainnya di Indonesia. Dampak sedikitnya sponsor dan penonton ini akhirnya berimbas juga ke siaran langsung Proliga 2012, TV ONE yang setiap tahun menayangkan setiap minggungnya, tahun ini hanya menyajikan siaran langsung pada Final Four dan Grand Final saja. Hal ini diperparah tidak adanya situs resmi yang menyajikan langsung hasil – hasil pertandingan atau peristiwa – peristiwa lainnya yang terjadi selama Proliga berlangsung, hanya komunitas Volimania saja melalui Twitter dan Situs Resminya yang menyajikan laporan Proliga, tapi pihak panitia tidak punya situs resmi.

Strategi Proliga 2012 masih sangat jauh dari sebuah liga professional yang berbasis Industri Olahraga. Penyelenggara sudah saatnya membuat sebuah konsep liga bola voli yang berbasis Industri Olahraga, buatlah segmentasi siapa ?, target market siapa ? Positioning seperti apa ? Diferensiasinya seperti apa ? Marketing Mix nya bagaimana ? Service ke para penggemar voli atau penonton seperti apa ? Branding-nya bagaimana ? dan strategi industry olahraga lainnya. Untuk tahun ini banyak para masyarakat yang menyatakan susah untuk mencari info Proliga 2012.

3.Teknologi
Indikator teknologi mengarah kepada cara untuk memperoleh mutu yang baik, mulai dari segi produk utama dalam sebuah olahraga yaitu olahraga itu sendiri, kegiatan – kegiatan pendukung lainnya yang masih dalam ruang lingkup penyelenggaran dalam cabang olahraga tersebut. Dan yang paling penting dalam indikator ini adalah peran orang – orang yang ahli dalam bidangnya, untuk tahun ini indikator teknologi juga akan melihat sisi situs resmi/penggunaan media internet dari setiap Proliga 2012 berlangsung. Produk utama dari Proliga adalah Pertandingan – pertandingan Bola Voli, secara kualitas Proliga 2012 dilihat dari segi permainan memang menunjukan kualitas yang baik bila dibandingkan tahun lalu, namun kualitas yang baik ini sangat susah diketahui oleh masyarakat luas karena susahnya masyarakat mendapatkan informasi tentang Proliga 2012. Dilihat dari kegiatan pendukung Proliga masih monoton, memang ada hiburan setiap pergantian pertandingan, namun konsep acara yang disajikan sangat monoton dari tahun ke tahun. Semuanya ini bisa menjadi sebuah indikator bahwa Proliga tahun 2012 tidak dipegang oleh orang yang berkualitas dalam pengelolaan event proliga. Dampak nyatanya dapat dilihat dari indikator komersil, dagang dan ekonomi. Dalam hal penggunaan teknologi, Proliga sangat jauh tertinggal. Seharusnya pengelola proliga mampu membuat situs resmi proliga dengan menampilakan fitur – fitur seperti Profil pemain dan club, jadwal dan hasil pertandingan, berita terkini, dan fitur – fitur lainnya yang biasanya ada dalam situs resmi event olahraga.

4.Sosial
Dalam industry olahraga tidak melulu membicarakan keuntungan yang bersifat financial, tapi keuntungan bagi masyarakat sekitar harus juga diperhatikan. Bila dilihat secara indikator social Proliga masyarakat masih belum mendapatkan sebuah keuntungan social dari event ini. Sebagai contoh event liga yang berhasil hingga ke indikator social adalah NBL/WNBL dimana mereka selalu memperhatikan kelompok masyarakat di kota yang menjadi Tuan Rumah. Mulai dari panti asuhan, rumah singgah, panti jompo, kegiatan donor darah ataupun kegiatan Car Free Day di kota yang disinggahi. Dilihat dari sisi Event itu sendiri akan memiliki sebuah value yang tinggi di mata penggemar atau masyarakat dengan melaksanakan kegiatan – kegiatan social.

Indikator social lainnya yang dapat dijadikan penilaian adalah bagaimana Proliga dapat dijadikan sebuah moment untuk memperkenalkan Bola Voli ke anak – anak muda, datang ke sekolah memberikan pelatihan walaupun hanya sebentar, atau ke kampong/RT/RW di salah satu kota yang menjadi tuan rumah seri Proliga dengan tujuan untuk memasyarakatkan kembali bola voli di Indonesia. Hal – hal seperti inilah yang seharusnya dapat dilakukan oleh pihak penyelenggara Proliga untuk menjemput bola kepada masyarakat.

5.Tujuan Penyelenggaraan Olahraga Nasional
Ada delapan hal yang harus diperhatikan dalam indikator ini antara lain ;
a.Demokratis, tidak diskriminatif, dan menjunjung tinggi nilai keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan bangsa.
b.Keadilan sosial dan kemanusian yang adil dan beradab
c.Sportivitas dan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika
d.Pembudayaan dan keterbukaan.
e.Pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi masyarakat.
f.Pemberdayaan peran serta masyarakat.
g.Keselamatan dan keamanan
h.

Keutuhan jasmani dan rohani.

Dari delapan point ini hanya point “ Pemberdayaan peran serta masyarakat “ yang belum optimal dilakukan oleh Proliga 2012, pemberdayaan masyarakay dapat dilakukan seperti pada indikator ‘ social “ yang telah dijabarkan diatas. Dengan bergantinya sponsor dari Perusahaan Rokok ke Institusi Pendidikan merupakan perubahan yang sangat baik dilakukan oleh Penyelenggara Proliga dalam pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi masyarakat.

Dari lima indikator ini memang dapat dilihat hamper semuanya terdapat permasalahan dalam Proliga 2012. Dari sini seharusnya pihak penyelenggara dapat mengevaluasi Proliga 2012 untuk memantapkan merencanakan konsep Proliga 2013 dengan berbasis Industri Olahraga. Mulai lah melihat bagaimana sebuah industry olahraga tidak hanya melibatkan pihak penyelenggara dan club yang ikut saja, namun masyarakat sekitar harus pula merasakan dampaknya dari event Proliga ini. Buatlah strategi Marketing dengan melakukan riset pasar tentang konsumen Bola Voli di Indonesia, karena dengan ini akan didapatkan bagaimana profil dari para pencinta voli Indonesia. Dari segi admnistrasi buatlah regulasi dalam hal perpindahan atlet dari club satu ke club lain, sehingga permasalahan yang terjadi seperti saat ini tidak terulang. Bola voli adalah salah satu cabang olahraga di Indonesia yang memiliki potensi yang luar biasa potensinya, jadi sudah saatnya para stakeholder bola voli di Indonesia mengkonsep sebuah event sekelas Proliga dengan memaksimalkan peluang tersebut.

Maju Terus PROLIGA,, Maju terus VOLI INDONESIA
Salam Olahraga !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Penulis ; Joko Purnomo, SAB

Jumat, 18 Mei 2012

INDUSTRI OLAHRAGA REKREASI SEBUAH POTENSI YANG LUAR BIASA DIMILIKI INDONESIA

Olahraga dan pariwisata merupakan satu kesatuan, Dalam olahraga kita mengenal istilah Olahraga Rekreasi . Olahraga Rekreasi diarahkan untuk memasalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan dan hubungan social. Dalam Grand Design Pembangunan Olahraga Nasional Tahun 2010 – 2024 bidang olahraga rekreasi sangat jelas bahwa olahraga rekreasi memiliki kaitan erat dengan industri olahraga baik dalam misi, tujuan dan sasaran. Salah satu misi yang terkait adalah “ Menumbuh kembangkan sanggar – sanggar dan mengaktifkan perkumpulan olahraga masyarakat serta menyelenggarakan event festival olahraga rekreasi yang berjenjang dan berkelanjutan pada tingkat daerah, nasioanal dan internasional “. Dalam Grand Design Pembangunan Olahraga Nasional Tahun 2010 – 2014 bidang Olahraga Rekreasi, Tujuan Olahraga Rekreasi tiga diantaranya sangat erat kaitanya dengan industry olahraga ;

1.Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung pembinaan olahraga rekreasi.
2.Meningkatkan pola kemitraan dan industry olahraga rekreasi.
3.Mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan Masyarakat.

Sementara dalam sasaran point ke-3 dalam Grand Design Pembangunan Olahraga Nasional Tahun 2010 – 2014 bidang Olahraga Rekreasi sangat jelas kaitanya dengan industry olahraga yaitu ‘ Meningkatkan pola kemitraan dan industry olahraga rekreasi, mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatnya kesehatan dan kebugaran jasmani, membudayakan olahraga. Dengan melihat itu semua sebenarnya sangat tergambar dengan jelas bahwa dalam olahraga rekreasi akan selalu berdampingan dengan industry olahraga. Event olahraga rekreasi merupakan salah satu bagian dari ruang lingkup industry olahraga. Indonesia dengan memiliki sumber daya alam yang sungguh tiada duanya merupakan potensi yang sangat baik untuk menjadi tuan rumah even – event internasional olahraga rekreasi.

Industri Olahraga Rekreasi memang belum maksimal digarap oleh Indonesia, hal ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya :
1.Lemahnya koordinasi dalam semua lini, baik dalam penanganan industry olahraga dan pembinaan olahraga baik tingkat pusat maupun daerah.
2.Sumber Daya Manusia pelaku olahraga rekreasi masih belum professional, karena pemahaman dan implementasi UU No 3 Tahun 2005 tentang SKN beserta PP nya belum optimal. Hal lain yang berhubungan dengan SDM adalah kualitas dan kuantitas tenaga keolahragaan belum memadai dan penyebarannya yang tidak merata.
3.Budaya olahraga di masyarakat masih lemah.
4.Gaya Hidup perkotaan yang mengurangi kecukupan gerak.
5.Belum adanya kebijakan tata ruang yang mengakomodasi prasarana dan sarana olahraga.
6.Kurangnya pendidikan dan pengetahuan tentang keolahragaan di masyarakat menyebabkan pemahaman masyarakat yang masih cenderung menganggap bahwa olahraga adalah perolehan medali, bukan kebugaran jasmani.
7.Hubungan dan kemitraan antar lembaga belum terjalin secara optimal
8.Belum adanya sinergi program dengan dan antar lembaga terkait.

Kedelapan faktor penghambat berkembangnya industry olahraga rekreasi memang harus segera dicarikan solusi permasalhannya, Pemerintah sebenarnya telah mengelurkan strategi dalam ruang lingkup olahraga rekreasi yang tercantum dalam RPJP Keolahragaan Nasional 2010 – 2025 diantaranya :

1.Peningkatan SDM Olahraga Rekreasi dengan cara pembinaan, pengembangan dan peningkatan ketrampilan melalui pelatihan, Jaminan keselamatan bagi SDM Olahraga Rekreasi, dan Peningkatan karir, pelayanan kesejahteraan, bantuan hukum dan penghargaan.
2.Penguatan sistem dan Kelembagaan Olahraga Rekreasi dengan pengembangan IPTEK secara berkelanjutan. Adanya pembagian tanggung jawab antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat atas perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengawasan prasarana olahraga kreasi. Adanya kewajiban bagi Badan Usaha yang bergerak dibidang pembangunan, perumahan dan pemukiman dalam menyediakan prasarana olahraga rekreasi sebagai fasitas umum dengan standard kebutuhan yang ditetapkan oleh pemerintah. Setiap orang dan Badan Usaha wajib memperhatikan standar teknis sarana olahraga rekreasi dari cabang olahraga yang bersangkutan.

Memang kedua solusi itu sangat membantu dalam mengembangkan industry olahraga rekreasi dalam tataran mengubah persepsi masyarakat tentang olahraga rekreasi itu sendiri karena keduanya dalam tahap sebagai sarana edukasi ke masyarakat dalam olahraga rekreasi. Belum terjawab permasalahan bagaimana agar tujuan “ meningkatkan pola kemitraan dan industry olahraga rekreasi “, sekali lagi kemasan dari industry olahraga rekreasi itu sendiri harus mampu menarik konsumen untuk memanfaatkan semua fasilitas industry olahraga rekreasi di Indonesia. Ada beberapa dua faktor utama yang menjadikan Indonesia sangat menarik dalam mengembangkan industry olahraga rekreasi, diataranya ;

1.Jumlah penduduk Indonesia yang besar.
Indonesia yang memiliki penduduk 230 juta lebih merupakan pasar potensial yang besar, hal ini ditambah dengan kawasan Indonesia yang strategis menyebabkan banyaknya orang asing yang dapat dijadikan target market dalam industry olahraga rekreasi di Indonesia.
2.Kekayaan Alam dan sumber daya alam Indonesia merupakan modal yang sangat berharga dalam mengembangkan industry olahraga rekreasi.
Laut, Pantai, Gunung, Hutan dan Kekayaan alam lainnya yang ada di Indonesia merupakan potensi yang merupakan diferensiasi dari Negara lain yang ada di dunia. Hot Spot untuk menyelam atau untuk wisata gunung sangat banyak di Indonesia.

Kedua faktor utama ini merupakan modal besar dalam pengelolaan industry olahraga rekreasi di Indonesia, namun dari faktor penghambat, solusi yang diberikan pemerintah hingga faktor pendukung belum menjawab bagaimana seharusnya Pemerintah Indonesia memiliki strategi untuk menjadikan potensi industry olahraga rekreasi secara optimal. Oleh karenanya ada beberapa startegi yang dapat dilakukan diantaranya :

1.Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah mulai mengidentifikasi dan mendata potensi yang dimiliki Indonesia dalam pengembangan industry olahraga di Indonesia.

2.Mengidentifikasi pelanggan industry olahraga rekreasi, Pelanggan itu terdiri dari : a. Penduduk dan masyarakat daerah/ Indonesia. b.Trader, Tourist, Investor baik dari dalam maupun luar. c.Talent (SDM Berkualitas) , Developer (Pengembang), Organizer (Event Organizer)

3.Pemerintah Daerah harus mampu memasarkan potensi yang dimilikinya, memasarkan daerah berarti medesain suatu daerah agar mampu memenuhi dan memuasakan keinginan dan ekspetasi pelanggan. Ada Tiga Langkah yang dikemukan oleh Michael Porter dalam menarik pelanggan atau sumber daya terbaik ;

a.Be a Good Host
Langkah pertama ini memiliki peran dalam upaya menarik dan mengakusisi pelanggan. Untuk menjadi tuan rumah yang baik harus ada kolaborasi kohesif antara masyarakat, entrepreneurs, dan pemerintah. Mereka bertiga harus sama – sama saling mengedukasi agar mereka menjadi knowledgable dan terus menyamakan persepsi dan gerak mengenai perlunya menarik pelanggan.

b.Treat Your Guest Properly
Langkah kedua ini memiliki fungsi untuk memuaskan pelanggan. Indonesia atau daerah harus mampu mengidentifikasi keinginan dan ekspetasi pelanggannya. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dan mau tidak mau harus dilaksanakan :
1.Liveability
Liveability Indonesia/daerah dapat ditingkatkan dengan menjamin kompetitifnya biaya hidup, memperbaiki fasilitas umum dan layanan public, menekan tingkat kriminalitas dan menciptakan lingkungan yang nyaman.
2.Investability
Investabilityditingkatkan dengan cara menyediakan tenaga kerja terampil yang memadai, tersu memperbaiki infrastrktur dan fasilitas produksi, menjamin tetap menariknya peluang investasi, akses bagi pelanggan, sistem birokrasi dan regulasi yang kondusif.
3.Visitability
Visitability diperbaiki dengan menyediakan fasilitas transportasi akomodasi yang kompetitif, terus meng-upgrade dan merevitalisasi tujuan – tujuan yang dijadikan industry olahraga rekreasi dan tempat wisata, membangun kemudahan serta menciptakan suasana aman dan nyaman.

c.Building a Home Sweet Home
Building a Home Sweet Home adalah upaya mempertahankan pelanggan. Untuk membangun rumah yang nyaman bagi pelanggan maka Indonesia/daerah harus mampu menyediakan wahana yang memadai bagi aktivitas mereka.

4.Melakukan survey pelanggan, berdasarkan survey ini dapat digunakan dalam merancang program customer satisfaction dan memantau kinerja dalam memenuhi ekspetasi pelanggan.

5.Indonesia/daerah harus mulai menggeser pendekatannya dalam hal pengelolaan dan pengembangan industry olahraga rekreasi dari pendekatan birokratis ke pendekatan strategic entrepreneurial. Bedanya adalah bahwa dengan pendekatan strategic entrepreneurial bersifat pragmatis karena berorientasi hasil dan peka terhadap peluang, selalu focus pada kebutuhan dan ekspetasi konstituennya, dan yang tidak kalah penting adalah pendekatan ini responsive terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan makro. Berbeda dengan Birokrasi yang selalu berorintasi pada prosedur dan atruan baku birokrasi yang justru menyebabkan Indonesia/daerah kehilangana kepekaan terhadap kebutuhan konstituennya. pendekatan strategic entrepreneurial dituntut memenuhi tiga elemen yaitu ;

a.Penetapan VISI, MISI dan Tujuan jangka panjang Industri Olahraga Rekreasi di Indonesia dan daerah.
b.Upaya membangun budaya entrepreneurial ke segenap SDM Industri olahraga Rekreasi.
c.Perumusan Startegi Daerah yang solid.

Industri olahraga rekreasi di Indonesia belum digarap secara maksimal, padahall bila ini digarap secara maksimal dengan memiliki visi yang sama baik pemerintah pusat dan daerah saya yakin penghasilan devisa negeri ini akan besar. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan sebuah Alam yang sangat indah dengan segala potensinnya, termasuk didalamnya potensi industry olahraga rekreasi. Anugerah itu sudah saatnya kita berdayagunakan untuk kemakmuraan rakyat negeri ini melalui Industri Olahraga Rekreasi. Tulisan ini dibuat dalam rangka perhelatan olahraga internasional Interhash 2012 yang akan diselenggarakan di Magelang dan Yogyakarta pada 25 s.d 27 Mei 2012. 4.660 peserta dari 50 negara dijadwalkan akan ikut serta dalam event olahraga lintas alam non kompetisi antar Negara kalau orang Indonesia bilang “ Grak Jalan Santai “ . Kesempatan menjadi tuan rumah yang ke-3 kalinya ini sangatlah pantas dijadikan sebuah moment kebangkitan Industri Olahraga Rekreasi dan tentu sebagai sarana untuk mempromosikan Indonesia ke khalayak umum di dunia. Ketika pemilihan tuan rumah ini dilakukan pada tahun 2010 di Kuching Malaysia, ada seorang wartawan luar negeri yang mengatakan “ Lebih Luas Mana lapangan Bulutangkis atau Candi Boribudur ?? “ bukan hanya itu saja ternyata banyak yang tidak tahu tentang Indonesia. Jadi sudah pantaslah Industri olahraga Rekreasi dijadikan salah satu cara untuk mempromosikan Indonesia.

Penulis : Joko Purnomo, SAB


Kamis, 17 Mei 2012

DIMANA KEUNTUNGAN INDONESIA DENGAN SEMAKIN BANYAKNYA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) ASING


Indonesia sedang dijadikan sebuah medan magnet dalam klub – klub elit sepekbola dunia, hal ini dikarenakan sedang tumbuhnya minat anak – anak Indonesia untuk berlatih sepakbola akibat efek domino dari globalisasi sepakbola. Hampir disetiap stasiun televisi Indonesia pertandingan sepak bola baik nasional maupun internasional menjadi program dari mereka. Akibatnya adalah jutaan anak Indonesia kini melihat sepak bola tidak hanya sebatas permainan, namun juga profesi yang menjanjikan di masa depan. Banyak dari anak Indonesia yang bermimpi menjadi Lionel Messi, Christian Ronaldo, atau Bambang Pamungkas, tenar, dielu – elukan dan bergelimang uang. Inilah keadaan yang terjadi di Indonesia.


Peluang yang cukup menarik ini telah dilihat oleh klub – klub untuk mendirikan Sekolah Sepak Bola atau Akademi Sepakbola, dan saat ini telah muncul bak jamur SSB di Indonesia baik dari klub lokal maupun klub asing yang mulai mengincar Indonesia. Klub asing ini sadar bahwa Indonesia adalah sebuah lahan yang subur untuk urusan sepak bola. Setelah sebelumnya sukses mengguyur pasar Indonesia dengan siaran langsung liga eropa dan produk – produk merchandise, kini saatnya mereka “ Menjual “ tehnik bermain sepak bola melalu SSB atau Akademi Sepak Bola. Berikut ini kami sajikan beberapa SSB asing di Indonesia


ARSENAL
Mitra Lokal PT Soccer School Indonesia
Merupakan SSB Klub Asing di Indonesia
Berdiri Tahun 2005
Segmen Pasar Kelas Menengah (Uang Muka Rp 1,5 Juta, Iuran Latihan Bulanan Rp 700 Ribi s.d Rp 1,1 Juta)
Memiliki 1120 Murid (800 Jakarta, 200 Bandung, 120 Semarang) 50 Murid Masuk Dengan Beasiswa.
Rencana Ekspansi akan membuka di Surabaya, Pekanbaru, Balikpapan dan Batam.


BARCELONA
Investasi Barcelona Dalam Membangun SSB di Indonesia mencapai Rp 1,2 Triliun.
Berdiri Tahun 2012
Daya Tampung SSB 250 Siswa
Lokasi Sentul Bogor
Biaya SSP 10 Juta/Bulan
Ada Penerimaan Jalur Beasiswa setiap tahunya 20 s.d 25 Siswa.


REAL MADRID
Berdiri Tahun 2012
Lokasi Yogyakarta, Sidoarjo, Banda Aceh, Makkasar, Samarinda,Banjarmasin dan Satu Kota Masih Dalam Penjajakan.
Komposisi Siswa 60% Kalangan Tidak Mampu dan 40% Kalangan Mampu
Rencana Siswa per kota 100 orang


BOCA JUNIORS
Mitra PT Produta FC
Uang Masuk 1,5 juta dan Iuran Bulanan Rp 1 Jt
Jumlah Siswa 220 Siswa (160 di Jakarata dan 60 di Medan)
Rencana Ekspansi Bandung, Makassar dan Surabaya


LIVERPOL
Biaya Pendaftaran 1,7 Juta
Biaya Bulanan Rp 750 rb s.d Rp 1,6 jt
Sumber ; Majalah Marketing Bulan Mei 2012 dan Kaskus


Selain itu pada tahun ini rencananya Inter Milan dan AC Milan juga akan membuat SSB di Indonesia. Nama besar klub – klub SSB adalah faktor yang membuat mereka banyak diincar masyarakat, namu bila kita lihat dari segi segmen maka masyarakat kelas menengah dan menengah atas lah yang menjadi incaran dari klub. Sementara masyarakat kelas menengah dan masyarakat bawah hanya dapat masih diberi kesempatan melalui jalur beasiswa yang diberikan oleh masing - masing SSB. Hal yang paling menjadi contoh adalah mekanisme SSB Real Madrid dimana komposisinya adalah 60% masyarakat tidak mampu dan 40% masyarakat mampu, ini dikarenakan konsep SSB Real Madrid yang menggandeng pemerintah daerah dalam dan perusahaan daerah dalam pembiayaan bagi mereka yang tidak mampu. Dengan banyak SSB Asing di Indonesia banyak manfaatnya yang dapat diperoleh diantaranya :


1.SSB Asing di Indonesia merupakan sentra pembinaan olahraga sepak bola di Indonesia, banyak anak – anak berusia dibawah 17 tahun yang memiliki potensi yang merupakan calon pemain handal Indonesia.
2.Adanya transformasi ilmu dan tehnik sepak bola yang berkualitas.
3.Bagi Industri Olahraga di Indonesia dengan banyaknya klub asing membuka SSB di Indonesia menyebabkan adanya transformasi dalam hal manajeman tata kelola yang berbasis industri olahraga.
4.Infrastruktur olahraga sepakbola di Indonesia semakin baik.

Keuntungan yang disebutkan diatas harus dapat dimaksimalkan oleh Indonesia, namun keuntungan yang diperoleh Indonesia itu tetap harus ada kebijakan yang mengatur tentang SSB Asing di Indonesia. Paling tidak untuk saat ini UU SKN No 3 Tahun 2005 dapat dijadikan dasar hukum bagi klub – klub asing dalam membuka SSB di Indonesia. Bagi klub itu sendiri ada banyak hal yang diperoleh dari Indonesia ketika membuka SSB, Ada tiga hal keuntungan bagi mereka ;

1.Menanamkan Brand klub itu sendiri dalam masyarakat Indonesia sehingga mereka semakin loyal terhadap klub.
2.Pasar potensial dalam bagi klub sepak bola asing dalam manajeman berbasis industry olahraga.
3.Bibit pembinaan bagi klub itu sendiri.

Yang perlu diingat adalah SSB Asing di Indonesia ini harus patuh terhadap aturan main Industri Olahraga di Indonesia yang sudah tercantum dalam UU SKN No 3 Tahun 2005.

Penulis : Joko Purnomo, SAB
Sumber Tulisan
Majalah Marketing Edisi Mei 2012
Kaskus

Sabtu, 05 Mei 2012

FENOMENA NBL DAN WNBL INDONESIA SEBAGAI LIGA OLAHRAGA PROFESSIONAL YANG BERKARAKTER

Dua tahun berturut penulis menempatkan NBL Indonesia di peringkat pertama dalam Industri Olahraga Event, hal ini sangat wajar bila melihat perkembangan liga professional bola basket baik di putra dan putri dalam dua tahun terakhir. Dari segi penonton NBL Indonesia tumbuh 50% di tahun ini, hal ini diungkapkan oleh Pengelola Liga PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia, Pada musim 2011/2012 ini NBL Indonesia mampu menyedot 151.369 penonton lebih banyak 50% dari musim 2010/2011 yang mampu menyedot 103.314 penonton. Dalam laga final NBL Indonesia yang dipadati oleh 8000 lebih penonton merupakan sejarah dalam Liga Profesional Basket di Indonesia, karena itu merupakan jumlah penonton terbanyak dalam Liga Professional Basket di Indonesia. Dalam dua tahun NBL Indonesia mampu membuat para pencinta basket berbondong – bondong menyaksikan langsung NBL Indonesia yang sebelumnya Liga Professional Basket di Indonesia yang bernama Indonesia Basket League (IBL) hanya disaksikan 250 penonton/hari. Dari segi jumlah penonton terlihat jelas bagaimana NBL Indonesia mampu menghidupkan kembali Liga Basket Professional di Indonesia menjadi sebuah liga yang berbasis Sport Industry. Bahkan bukan hanya sekedar menghidupkan tapi NBL Indonesia dapat dikatakan sebagai “ Leader Market “ dalam liga professional olahraga di Indonesia dalam dua tahun terakhir ini. Untuk Women National Basket League (WNBL) Indonesia yang tahun ini baru diselenggarakan juga membuat harapan baru bagi liga professional basket wanita itu, tidak disangkan antusias penonton begitu besar dalam liga perdananya ini. Dalam laga pembukaan WNBL Indonesia disaksiakan 1000 orang lebih penonton, dan dalam partai final ribuan orang datang ke GOR UNY untuk menyaksikan partai final. Indikasi ini sangat baik dalam sebuah industri olahraga liga di Indonesia. Dari segi Sponsor, liga basket professional membuktikan kepada Khalayak umum bahwa dengan tidak menggunakan sposor “ ROKOK ‘ mereka bias menjadi sebuah liga yang professional dan menjadi Leader Market dalam industri liga professional di Indonesia. Dalam musim kompetisi 2011/2012 sebanyak 13 sponsor yang bergabung. Ini menandakan bahwa NBL Indonesia memiliki konsep yang baik dan memiliki karakter yang membuat sponsor mau berbondong – bondong menjadi sposor NBL Indonesia. Dalam sebuah artikel yang diambil dari www.NBLindonesia.com tentang acara Grand Final NBL Indonesia menunjukan PT DBL Indonesia menyuguhkan show spektakuler dan mampu memberikan memorable Experince bagi para penonton yang hadir di GOR UNY ataupun mereka yang menyaksikan di layar kaca. “ PRESENTERtelevisi nasional Terry Putri langsung berdiri. Dia bertepuk tangan dengan riang saat melihat gambar Championship Trophy yang terpapar dari kain putih segi empat di tengah lapangan GOR UNY, Jogjakarta. "Merinding sekali rasanya. Baru kali ini saya melihat opening yang seperti ini. Luar biasa untuk ukuran final. Jadi memang sangat penasaran melihat keseluruhan event. Habis ini apa lagi ya," ucapnya Tidak hanya Terry. Lebih dari delapan ribu penonton yang memadati GON UNY mungkin merasakan hal serupa. Mereka bertepuk tangan riuh menyaksikan opening sequence yang dahsyat tersebut. PT DBL Indonesia selaku penyelenggara liga memang melakukan persiapan dengan sangat serius menjelang partai grand final. Saat seremonial memperdengarkan lagu Indonesia Raya yang dilakukan para pemain, lapangan sudah separo dipadamkan. Permainan lampu dilakukan. Sedangkan seluruh lapangan ditutup dengan kain putih. Penonton dihibur dengan musik dan aksi kelompok perkusi. Mereka memainkan beberapa lagu. Senyampang itu, lima puluh kru membawa masing-masing kain putih ke tengah lapangan. Mereka membentuk kotak di tengah lapangan. Kotak dari kain itu menampilkan video perjalanan Flexi NBL dalam satu musim kompetisi. Momen-momen menarik dari tiap tim yang berlaga ditayangkan. Puisi pematung terkenal Indonesia yang juga kreator Championship Trophy, Nyoman Nuarta, mengiringi video itu. Penonton, sekali lagi, memberikan tepuk tangan meriah melihat momen itu.Puncaknya adalah saat empat lembar kain putih di angkat ke atas lapangan. Sekali lagi, video menampilkan dua tim finalis, SM dan Aspac. Dan, ribuan penonton pun bertepuk tangan dengan riuh. Banyak di antara mereka bahkan memberikan standing ovation. Kejutan belum selesai. Wajah pemain starter dari dua tim ditampilkan di lapangan yang tertutup kain putih itu. Begitu juga logo tim.(www.NBLindonesia.com)” Dari artikel diatas bisa digambarkan bahwa penonton banyak yang penasaran dengan acara pembukaan Grand Final NBL Indonesia 2011/2012. Pihak panitia mampu membuat para pencinta basket bertanya Tanya apa yang akan disajikan dalam acara tersebut. Dan hasilnya para pencinta basket Tanah Air memiliki sebuah pengalaman yang menakjubkan dalam Grand Final NBL Indonesia tersebut. Namun sayang banyak para pencinta basket di Indonesia yang kurang greget ketika melihat partai Final antara Satria Muda Britama vs Dell Aspac, Dell Aspac dalam pertandingan tersebut terlihat tidak menampilkan permainan terbaiknya, padahal penonton mengharapkan pertandingan berjalan spektakuler seperti ceremony Grand Final NBL Indonesia 2011/2012. Lalu Bagaimana NBL Indonesia mampu menjadi Leader Market Liga Professional di Indonesia ??????????????????????? Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah NBL dan WNBL Indonesia mampu menerapkan Branding, with Character dalam sebuah liga. Berikut Branding Character (Teori menurut Hermawan Kartajaya dan Ardhi Ridwansyah dari MarkPlus Institute of Marketing) dalam NBL dan WNBL Indonesia. Branding with Character NBL Indonesia merupakan sebuah merek dari Liga Professional Basket di Indonesia, sama halnya dengan WNBL Indonesia. PT DBL Indonesia sebagai pengelola Liga Basket Professional di Indonesia memahami benar bagaimana sebuah merek/brand ibarat jasad yang harus siap di telanjangi. Oleh karena pentingnya merek maka pihak pengelola langsung me re-branding dari Indonesia Basket League (IBL) menjadi National Basket League (NBL) Indonesia, dan setelah pergantian ini pihak pengelola liga berusaha untuk membangun brand yang memiliki karakter , karena karakter ini lah yang nanti akan dilihat, diraba, dan dirasa oleh para pencinta basket, dan selanjutnya akan menjadi sebuah alasan untuk dicintai dan dibela. Hal ini terbukti dalam NBL Indonesia, banyak pecinta basket di Indonesia yang berada diluar kota Yogyakarta berbondong – bondong ingin menyaksikan laga Grand Final NBL Indonesia, mereka rela melakukan perjalanan jauh, mengantri tiket dan menunggu pertandingan dimulai, ini semua karena mereka benar – benar mencintai NBL Indonesia sebagai sebuah merek/brand. Apa saja yang dilakukan PT DBL Indonesia dalam membangun Branding with Character ini : 1. NBL Indonesia memiliki DNA yang unik dibandingkan dengan liga – liga olahraga lain di Indonesia, DNA itu bisa dilihat dari bagaimana NBL Indonesia mengkemas acara selama liga berlangsung. Hal yang paling terlihat adalah ketika partai Grand Final NBL Indonesia bergulir, pengelola NBL Indonesia mampu menepati janji mereka untuk memberikan laga yang spektakuler. Berusaha menepati janji dan memeliki DNA yang unik adalah sebuah usaha NBL Indonesia sebagai sebuah merek dalam membangun trustworthiness dan integritas . 2. Dalam NBL Indonesia menghadirkan beraneka ragam karakter orang, tapi NBL Indonesia mampu memperlakukan orang lain termasuk para pecinta basket dengan hormat. Banyak para atlet yang terlibat dalam NBL Indonesia yang memperlakukan fans – nya dengan hormat. Padahal banyak diatara kita yang memiliki image bahwa seorang atlet basket adalah atlet yang angkuh dan sombong. Adanya kegiatan donor darah, NBL Indonesia berbagai yang selalu ada dalam liga NBL Indonesia menandakan bahwa mereka yang terlibat dengan NBL Indonesia memiliki jiwa social yang tinggi. 3. Semua pihak yang terlibat dalam NBL Indonesia selalu melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab. Tanggung jawab itu dapat dilihat ketika di lapangan maupun diluar lapangan. Didalam lapangan para atlet dan pelatih atau official akan terlihat professional dalam laga pertandingan. Dan diluar lapangan tanggung jawab itu dapat dilihat dari kegiatan NBL Indonesia yang mengajak para atlet dekat ke masyarakat dengan kegiatan – kegiatan sosialnya. 4. NBL Indonesia sebagai sebuah merek berhasil membangun Fairness, NBL Indonesia menggunakan kesempatan berbagi kepada sesama, memiliki pikiran terbuka dan satu hal yang dapat kita lihat adalah para pihak yang terlibat dalam NBL Indonesia mampu mendengarkan pendapat orang dengan obyektif. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kesempatan bagi para pencinta basket untuk memberikan saran, kritik ke NBL Indonesia. Dan yang paling nyata adalah para peserta NBL Indonesia bermain ssuai dengan peraturaan yang telah disepakati bersama. 5. NBL Indonesia selalu berusaha mengekspresikan rasa terimakasih kepada para penonton, hal ini dapat dilihat dari para atlet yang berlaga di NBL Indonesia yang selalu mengekspresikan ucapan terimakasih kepada penggemarnya, Tidak hanya itu NBL Indonesia leawat situs resminya sering mengexpresikan rasa terimaksih kepada para pencinta basket di Tanah Air. Satu hal yang perlu dipelajari dari NBL Indonesia adalah pengelola, pelatih, atlet, official club dan pihak sponsor memiliki peran yang sangat besar dalam menjadikan NBL Indonesia sebagai merek yang memiliki karakter yang kuat, mereka semua sadar bahwa mereka adalah produk dari NBL Indonesia itu senidir, sehingga mereka akan memberikan yang terbaik buat NBL Indonesia itu sendiri.
Liga Basket Indonesia dengan NBL dan WNBL Indonesia sudah terlahir menjadi sebuah liga yang memiliki karakter yang kuat dibandingkan liga – liga olahraga lainnya. Bola Voli dengan Proliga – nya yang dulu memiliki karakter yang kuat tiba – tiba menjadi pudar diakhir – akhir ini, Sepak Bola dengan jumlah penonton yang cukup besar di Indonesia pun belum memiliki karakter yang kuat seperti bola basket, adanya dua liga professional di sepak bola dan perseteruan dua pihak dalam sepak bola menyebabkan industry olahraga di cabang ini masih jaun dari sebuah karakter yang kuat. Tahun lalu penulis memberikan sebuah tantangan tentang Liga Bola Basket Professional untuk wanita, dan tahun ini PT DBL Indonesia berhasil menyelenggarakanya dengan baik di tahun pertamanya. Liga lainnya pun belum mampu ada yang menandingi Liga Basket ini. Buat cabang lain jangan segan untuk belajar dari PT DBL Indonesia dalam mengelola liga, karena dengan liga yang baik maka Industri Olahraga akan tumbuh dengan sendirinya dan tentu prestasi akan muncul. Selamat kepada seluruh pihak yang telah membuat NBL Indonesia dan WNBL Indonesia yang berhasil dengan sukses menyelenggarakan Liga Basket Professional Indonesia di tahun 2011/2012 ini, tugas berat bagi pihak pengelola untuk minimal mempertahankan prestasi saat ini. SALAM OLAHRAGA !!!!!!!!!!!!!!!!!1 Daftar Pustaka www.NBLindonesia.com Hermawan Kartajaya dan Ardhi Ridwansyah; 2012; Brand with Characther; PT Gramedia Pustaka Utama; Jakarta Penulis ; Joko Purnomo, SAB

Jumat, 06 April 2012

BERBICARA BIDDING DALAM EVENT OLAHRAGA

Sangat menarik berbicara tentang bidding dalam event olaharga, menurut data yang diperoleh www.sportbusiness.com bahwa pada tahun 2007 pangsa pasar event internasional bila diuangkan mencapai US $ 50 miliar di seluruh dunia. Setiap kota/negara berhak untuk menjadi tuan rumah event olahraga tingkat internasional, karena event – event internasional seperti Olimpiade, Piala Dunia atau di Asia ada Asian games menjadi salah satu hadiah yang paling berharga, menjadi tuan rumah tidak lagi hanya berbicara prestise olahraga yang baik, tapi kekuatan olahraga sudah berbicara manfaat ekonomi, sosial dan kesehatan bagi tuan rumah itu sendiri. Sehingga sangat mengejutkan bagaimana pada tahun 2010 yang lalu menurut data sportbusiness.com sebanyak 81 Kota membuat aplikasi awal untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2020.

Berbicara bidding semakin menarik ketika Indonesia pada tahun ini mengajukan penawaran untuk menjadi Tuan Rumah Asian Games 2019, sebelumnya pemerintah menargetkan Indonesia akan menjadi Tuan Rumah Asian Games pada tahun 2023, namun di ujung tahun 2010 setelah Asian Games Ghuangzho, Indonesia mendapat sinyal positif dari Komite Olimpiade Asia untuk mengajukan penawaran Asian Games 2019. Kesempatan itu diambil baik oleh Pemerintah Indonesia untuk mengajukan penawaran Asian Games 2019 bersama Malaysia, Vietnam, Hongkong dan Dubai. Untuk itu karena sedang hangat – hangatnya pembicaraan bidding maka saya akan mencoba membahas tentang bagaimana strategi bidding dalam event olahraga di dunia. Ada sepuluh (10) hal yang harus diperhatikan dalam bidding event olahraga, antara lain :

1.Setiap kota/negara dalam mengajukan penawaran event internasional harus tahu terlebih dahulu mengapa mengajukan penawaran untuk event olahraga intenasional berskala besar ? dan yang paling penting adalah setiap kota/negara yang mengajukan penawaran harus mampu memberikan argumen – argumen tentang mengapa kegiatan olahraga harus menjadi bagian dalam strategi pengembangan kota/negara. Jadi pelajari lah dengan benar dan teliti tentang maksud untuk menjadikan kota/negara kita sebagai tuan rumah event Internasional.

2.Lakukanlah pendekatan ilmiah untuk tujuan – tujuan pembangunan yang cocok untuk acara olahraga yang kita inginkan. Dengan pendekatan ilmiah ini kota/negara harus bisa pula mengkonsep apa yang bisa ditawarkan oleh kota/negara untuk menjadi tuan rumah event internasional. Ingat setiap kota/negara memiliki keunikan tersendiri, gunakanlah kekuatan – kekuatan lokal dalam memperkuat konsep yang akan ditawarkan.

3.Stakeholder sangat penting dan menentukan dalam pengajuan penawaran menjadi tuan rumah event internasional. Oleh karenanya, setiap kota/negara yang menawarkan event internasional harus mampu menemukan cara untuk mendapatkan dukungan dari para stakeholder. Tentukan strategi yang sesuai agar para stakeholder seperti pemerintah, federasi olahraga nasional dan daerah, para dunia usaha dan tentu masyrakat mendukung pencalanon kota/negara menjadi tuan rumah event internasional.

4.Dalam mengajukan penawaran sebuah event internasional sebuah kota/negara harus mampu menyiapkan strategi yang jitu agar para pengusaha – pengusaha mau ikut serta dalam menjadi mitra. Argumen para pengusaha ini ternyata sangat berpengaruh dalam penawaran kota/negara dalam menjadi Tuan Rumah Event Olahraga Internasional. Dengan adanya mitra dengan para pengusaha secara tidak langsung ada dukungan sebuah bisnis olahraga/ Industri Olahraga dalam event olahraga internasional yang akan ditawarkan.

5.Yang perlu diperhatikan lagi adalah tujuan yang akan dicapai selaku tuan rumah event internasional. Setiap kota/negara harus sanggup memberikan sebuah penawaran yang mencakup manfaat jangka panjang, selain itu kota/negara juga harus bisa memperhatikan berbagai macam aspek dalam tujuan penyelenggaran, aspek ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan sosial memiliki andil penting dalam memenangkan proses penawaran kota/negara sebagai tuan rumah event internasional.

6.Menetapkan apa yang dibutuhkan dalam memenuhi sarana dan prasarana. Pihak kota/negara harus sanggup melihat kebutuhan yang terperinci.

7.Menentukan mekanismen kompetisi selama event olahraga internasional berlangsung, Disini juga diperlukan perencaanaan yang matang tentang konsep yang akan dipakai dalam pembukaan, penutupan ataupun setiap cabang olahraga yang akan bertanding. Proses administrasi juga diperhatikan disini.

8.Rencanakan strategi marketing dan loby yang benar.

9.Temukan diferesnsiasi yang berbeda dengan kota/negara lain yang juga menjadi pesaing dalam penawaran menjadi tuan rumah event olahraga internasional.

10.Merencanakan masalah pendanaan secara baik dan benar sesuai dengan kebutuhan.

Setiap negara/kota memiliki hak untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan event internasional, melihat semakin banyaknya kota/negara yang berminat menjadi tuan rumah event internasional menandakan bahwa Industri Olahraga dalam bidang Bidding event olahraga internasional sudah sangat berkembang dengan cepat. Persaingan untuk memenangkan sebuah event olahraga internasional semakin ketat, oleh karenanya kunci utama keberhasilannya adalah bagaimana sebuah kota/negara memiliki diferensiasi baik di konten, konteks maupun infrastruktur dan tentu saja loby di tingkat internasional baik dengan federasi olahraga internasional maupun negara – negara yang terlibat.

Penulis : Joko Purnomo, SAB

Minggu, 25 Maret 2012

UNTUNG MASIH ADA “ PERSIB BANDUNG “

Permasalahan sepak bola Tanah Air begitu sangat komplek, pergantian ketua baru PSSI ternyata tidak menyelesaikan permasalahan, justru sampai dengan hari ini dualisme liga professional sepak bola melahirkan dualisme kepengurusan PSSI. Permasalahan ini mengakibatkan semakin jauhnya sebuah Industri Sepakbola yang bersih, banyak klub sepak bola di Tanah Air yang masih merengek meminta dana APBD untuk membiaya clubnya. Namun dibalik permasalahan itu semua, masih ada secercah harapan Industri sepak bola Tanah Air. Akhir – akhir ini pemberitaan media banyak yang menyorot “ Persib Bandung “ yang akan Go Public dengan menjual sahamnya, itulah yang membuat secercah harapan industri sepak bola di Indonesia, sehingga penulis member judul “ Untung Masih Ada Persib Bandung “.

Penjualan saham ke publik sebenarnya bukan hal yang baru di Industri Sepak bola, banyak klub – klub asing yang telah melakukan ini. Sebagai contoh Manchester United yang melepas 39% sahamnya ke Singapore Exchange pada akhir 2011. Bahkan di Indonesia sendiri pada era 1990-an Mitra Surabaya ingin menjual kepemilikan ke publik atau menjual saham, namun rencana tersebut kurang berhasil. Di awal tahun 2012 ini Persib Bandung yang sejak tahun 2009 telah resmi berbadan hukum dengan nama PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) berencana menjual sahamnya melalui Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan penawaran saham perdana yang dilakukan oleh sebuah perusahaan kepada investor umum/publik melalui pasar modal. Rencana IPO yang akan dilakukan oleh PT PBB merupakan kebijakan organisasi dalam mencari dana tambahan untuk pengembangan dan perluasaan bisnis PT PBB itu sendiri.

Dengan bendera PT PBB, Persib Bandung tumbuh menjadi salah satu klub yang professional, dengan pengelolaan yang professional dan didukung oleh jaringan yang kuat dari sederat pengusaha di belakang PT SEP membuat sponsor berdatangan. Sampai dengan saat ini Persib Bandung tercatat sebagai klub dengan sponsor terbanyak di Indonesia, pendapatan setiap tahunnya pun terus meningkat. Banyaknya sponsor juga dikarenakan adanya pendukung Persib Bandung yang sangat fanatic, mereka disebut dengan julukan “ Bobotoh “. Komunitas pendukung fanatic ini lah yang juga merupakan daya tarik yang cukup besar bagi pihak sponsor untuk berinvestasi di PT PBB. Pada tahun ini diperkirakan pemasukan dari pihak sponsor sebanyak Rp 25 Milyar, dan dari PT PBB tersebut diprediksa tahun ini Persib Bandung akan mendapat keuntungan walaupun tidak cukup besar. Berdasarkan data yang kami peroleh dari Direktur Utama PT PBB Muhammad Farhan pada tahun 2009/2010 PT PBB mengalami kerugian Rp 13 Milyar, namun pada tahun 2010/2011 kerugian menurun menjadi RP 8 Milyar, untuk tahun 2011/2012 diproyeksikan Persib Bandung akan memperoleh keuntungan walaupun tidak besar. Makin tebalnya kocek Persib tak lepas dari inovasi yang dilakukan oleh mereka, selain pemasukan dari sponsor, tiket, hak siar dan merchandise, mereka juga melakukan co-branding dengan telepon genggam Skybee dan ritel Alfamart. Perlu diketahui bahwa kepemilikan PT PBB 70% dimiliki oleh PT Suria Eka Persada dan 30% dimiliki oleh klub yang diwakili lima tokoh Bandung. Rencananya sekitar 30% s.d 45 saham PT PBB akan dijual kepada Publik.

Apa yang dilakukan oleh PT PBB (Persib Bandung) adalah sebuah strategi industri olahraga yang jarang dilakukan oleh klub – klub olahraga di Indonesia. PT PBB menyadari bahwa peran sebuah komunitas sangat besar dalam mengembangkan Industri Olahraga di Indonesia. Persib Bandung dengan bobotoh-nya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut survei PT PBB tahun 2011 jumlah bobotoh di Jabar, Banten, DKI dan Surabaya mencapai 5,3 juta orang, sehingga dengan jumlah yang cukup besar itu sangat mengiurkan dalam peluang industri olahraga di cabang sepak bola. Bila dalam dunia marketing Persib Bandung sudah seperti spiritual brand bagi bobotoh, mereka akan selalu membela persib bandung karena mereka sudah menganggap Persib Bandung seperti agama bagi mereka. Sekali lagi dari sini terlihat jelas bagaimana pentingnya mempelajari perilaku konsumen olahraga di Indonesia. Jarang klub atau produsen industri olahraga di Indonesia yang mau terjun melakukan riset pasar tentang konsumennya, namuan PT PBB sejak tahun 2010 telah terjun ke konsumen untuk diteliti. Dan sekarang mereka mengajak konsumen yang fanatic tersebut untuk turut serta memiliki Persib Bandung.

Inilah saatnya bagi klub professional olahraga di Indonesia melakukan survey ke konsumennya. Konsumen olahraga di Indonesia memiliki cirri yang sama dengan konsumen produk lainnya. Konsumen semakin horizontal, jadi perlakukan mereka seperti seorang sahabat atau Anda akan kehilangan peluang.

Penulis : Joko Purnomo, SAB

Minggu, 18 Maret 2012

Basket Yang Terus Berinovasi, Voli Yang Terus Merosot dan Sepak Bola Yang Semakin Jauh Dari Sebuah Liga Yang Profesional

Diawal tahun 2012 saya berharap tiga olahraga yang memiliki penggemar terbanyak di Indonesia selain Badminton mempunyai liga yang benar – benar professional. Untuk tulisan kali ini saya hanya memfokuskan ke-tiga olahraga ini karena selama ini tiga olahraga ini yang memiliki liga professional. Sampai dengan Maret 2012 Liga Professional Bola Basket di Tanah Air terus menunjukan kemajuan yang sangat pesat dalam pengelolaan kompetisi, PT DBL Indonesia bisa dikatakan sebagai Perusahaan yang memiliki visi dan misi yang jelas tentang Liga Professional, mereka mengerti bahwa ketika Liga Professional benar – benar berjalan maka dengan sendirinya Industri Olahraga akan tumbuh. Inovasi – inovasi pun terus dilakukan oleh NBL Indonesia sebagai liga professional bola basket di Tanah Air. Sebenarnya saya berharap banyak dengan Liga Professional Bola Voli Indonesia (Proliga) di tahun 2012, dengan masuknya sponsor baru seharusnya menjadi new-proliga yang memiliki inovasi yang dapat mendatangkan penggemar bola voli datang untuk menyaksikan Proliga. Namun sampai dengan hari ini saya justru melihat jumlah penonton tidak sebanyak Proliga yang sebelum – sebelumnya. Hal ini berbanding terbalik dengan Bola Basket yang justru semakin dipadati oleh penggemar basket disetiap pertandingan. Liga Professional di Sepak Bola justru semakin membingungkan, dengan pengurus terpilih yang baru diharapakan akan menyelesaikan permasalahan dualism liga professional di Indonesia, tapi nyatanya justru hingga hari ini belum ada kesepakatan antara LPI dan ISL. Dampak dari liga professional yang tidak dikelola dengan baik sangat berdampak besar kepada prestasi cabang tersebut. Padahal Industri Olahraga Sepak Bola hanya dilihat dari Liga Professional-nya memeliki potensi yang cukup besar bila dibandingkan Bola Basket dan Bola Voli. Namun sayang hingga saat ini belum ada yang mampu mengoptimalkan potensi besar industri olahraga di cabang sepak bola.

NBL Indonesia berhasil meningkatkan antusias penonton untuk menyaksikan langsung Liga Profesional ini, tidak tanggung – tanggung dalam laga perdananya di tahun 2011 NBL mampu menarik penonton sebanyak 5000 penonton, padahal dahulunya jumlah penonton rata – rata sebelum berganti namanya menjadi NBL hanya 200 penonton. Baru – baru ini di hari pertama Seri ke-5 Surabaya NBL Indonesia mencatatkan rekor jumlah penonton Liga Professional Basket terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 6200 penonton. Tidak hanya samapi disitu PT DBL Indonesia tahun ini kembali menghidupkan Liga Professional Bola Basket Putri yang diberi nama WNBL, Liga bola basket putrid terakhir terjadi pada tahun 2008 ketika itu bernama KOBANITA. Tahun ini 2012 WNBL diikuti 5 Club basket Putri di Indonesia. Bila pada era sebelumnya jumlah rata – rata penonton hanya 20 orang, maka pada pertandingan perdananya WNBL dilihat hampir seribu penonton. Yang perlu diperhatikan adalah strategi Basket dan Liga Professionalnya dalam memanjakan penonton basketnya. Hal ini dapat dilihat dari :

1.Konsep Liga Professional Bola Basket yang selalu mendekatkan antara penggemar basket dengan para atlet terbukti membawa trend yang positif agar para penggemar basket mau kembali datang menyaksikan pertandingan basket secara langsung.
2.Adanya program NBL Berbagi merupakan hal yang positif dalam memperkenalkan basket ke masyarakat. Atlet tidak hanya sekedar bermain tapi mereka memiliki kegiatan yang justru mendekatkan dengan masyarakat. Kegiatan Donor Darah disetiap kota disaat NBL singgah, Kunjungan ke Panti Asuhan atau memberikan pelatihan di sekolah – sekolah atau ikut mendukung Car Free Day merupakan konsep yang sangat sempurna memperkenalkan masyarakat dengan NBL.

Dari dua konsep tersebut akan membawa trend yang positif bagi Liga Basket Professional di Tanah Air, setiap tahun Liga Professional Basket di Indonesia mendapatkan penilaian yang positif, sehingga wajar sampai saat ini 19 Perusahaan telah men-sponsori Liga Professional Basket NBL di Tanah Air. Kualitias permainan pun semakin dijaga oleh NBL Indonesia, sistem administrasi benar – benar professional bagi para atlet basket yang bertanding.

Trend positif Liga Professional Bola Basket di Tanah Air ternyata tidak diikuti oleh Liga Professional Bola Voli di Indonesia. Tahun 2012 merupakan tahun ke-11 Proliga yang merupakan liga professional bola voli di Tanah Air. Di Tahun – tahun awal hingga tahun 2008 penonton akan selalu memadati Gelanggang Olahraga untuk menyaksikan pertandingan – pertandingan Proliga. Namun sejak kejadian – kejadian yang tidak menunjukkan ke – Professionalan Proliga yang mengakibatkan salah satu klub bola voli asal Jawa Timur mem-boikat Proliga hingga saat ini justru membuat para penonton turun setiap tahunnya. Ditahun 2012 dengan sponsor baru sangat diharapkan adanya perubahan konsep dalam Proliga, namun hingga saat ini justru tidak ada inovasi – inovasi baru dalam Proliga. Penurunan Trend dapat dilihat dari jumlah penonton yang hadir langsung menyaksikan Proliga, Proliga sempat menjadi ajang Liga Professional di Indonesia setelah sepak bola, namun 3 tahun terakhir ini justru jumlah penonton selalu menurun walaupun cukup ramai. Permasalahan muncul ketika Salah satu klub asal Jawa Timur yang bermarkas di Sidoarjo menuntut ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia atas pengambilan tiga pemain yang tidak sah oleh salah satu klub yang bermarkas di Palembang. Trend menurun Proliga disebabkan antara lain :

1.Konsep Proliga sendiri yang cenderung monoton, memang setiap jeda pertandingan ada hiburan bagi penonton, namun hiburan itu belum mampu mendekatkan penonton dengan idola – idolanya yang bermain di Proliga. Perlu diingat bahwa karakteristik konsumen Proliga yang cenderung fanatik dengan atlet dari pada klub voli harus diperhatikan oleh pihak penyelenggara. Bila kebutuhan konsumen ini tidak terpenuhi, maka yang terjadi adalah penurunan trend setiap Proliga.
2.Semakin sedikitnya generasi muda yang mengenal bola voli, tidak ada edukasi dari pihak penyelenggara untuk mampu menarik masyarakat agar kembali datang ke gelanggang olahraga dan menyaksikan secara langsung pertandingan Proliga.
3.Atlet, wasit dan penyelenggara harus benar – benar bersikap professional selama penyelenggaraan Proliga. Professional ini yang mulai menurun dalam Proliga, para atlet cenderung masih sekedar bermain baik dan selesai bermain maka tugas sudah selesai. Padahal dalam Industri Olahraga atlet tidak hanya sekedar bermain dengan baik saja, mereka harus mampu dekat dengan para penonton.

Sayang rasanya ketika olahraga bola voli yang pernah menjadi olahraga yang paling popular setelah sepak bola di Indonesia ini mulai menurun trend-nya. Pihak penyelenggara harus mulai memikirkan konsep baru untuk proliga. Ingat konsumen semakin horizontal.

Sepakbola memiliki potensi yang cukup besar, dan harus diakui trend penonton sepakbola dari masa ke masa tidak akan berubah. Sampai saat ini sepakbola merupakan yang paling popular di Tanah Air. Namun yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan liga professional sepakbola yang masih jauh dari professional. Seharusnya bila dikelola dengan professional maka industri olahraga sepak bola di Indonesia akan semakin baik dan potensinya dapat dimaksimalkan. Kurang tergarapnya potensi sepakbola dikarenakan banyaknya kepentingan – kepentingan individu atau organisasi politik tertentu yang ingin menjadikan sepakbola sebagai kendaraan mendaptkan jabatan tertentu. Apa yang menyebabkan potensi industri olahraga sepakbola tidak maksimal ????

1.Dualisme liga professional sepak bola di Tanah Air menyebabkan publik bingung dan berdampak terhadap industri olahraga sepakbola itu sendiri. Para sponsor kadang akan berpikir – pikir untuk mensponsori sepak bola, walaupun banyak perusahaan yang terbukti menjadi sposor dua liga tersebut. Namun yang harus diperhatikan adalah orang dibalik sponsor tersebut tidak netral seperti yang ada di basket atau voli. Mereka memiliki visi lain selain industri olahraga.
2.Dualisme kepemimpinan PSSI atara kubu PSSI dengan Djohan Arifin dan kubu KPSI dengan La Nyalla Mattalitti secara tidak langsung menyebabkan industri olahraga di sepak bola tidak sehat. Jangan berharap Sepak Bola Indonesia menjadi macan asia kalau dualisme liga professional dan kepemimpinan ini terus terjadi hingga saat ini.

Sepakbola Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, tinggal hanya bagaimana Industri olahraga di sepak bola ini optimal dalam pengelolaan industri olahraga dan tentu industri olahraga sepak bola yang berjalan sehat. Bila dilihat dari segi penonton yang selalu banyak di setiap liga professional tidak diragukan lagi fanatiknya masyarakat terhadap klub – klub sepakbola di Indonesia.

Bola basket dan liga professional nya di Indonesia memiliki tantangan besar untuk mempertahankan trend positif nya. Inovasi – Inovasi baru terus dilakukan oleh Bola Basket dan liga professional di Indonesia untuk mempertahankan masyarakat pecinta basket untuk datang terus ke setiap pertandingan liga professional. Bola Voli dan liga professional nya memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat, membuat masyarakat kembali datang seperti awal – awal proliga digelar adalah tantangan besar. Jangan sampai bola voli dan liga professional nya ini ditinggalkan masyarakat. Professionalisme bola voli dan liganya harus terus ditingkatkan, mengedukasi masyarakat perlu dilakukan oleh penyelenggara dan tentu harus ada perubahan besar dalam pengelolaan dan konsep liga professional bola voli. Sepak bola yang memiliki penonton yang paling fanatik memiliki tugas yang sangat besar ditingkatan pengelola atau pengurus organisasi sepak bola. Dualisme liga professional dan kepemimpinan merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bila mau Industri Olahraga Sepak Bola bisa dikatakan sehat. Semoga tiga cabang olahraga ini dengan liga professionalnya dapat mewujudkan visi dan misinya menjadi Industri Olahraga yang professional di Tanah Air.

Salam Olahraga !!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Penulis : Joko Purnomo, SAB

Sabtu, 03 Maret 2012

MELIHAT LETAK INDUSTRI OLAHRAGA DALAM GRAND DESIGN PEMBANGUNAN OLAHRAGA INDONESIA 2010 SAMPAI DENGAN 2024

Grand design Pembangunan Olahraga Nasional bidang Olahraga Prestasi Tahun 2010 s.d 2024 bila kita lihat analisis SWOT yang telah dibuat dalam grand design tersebut sebenarnya banyak unsur – unsur industri olahraga. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat analisis SWOT sebagai berikut :
1. Strength
a. Jumlah penduduk Indonesia menurut proyeksi statistik kependudukan pada tahun 2025 akan berkisar antara 250-260 juta jiwa.
b. Potensi kekayaan dan sumber daya alam Indonesia yang luas, indah dan menarik, serta budaya, lingkungan yang beragam.
c. Berkembangnya Industri Olahraga nasional.
d. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam segala bidang termasuk olahraga.
e. Adanya payung hukum bagi bagi pengembangan keolahragaan.
f. Adanya pendidikan keolahragaan dan klub – klub olahraga di berbagai wilayah Indonesia.
g. Kerjasama dengan PT yang memilki kompetensi yang berhubungan dengan sarana prasarana.
h. Adanya sistem pembinaan yang mewadahi olahraga prestasi di bidang pendidikan.
i. Semangat otonomi daerah (Pengembangan olahraga sesuai dengan potensi dan karakter daerah)
Dari sembilan (9) kekuatan Grand Design Pembangunan Olahraga Nasional Tahun 2010 s.d 2024 Bidang Olahraga Prestasi sangat jelas bahwa Industri Olahraga memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan visi olahraga tahun 2025 “ Mewujudkan Kejayaan Prestasi Olahraga Indonesia di Ajang Internasional “ . Dari Sembilan kekuatan tersebut point no.3 dikatakan dengan jelas berkembangnya industri olahraga nasional. Tapi bila kita lihat satu persatu kekuatan bidang olahraga prestasi secara tidak langsung juga merupakan kekuatan industri olahraga Indonesia. Mari kita lihat satu persatu.
a. Jumlah penduduk Indonesia menurut proyeksi statistik kependudukan pada tahun 2025 akan berkisar antara 250-260 juta jiwa. Jumlah penduduk yang sedemikian besar merupakan kekuatan yang besar bagi Industri Olahraga Indonesia. Para produsen industri olahraga baik barang atau jasa memiliki pasar yang cukup besar .
b. Potensi kekayaan dan sumber daya alam Indonesia yang luas, indah dan menarik, serta budaya, lingkungan yang beragam. Kekuatan potensi sumber daya alam sangat penting dalam kaitanya dengan industri olahraga Indonesia, bahan – bahan untuk memproduksi mudah didapat didalam negeri. Budaya dan Lingkungan yang beragam menjadi value yang lebih dalam Industri Olahraga Nasional.
c. Berkembangnya Industri Olahraga nasional. Kita dapat lihat sekarang bagaimana Industri Olahraga sedang dalam tahap permulaan dan akan terus berkembang. Mulai dari Club Olahraga, Perusahaan Peralatan dan Perlengakapan Olahgraga seperti “ League “, Usaha Kecil dan Menengah bidang olahraga yang sedang berkembang, event olahraga baik nasional maupun internasional, sarana dan prasarana kelas internasional yang semakin banyak disetiap wilayah Indonesia, yang kesemuanya itu merupakan kekuatan penting dalam menopang Industri Olahraga Nasional.
d. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam segala bidang termasuk olahraga. Teknologi informasi dalam olahraga akan menjadi kekuatan tersendiri dalam Industri Olahraga Nasional, sebab berubahnya perilaku konsumen yang semakin horizontal merupakan akibat adanya pemanfaatan teknologi informasi. Dengan demikian adanya peningkatan pemanfaatan teknologi ini akan dijadikan kekuatan Industri Olahraga Nasional dalam memproduksi, mengelola sampai dengan memasarkan produknya.
e. Adanya payung hukum bagi bagi pengembangan keolahragaan. Payung hukum pengembangan keolahrgaan Indonesia salah satunya terdapat beberapa pasal dalam UU SKN No.3 Tahun 2005 tentang Industri Olahraga yang diatur dalam BAB XVI. Sehingga dengan adanya pengaturan Industri Olahraga Nasional dalam UU SKN tersebut ada paying hukum yang kuat dalam Industri Olahraga di Indonesia.
f. Adanya pendidikan keolahragaan dan klub – klub olahraga di berbagai wilayah Indonesia. Banyaknya pendidikan keolahragaan merupakan kekuatan dalam membangun sebuah industri olahraga nasional, club olahraga yang banyak di berbagai wilayah Indonesia merupakan kekuatan besar dalam olahraga nasional. Klub olahraga ini lah merupakan produsen sekaligus konsumen dari Industri Olahraga.
g. Kerjasama dengan PT yang memilki kompetensi yang berhubungan dengan sarana prasarana. Kerjasama dengan PT merupakan kekuatan besar dalam membangun industri olahraga yang sifatnya kearah sarana dan prasarana, dengan banyak sarana dan prasarana olahraga dan dikelola dengan strategi – strategi industri olahraga akan menjadi kekuatan besar dalam industri olahraga di Indonesia.
h. Adanya sistem pembinaan yang mewadahi olahraga prestasi di bidang pendidikan. Salah satu indikator bisnis adalah bidang sosial, adanya wadah pembinaan merupakan unsur sosial dalam bisnis olahraga/industri olahraga. Sehingga dengan adanya wadah pembinaan ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi Industri Olahraga di Indonesia.
i. Semangat otonomi daerah (Pengembangan olahraga sesuai dengan potensi dan karakter daerah). Dengan adanya semangat otonomi daerah sesuai dengan potensi dan karakter daerah maka merupakan kekuatan bagi daerah untuk membangun industri olahraga yang sesuai dengan potensi dan karakter daerah tersebut. Dengan begitu akan terlihat diferensiasi produk industri olahraga dari satu daerah dengan daerah lain, inilah kekuatan besar dalam Industri Olahraga Indonesia.

2. Weakness
a. Kurangnya koordinasi dan sinergi antar lembaga/kementerian terkait.
b. Keterbatasan alokasi dana olahraga prestasi.
c. Kurangnya pemeliharan sarana dan prasarana olahraga.
d. Rendahnya kualitas SDM Olahraga.
e. Kurangnya dukungan dan perhatian pemerintah daerah dalam pembinaan olahraga prestasi.
f. Lemahnya sistem pembinaan prestasi olahraga.
g. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan atlet berprestasi.
h. Terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung pemasalahan, pembibitan, pemusatan latihan, laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK.
i. Sistem kompetensi yang tidak berkesinambungan.
j. Rendahnya kesegaran jasmani siswa.
k. Kurangnya sistem informasi keolahragaan yang muktahir dan dikelola secara professional.
l. Belum ada upaya kongkret dalam menggali dan mengeksplorasi potensi sosial dan budaya yang terkait dengan upaya pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi.
m. Kecenderungan semangat otonomi daerah dimana prestasi dan prestise diraih secara instan dan mengabaikan potensi dan pembinaan olahraga daerah.
n. Belum ada sistem penghargaan terhadap pelaku olahraga.
o. Masih rendah dalam pengelolaan dan manajeman keolahragaan.
p. Belum adanya implementasi kebijakan pemerintah dalam menyikapi pengarusutamaan gender.
Bila melihat 16 point kelemahan yang tertera diatas, hanya beberapa kelemahan yang menyangkut Industri Olahraga Nasional, diantaranya adalah point c, d, h,I, k dan o. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjalasan dibawah ini.
c. Kurangnya pemeliharan sarana dan prasarana olahraga. Inilah kelemahan bangsa Indonesia yaitu tidak bisa memelihara dengan baik sarana dan prasarana. Kelemahan ini lah yang berdampak besar terhadap Industri Olahraga Nasional. Bila sarana dan prasarana tidak terawatt akan jarang orang yang melirik sarana dan prasarana olahraga tersebut, padahal sarana dan prasarana merupakan asset penting dalam Industri Olahraga.
d. Rendahnya kualitas SDM Olahraga. Rendahnya kualitas SDM olahraga akan berdampak kepada sulitnya inovasi – inovasi baru dalam alat – alat olahraga, selain itu rendahnya kualitas juga berdampak kepada sarana dan prasarana olahraga pada point c. Selain rendahnya kualitas SDM Olahraga juga adanya rendahnya kualitas SDM dalam Industri Olahraga di Indonesia.
h. Terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung permasalahan, pembibitan, pemusatan latihan, laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK. Kelemahan ini bila dikaitkan dengan industri olahraga Indonesia adalah pada laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK. Sulitnya laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK membuat tersendet produk – produk khususnya alat olahraga ciptaan anak negeri yang seharusnya dapat diproduksi masal, justru tidak bisa karena masalah pengkajian IPTEK.
i. Sistem kompetensi yang tidak berkesinambungan. Sistem kompetensi olahraga di Indonesia yang tidak berkesinambungan menyebabkan banyak sponsor yang enggan menjadi sponsor dalam kompetensi olahraga di Indonesia.
k. Kurangnya sistem informasi keolahragaan yang muktahir dan dikelola secara professional. Sistem informasi yang dikelola tidak professional akan berdampak kepada citra industri olahraga nasional. Ketika citra olahraga sebuah negara sudah buruk maka akan berimbas kepada industri olahraga. Produk tidak laku dijual, tidak ada sponsor dan masih banyak lagi dampaknya. Informasi olahraga di Indonesia masih tidak seimbang antara informasi nasional dengan internasional maupun antara informasi yang prestasi dan masalah olahraga nasional.
o. Masih rendah dalam pengelolaan dan manajeman keolahragaan. Hal ini lah yang terlihat dengan jelas dalam pengelolaan clun olahraga di Indonesia. Potensi yang besar bagi club olahraga di Indonesia dengan cara menerapkan konsep industri olahraga tidak bisa karena masih rendahnya pengelolaan dan manajeman keolahragaan yang menyebabkan mereka manja dengan pemerintah.

3. Opportunity
a. Olahraga sebagai salah satu wadah pembentukan watak, disiplin, prestasi, sportivitas dan kepribadian bangsa.
b. Menjadikan olahraga sebagai satu kekuatan pembangunan yang penting bagi peningkatan produktivitas, daya saing dan kinerja ekonomi Indonesia di era globalisasi dan era pasar bebas.
c. Peluang bisnis di bidang olahraga dan menjadikan olahraga sebagai salah satu komoditas unggulan ekononmi Indonesia.
d. Dengan ditargetkannya pariwisata sebagai komoditas unggulan Indonesia pada abad 21, maka pertumbuhan wisata olahraga dengan memanfaatkan keindahan dan kekayaan alam Indonesia, berpeluang maju pesat sejalan dengan kemajuan industri pariwisata.
e. Kemauan politik pemerintah yang mendukung peningkatan prestasi olahraga dengan diakuinya pelatih sebagai tenaga fungsional yang berstatus PNS.
f. Adanya potensi kolaborasi antara olahraga dengan budaya sebagai salah satu daya tarik pariwisata.
g. Besarnya jumlah penduduk Indonesia sebagai salah satu pasar potensial industri olahraga.
h. Reputasi bebarapa cabang olahraga yang sudah mendunia.
i. Olahraga sebagai sarana mewujudkan pengarusutamaan gender.
Dari Sembilan peluang grand design pembangunan olahraga bidang olahraga prestasi tahun 2010 s.d 2024 hanya point nomor a.e dan I yang tidak bisa dikaitkan dengan Industri Olahraga. Sementara 6 pointnya dapat dikatakan juga sebagai peluang Industri Olahraga Indonesia.
b. Menjadikan olahraga sebagai satu kekuatan pembangunan yang penting bagi peningkatan produktivitas, daya saing dan kinerja ekonomi Indonesia di era globalisasi dan era pasar bebas. Efek domino dari Industri Olahraga sangat lah banyak, ketika Industri Olahraga di Indonesia telah maju maka akan mempengaruhi kinerja ekonomi.
c. Peluang bisnis di bidang olahraga dan menjadikan olahraga sebagai salah satu komoditas unggulan ekononmi Indonesia. Peluang Industri olahraga di Indonesia masih sangat terbuka lebar, untuk itu mari bergerak bersama untuk menjadikan Industri Olahraga sebagai unggulan ekonomi Indonesia. Mulai dari yang usaha kecil hingga usaha yang sifat besar bersatu untuk Industri Olahraga Indonesia.
d. Dengan ditargetkannya pariwisata sebagai komoditas unggulan Indonesia pada abad 21, maka pertumbuhan wisata olahraga dengan memanfaatkan keindahan dan kekayaan alam Indonesia, berpeluang maju pesat sejalan dengan kemajuan industri pariwisata. Keindahan dan Kekayaan alam Indonesia adalah nilai lebih dari Industri Olahraga, sehingga dengan value ini akan selaras dengan Industri pariwisata itu sendiri.
f. Adanya potensi kolaborasi antara olahraga dengan budaya sebagai salah satu daya tarik pariwisata. Budaya Indonesia yang beragam dan multietnik dapat dijadikan diferensiasi tersendiri bagi Industri Olahraga di Indonesia. Dengan Diferensiasi yang unik ini akan membuat peluang yang cukup baik bagi Industri Olahraga di Indonesia.
g. Besarnya jumlah penduduk Indonesia sebagai salah satu pasar potensial industri olahraga. Para pelaku/Produsen Industri Olahraga Nasional sebenarnya sudah disiapkan pasar yang potensial didalam negari. Dengan perkiraan 250-260 juta penduduk Indonesia pada tahun 2025 merupakan pasar yang menggiurkan.
h. Reputasi bebarapa cabang olahraga yang sudah mendunia. Reputasi beberapa cabang olahraga yang telah mendunia bisa dijadikan peluang untuk memasarkan produk Industri Olahraga Nasional. Selain itu para Pelaku Industri Olahraga juga dapat menjadikan reputasi olahraga yang mendunia sebagai peluang untuk menciptakan peralatan dan perlengkapan olahraga tersebut.
4. Threat
a. Kurang profesionalnya cara, sistem, dan manajeman pengelolaan olahraga di Indonesia, serta kurang terpadunya dan selarasnya penjabaran kebijaksanaan pembinaan olahraga, baik ditingkat daerah maupun nasional, maka akan mengancam upaya peningkatan kinerja dan perbaikan prestasi olahraga secara menyeluruh dan nasional.
b. Dengan terbukanya pasar barang dan jasa, baik regional maupun global terbuka kesempatan bagi masuknya tenaga kerja asing dari negara – negara ASEAN dan dari negara lainnya, termasuk profesi dan tenaga kerja di bidang olahraga Indonesia.
c. Masih simpang siur dan belum kompaknya sistem pembinaan olahraga yang bertahap, berjenjang, dan berkesinambungan mulai dari usia dini hingga dewasa, dari mulai klub/perkumpulan hingga pelatnas, dari desa hingga kota dan sebagainya maka akan mengancam tercapainya prestasi olahraga Indonesia yang membanggakan pada abad ke-21.
d. Masih belum adanya persepsi yang sama dari seluruh pengambil keuputusan dan kebijakan sehingga tidak meratanya pembinaan dan pengembangan olahraga pada masing – masing daerah.
e. Percepatan peningkatan prestasi olahraga negara tetangga.
f. Kurang terjaganya stabilitas politik nasional.
g. Ketergantungan yang besar terhadap pendanaan olahraga dari APBD dan APBN.
Dari tujuh ancaman terhadap olahraga prestasi Indonesia, ada bebarapa yang bisa dikaitkan dengan Industri Olahraga Nasional, diantaranya :
a. Kurang profesionalnya cara, sistem, dan manajeman pengelolaan olahraga di Indonesia, serta kurang terpadunya dan selarasnya penjabaran kebijaksanaan pembinaan olahraga, baik ditingkat daerah maupun nasional, maka akan mengancam upaya peningkatan kinerja dan perbaikan prestasi olahraga secara menyeluruh dan nasional. Selain masalah prestasi olahraga, kurang profesionalnya cara, sistem dan manajeman pengelolaan olahraga di Indonesia juga akan berdampak kepada Industri Olahraga Nasional.
b. Dengan terbukanya pasar barang dan jasa, baik regional maupun global terbuka kesempatan bagi masuknya tenaga kerja asing dari negara – negara ASEAN dan dari negara lainnya, termasuk profesi dan tenaga kerja di bidang olahraga Indonesia. Adanya pasar bebas akan berimbas dengan Industri Olahraga Nasional, apalagi Industri Olahraga negara – negara tetangga Indonesia lebih baik ketimbang Indonesia. Mau tidak mau Industri Olahraga Indonesia harus mampu bersaing dengan mereka.

Dari Grand Design Pembangunan Olahraga Nasional Tahun 2010 s.d 2024 Bidang Olahraga Prestasi terlihat jelas bagaimana Industri olahraga memiliki peran yang krusial dalam mencapai visi olahraga tahun 2025 “ Mewujudkan Kejayaan Prestasi Olahraga Indonesia di Ajang Internasional “. Seharusnya Para pemangku olahraga di Indonesia juga membuat Grand Design Industri Olahraga Indonesia agar tercapainya visi olahraga tahun 2025. Dalam sasaran pembinaan dan pembangunan olahraga Indonesia Tahun 2025 salah satu misinya adalah “ Meningkatkan Pemberdayaan ekonomi dan industri olahraga yang memiliki daya saing “ dari misi tersebut ada tiga sasaran ekonomi Industri olahraga antara lain :
1. Pengungatan Industri Peralatan Olahraga yang memiliki daya saing dan kualitas standar.
2. Pengembangan dan Pemberdayaan event olahraga dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat.
3. Pengembangan produksi nasional yang memenuhi standar internasional dalam rangka mewujudkan peran industri olahraga sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional.
Dari Sasaran Pembinaan dan Pembangunan Olahraga Indonesia Tahun 2025, sangat terlihat jelas bahwa fokus Industri Olaharaga Indonesia ada dua yaitu pada peralatan dan event olahraga. Industri Olahraga lagi – lagi memiliki peran yang penting dalam mewujudkan visi olahraga pada tahun 2025 nanti. Untuk membantu tercapainya Visi olahraga 2025, saya akan mencoba menggunakan analisis TOWS bagi Industri Olahraga di Indonesia.

ANALISIS TOWS INDUSTRI OLAHRAGA INDONESIA
Bila tadi dalam Grand Design Pembangunan Olahraga Indonesia Tahun 2010 s.d 2024 Bidang Olahraga Prestasi menggunakan SWOT, maka dalam menganalisis Industri Olahraga akan dicoba dengan analisis TOWS. Alasan menggunakan analisis TOWS bukan hanya sekedar membalik suku kata dari SWOT menjadi TOWS, namun dilandasi oleh sebuah pertimbangan substansial . Pendekatan TOWS mengandung makna bahwa dalam Industri Olahraga modern terlebih dahulu melihat berbagai perkembangan eksternal sebelum meninjau lingkungan internalnya. Ini bahwa pendekatan yang dipakai adalah outside-in bukan inside-out. Hal ini dikarenakan, sekitar sepuluh-lima belas tahun lalu lingkungan eksternal berkembang dengan sangat cepat dan kian menjadi tidak menentu. Perkembangan teknologi Informasi, globalisasi pasar, perubahan perilaku konsumen saat ini berlangsung dengan akselarasi yang makin tinggi.

1. Threats
a. Kurang profesionalnya cara, sistem, dan manajeman pengelolaan olahraga di Indonesia, serta kurang terpadunya dan selarasnya penjabaran kebijaksanaan pembinaan olahraga, baik ditingkat daerah maupun nasional, maka akan mengancam upaya peningkatan kinerja dan perbaikan prestasi olahraga secara menyeluruh dan nasional. Selain masalah prestasi olahraga, kurang profesionalnya cara, sistem dan manajeman pengelolaan olahraga di Indonesia juga akan berdampak kepada Industri Olahraga Nasional.
b. Dengan terbukanya pasar barang dan jasa, baik regional maupun global terbuka kesempatan bagi masuknya tenaga kerja asing dari negara – negara ASEAN dan dari negara lainnya, termasuk profesi dan tenaga kerja di bidang olahraga Indonesia. Adanya pasar bebas akan berimbas dengan Industri Olahraga Nasional, apalagi Industri Olahraga negara – negara tetangga Indonesia lebih baik ketimbang Indonesia. Mau tidak mau Industri Olahraga Indonesia harus mampu bersaing dengan mereka.
c. Perilaku konsumen Indonesia yang cenderung lebih senang menggunakan produk luar negeri menjadi ancaman tersendiri bagi pelaku Industri Olahraga khususnya yang bergerak dibidang perlengkapan Olahraga.
d. Sumber Daya Manusia Indonesia yang ahli dalam bidang Industri Olahraga justru lebih senang bekerja di luar negeri dibandingkan di Indonesia.



2. Opportunities
a. Menjadikan olahraga sebagai satu kekuatan pembangunan yang penting bagi peningkatan produktivitas, daya saing dan kinerja ekonomi Indonesia di era globalisasi dan era pasar bebas. Efek domino dari Industri Olahraga sangat lah banyak, ketika Industri Olahraga di Indonesia telah maju maka akan mempengaruhi kinerja ekonomi.
b. Peluang bisnis di bidang olahraga dan menjadikan olahraga sebagai salah satu komoditas unggulan ekononmi Indonesia. Peluang Industri olahraga di Indonesia masih sangat terbuka lebar, untuk itu mari bergerak bersama untuk menjadikan Industri Olahraga sebagai unggulan ekonomi Indonesia. Mulai dari yang usaha kecil hingga usaha yang sifat besar bersatu untuk Industri Olahraga Indonesia.
c. Dengan ditargetkannya pariwisata sebagai komoditas unggulan Indonesia pada abad 21, maka pertumbuhan wisata olahraga dengan memanfaatkan keindahan dan kekayaan alam Indonesia, berpeluang maju pesat sejalan dengan kemajuan industri pariwisata. Keindahan dan Kekayaan alam Indonesia adalah nilai lebih dari Industri Olahraga, sehingga dengan value ini akan selaras dengan Industri pariwisata itu sendiri.
d. Adanya potensi kolaborasi antara olahraga dengan budaya sebagai salah satu daya tarik pariwisata. Budaya Indonesia yang beragam dan multietnik dapat dijadikan diferensiasi tersendiri bagi Industri Olahraga di Indonesia. Dengan Diferensiasi yang unik ini akan membuat peluang yang cukup baik bagi Industri Olahraga di Indonesia.
e. Besarnya jumlah penduduk Indonesia sebagai salah satu pasar potensial industri olahraga. Para pelaku/Produsen Industri Olahraga Nasional sebenarnya sudah disiapkan pasar yang potensial didalam negari. Dengan perkiraan 250-260 juta penduduk Indonesia pada tahun 2025 merupakan pasar yang menggiurkan.
f. Reputasi bebarapa cabang olahraga yang sudah mendunia. Reputasi beberapa cabang olahraga yang telah mendunia bisa dijadikan peluang untuk memasarkan produk Industri Olahraga Nasional. Selain itu para Pelaku Industri Olahraga juga dapat menjadikan reputasi olahraga yang mendunia sebagai peluang untuk menciptakan peralatan dan perlengkapan olahraga tersebut.
g. Karakter masyarakat/konsumen Indonesia yang fanatik terhadap klub olaharga atau atlet nasional. Dengan fanatiknya masyarakat/konsumen Indonesia akan menjadi peluang yang baik bagi pelaku Industri Olahraga di Indonesia.
h. Banyak komunitas – komunitas olahraga di Indonesia baik didunia maya (teknologi informasi) dan di dunia nyata membuat peluang Industri Olahraga di Indonesia semakin semarak. Yang perlu diingat adalah konsumen dan produsen semakin horizontal, sehingga komunitas olahraga memiliki peran yang penting.
3. Weakness
a. Kurangnya pemeliharan sarana dan prasarana olahraga. Inilah kelemahan bangsa Indonesia yaitu tidak bisa memelihara dengan baik sarana dan prasarana. Kelemahan ini lah yang berdampak besar terhadap Industri Olahraga Nasional. Bila sarana dan prasarana tidak terawatt akan jarang orang yang melirik sarana dan prasarana olahraga tersebut, padahal sarana dan prasarana merupakan asset penting dalam Industri Olahraga.
b. Rendahnya kualitas SDM Olahraga. Rendahnya kualitas SDM olahraga akan berdampak kepada sulitnya inovasi – inovasi baru dalam alat – alat olahraga, selain itu rendahnya kualitas juga berdampak kepada sarana dan prasarana olahraga pada point c. Selain rendahnya kualitas SDM Olahraga juga adanya rendahnya kualitas SDM dalam Industri Olahraga di Indonesia.
c. Terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung permasalahan, pembibitan, pemusatan latihan, laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK. Kelemahan ini bila dikaitkan dengan industri olahraga Indonesia adalah pada laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK. Sulitnya laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK membuat tersendet produk – produk khususnya alat olahraga ciptaan anak negeri yang seharusnya dapat diproduksi masal, justru tidak bisa karena masalah pengkajian IPTEK.
d. Sistem kompetensi yang tidak berkesinambungan. Sistem kompetensi olahraga di Indonesia yang tidak berkesinambungan menyebabkan banyak sponsor yang enggan menjadi sponsor dalam kompetensi olahraga di Indonesia.
e. Kurangnya sistem informasi keolahragaan yang muktahir dan dikelola secara professional. Sistem informasi yang dikelola tidak professional akan berdampak kepada citra industri olahraga nasional. Ketika citra olahraga sebuah negara sudah buruk maka akan berimbas kepada industri olahraga. Produk tidak laku dijual, tidak ada sponsor dan masih banyak lagi dampaknya. Informasi olahraga di Indonesia masih tidak seimbang antara informasi nasional dengan internasional maupun antara informasi yang prestasi dan masalah olahraga nasional.
f. Masih lemahnya strategi Industri Olahraga baik di Usaha Kecil menengah maupun usaha yang sudah besar, strategi marketing yang tidak selalu berubah padahal perilaku konsumen selalu berubah, atau bagaimana para pelaku Industri Olahraga masih banyak yang kurang memahami arti manejeman keuangan dalam pengelolaannya.
g. Masih belum adanya persepsi yang sama tentang hakikat Industri olahraga.
h. Tidak adanya Pendidikan yang khusus mengajarkan atau mendidik strategi strategi olahraga di Tanah Air.


4. Strength
a. Jumlah penduduk Indonesia menurut proyeksi statistik kependudukan pada tahun 2025 akan berkisar antara 250-260 juta jiwa. Jumlah penduduk yang sedemikian besar merupakan kekuatan yang besar bagi Industri Olahraga Indonesia. Para produsen industri olahraga baik barang atau jasa memiliki pasar yang cukup besar .
b. Potensi kekayaan dan sumber daya alam Indonesia yang luas, indah dan menarik, serta budaya, lingkungan yang beragam. Kekuatan potensi sumber daya alam sangat penting dalam kaitanya dengan industri olahraga Indonesia, bahan – bahan untuk memproduksi mudah didapat didalam negeri. Budaya dan Lingkungan yang beragam menjadi value yang lebih dalam Industri Olahraga Nasional.
c. Berkembangnya Industri Olahraga nasional. Kita dapat lihat sekarang bagaimana Industri Olahraga sedang dalam tahap permulaan dan akan terus berkembang. Mulai dari Club Olahraga, Perusahaan Peralatan dan Perlengakapan Olahgraga seperti “ League “, Usaha Kecil dan Menengah bidang olahraga yang sedang berkembang, event olahraga baik nasional maupun internasional, sarana dan prasarana kelas internasional yang semakin banyak disetiap wilayah Indonesia, yang kesemuanya itu merupakan kekuatan penting dalam menopang Industri Olahraga Nasional.
d. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam segala bidang termasuk olahraga. Teknologi informasi dalam olahraga akan menjadi kekuatan tersendiri dalam Industri Olahraga Nasional, sebab berubahnya perilaku konsumen yang semakin horizontal merupakan akibat adanya pemanfaatan teknologi informasi. Dengan demikian adanya peningkatan pemanfaatan teknologi ini akan dijadikan kekuatan Industri Olahraga Nasional dalam memproduksi, mengelola sampai dengan memasarkan produknya.
e. Adanya payung hukum bagi bagi pengembangan keolahragaan. Payung hukum pengembangan keolahrgaan Indonesia salah satunya terdapat beberapa pasal dalam UU SKN No.3 Tahun 2005 tentang Industri Olahraga yang diatur dalam BAB XVI. Sehingga dengan adanya pengaturan Industri Olahraga Nasional dalam UU SKN tersebut ada paying hukum yang kuat dalam Industri Olahraga di Indonesia.
f. Adanya pendidikan keolahragaan dan klub – klub olahraga di berbagai wilayah Indonesia. Banyaknya pendidikan keolahragaan merupakan kekuatan dalam membangun sebuah industri olahraga nasional, club olahraga yang banyak di berbagai wilayah Indonesia merupakan kekuatan besar dalam olahraga nasional. Klub olahraga ini lah merupakan produsen sekaligus konsumen dari Industri Olahraga.
g. Kerjasama dengan PT yang memilki kompetensi yang berhubungan dengan sarana prasarana. Kerjasama dengan PT merupakan kekuatan besar dalam membangun industri olahraga yang sifatnya kearah sarana dan prasarana, dengan banyak sarana dan prasarana olahraga dan dikelola dengan strategi – strategi industri olahraga akan menjadi kekuatan besar dalam industri olahraga di Indonesia.
h. Adanya sistem pembinaan yang mewadahi olahraga prestasi di bidang pendidikan. Salah satu indikator bisnis adalah bidang sosial, adanya wadah pembinaan merupakan unsur sosial dalam bisnis olahraga/industri olahraga. Sehingga dengan adanya wadah pembinaan ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi Industri Olahraga di Indonesia.
i. Semangat otonomi daerah (Pengembangan olahraga sesuai dengan potensi dan karakter daerah). Dengan adanya semangat otonomi daerah sesuai dengan potensi dan karakter daerah maka merupakan kekuatan bagi daerah untuk membangun industri olahraga yang sesuai dengan potensi dan karakter daerah tersebut. Dengan begitu akan terlihat.
Analisis TOWS Industri Olahraga Indonesia hanyalah sebuah pendapat dari seorang yang peduli terhadap olahraga di Indonesia. Sebenarnya sangat penting sekali Dibuat sebuah Grand Design Olahraga Indonesia hingga tahun 2025.

SALAM OLAHRAGA !!!!!!!!!
Penulis : Joko Purnomo, SAB