Minggu, 25 Maret 2012

UNTUNG MASIH ADA “ PERSIB BANDUNG “

Permasalahan sepak bola Tanah Air begitu sangat komplek, pergantian ketua baru PSSI ternyata tidak menyelesaikan permasalahan, justru sampai dengan hari ini dualisme liga professional sepak bola melahirkan dualisme kepengurusan PSSI. Permasalahan ini mengakibatkan semakin jauhnya sebuah Industri Sepakbola yang bersih, banyak klub sepak bola di Tanah Air yang masih merengek meminta dana APBD untuk membiaya clubnya. Namun dibalik permasalahan itu semua, masih ada secercah harapan Industri sepak bola Tanah Air. Akhir – akhir ini pemberitaan media banyak yang menyorot “ Persib Bandung “ yang akan Go Public dengan menjual sahamnya, itulah yang membuat secercah harapan industri sepak bola di Indonesia, sehingga penulis member judul “ Untung Masih Ada Persib Bandung “.

Penjualan saham ke publik sebenarnya bukan hal yang baru di Industri Sepak bola, banyak klub – klub asing yang telah melakukan ini. Sebagai contoh Manchester United yang melepas 39% sahamnya ke Singapore Exchange pada akhir 2011. Bahkan di Indonesia sendiri pada era 1990-an Mitra Surabaya ingin menjual kepemilikan ke publik atau menjual saham, namun rencana tersebut kurang berhasil. Di awal tahun 2012 ini Persib Bandung yang sejak tahun 2009 telah resmi berbadan hukum dengan nama PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) berencana menjual sahamnya melalui Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan penawaran saham perdana yang dilakukan oleh sebuah perusahaan kepada investor umum/publik melalui pasar modal. Rencana IPO yang akan dilakukan oleh PT PBB merupakan kebijakan organisasi dalam mencari dana tambahan untuk pengembangan dan perluasaan bisnis PT PBB itu sendiri.

Dengan bendera PT PBB, Persib Bandung tumbuh menjadi salah satu klub yang professional, dengan pengelolaan yang professional dan didukung oleh jaringan yang kuat dari sederat pengusaha di belakang PT SEP membuat sponsor berdatangan. Sampai dengan saat ini Persib Bandung tercatat sebagai klub dengan sponsor terbanyak di Indonesia, pendapatan setiap tahunnya pun terus meningkat. Banyaknya sponsor juga dikarenakan adanya pendukung Persib Bandung yang sangat fanatic, mereka disebut dengan julukan “ Bobotoh “. Komunitas pendukung fanatic ini lah yang juga merupakan daya tarik yang cukup besar bagi pihak sponsor untuk berinvestasi di PT PBB. Pada tahun ini diperkirakan pemasukan dari pihak sponsor sebanyak Rp 25 Milyar, dan dari PT PBB tersebut diprediksa tahun ini Persib Bandung akan mendapat keuntungan walaupun tidak cukup besar. Berdasarkan data yang kami peroleh dari Direktur Utama PT PBB Muhammad Farhan pada tahun 2009/2010 PT PBB mengalami kerugian Rp 13 Milyar, namun pada tahun 2010/2011 kerugian menurun menjadi RP 8 Milyar, untuk tahun 2011/2012 diproyeksikan Persib Bandung akan memperoleh keuntungan walaupun tidak besar. Makin tebalnya kocek Persib tak lepas dari inovasi yang dilakukan oleh mereka, selain pemasukan dari sponsor, tiket, hak siar dan merchandise, mereka juga melakukan co-branding dengan telepon genggam Skybee dan ritel Alfamart. Perlu diketahui bahwa kepemilikan PT PBB 70% dimiliki oleh PT Suria Eka Persada dan 30% dimiliki oleh klub yang diwakili lima tokoh Bandung. Rencananya sekitar 30% s.d 45 saham PT PBB akan dijual kepada Publik.

Apa yang dilakukan oleh PT PBB (Persib Bandung) adalah sebuah strategi industri olahraga yang jarang dilakukan oleh klub – klub olahraga di Indonesia. PT PBB menyadari bahwa peran sebuah komunitas sangat besar dalam mengembangkan Industri Olahraga di Indonesia. Persib Bandung dengan bobotoh-nya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut survei PT PBB tahun 2011 jumlah bobotoh di Jabar, Banten, DKI dan Surabaya mencapai 5,3 juta orang, sehingga dengan jumlah yang cukup besar itu sangat mengiurkan dalam peluang industri olahraga di cabang sepak bola. Bila dalam dunia marketing Persib Bandung sudah seperti spiritual brand bagi bobotoh, mereka akan selalu membela persib bandung karena mereka sudah menganggap Persib Bandung seperti agama bagi mereka. Sekali lagi dari sini terlihat jelas bagaimana pentingnya mempelajari perilaku konsumen olahraga di Indonesia. Jarang klub atau produsen industri olahraga di Indonesia yang mau terjun melakukan riset pasar tentang konsumennya, namuan PT PBB sejak tahun 2010 telah terjun ke konsumen untuk diteliti. Dan sekarang mereka mengajak konsumen yang fanatic tersebut untuk turut serta memiliki Persib Bandung.

Inilah saatnya bagi klub professional olahraga di Indonesia melakukan survey ke konsumennya. Konsumen olahraga di Indonesia memiliki cirri yang sama dengan konsumen produk lainnya. Konsumen semakin horizontal, jadi perlakukan mereka seperti seorang sahabat atau Anda akan kehilangan peluang.

Penulis : Joko Purnomo, SAB

Minggu, 18 Maret 2012

Basket Yang Terus Berinovasi, Voli Yang Terus Merosot dan Sepak Bola Yang Semakin Jauh Dari Sebuah Liga Yang Profesional

Diawal tahun 2012 saya berharap tiga olahraga yang memiliki penggemar terbanyak di Indonesia selain Badminton mempunyai liga yang benar – benar professional. Untuk tulisan kali ini saya hanya memfokuskan ke-tiga olahraga ini karena selama ini tiga olahraga ini yang memiliki liga professional. Sampai dengan Maret 2012 Liga Professional Bola Basket di Tanah Air terus menunjukan kemajuan yang sangat pesat dalam pengelolaan kompetisi, PT DBL Indonesia bisa dikatakan sebagai Perusahaan yang memiliki visi dan misi yang jelas tentang Liga Professional, mereka mengerti bahwa ketika Liga Professional benar – benar berjalan maka dengan sendirinya Industri Olahraga akan tumbuh. Inovasi – inovasi pun terus dilakukan oleh NBL Indonesia sebagai liga professional bola basket di Tanah Air. Sebenarnya saya berharap banyak dengan Liga Professional Bola Voli Indonesia (Proliga) di tahun 2012, dengan masuknya sponsor baru seharusnya menjadi new-proliga yang memiliki inovasi yang dapat mendatangkan penggemar bola voli datang untuk menyaksikan Proliga. Namun sampai dengan hari ini saya justru melihat jumlah penonton tidak sebanyak Proliga yang sebelum – sebelumnya. Hal ini berbanding terbalik dengan Bola Basket yang justru semakin dipadati oleh penggemar basket disetiap pertandingan. Liga Professional di Sepak Bola justru semakin membingungkan, dengan pengurus terpilih yang baru diharapakan akan menyelesaikan permasalahan dualism liga professional di Indonesia, tapi nyatanya justru hingga hari ini belum ada kesepakatan antara LPI dan ISL. Dampak dari liga professional yang tidak dikelola dengan baik sangat berdampak besar kepada prestasi cabang tersebut. Padahal Industri Olahraga Sepak Bola hanya dilihat dari Liga Professional-nya memeliki potensi yang cukup besar bila dibandingkan Bola Basket dan Bola Voli. Namun sayang hingga saat ini belum ada yang mampu mengoptimalkan potensi besar industri olahraga di cabang sepak bola.

NBL Indonesia berhasil meningkatkan antusias penonton untuk menyaksikan langsung Liga Profesional ini, tidak tanggung – tanggung dalam laga perdananya di tahun 2011 NBL mampu menarik penonton sebanyak 5000 penonton, padahal dahulunya jumlah penonton rata – rata sebelum berganti namanya menjadi NBL hanya 200 penonton. Baru – baru ini di hari pertama Seri ke-5 Surabaya NBL Indonesia mencatatkan rekor jumlah penonton Liga Professional Basket terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 6200 penonton. Tidak hanya samapi disitu PT DBL Indonesia tahun ini kembali menghidupkan Liga Professional Bola Basket Putri yang diberi nama WNBL, Liga bola basket putrid terakhir terjadi pada tahun 2008 ketika itu bernama KOBANITA. Tahun ini 2012 WNBL diikuti 5 Club basket Putri di Indonesia. Bila pada era sebelumnya jumlah rata – rata penonton hanya 20 orang, maka pada pertandingan perdananya WNBL dilihat hampir seribu penonton. Yang perlu diperhatikan adalah strategi Basket dan Liga Professionalnya dalam memanjakan penonton basketnya. Hal ini dapat dilihat dari :

1.Konsep Liga Professional Bola Basket yang selalu mendekatkan antara penggemar basket dengan para atlet terbukti membawa trend yang positif agar para penggemar basket mau kembali datang menyaksikan pertandingan basket secara langsung.
2.Adanya program NBL Berbagi merupakan hal yang positif dalam memperkenalkan basket ke masyarakat. Atlet tidak hanya sekedar bermain tapi mereka memiliki kegiatan yang justru mendekatkan dengan masyarakat. Kegiatan Donor Darah disetiap kota disaat NBL singgah, Kunjungan ke Panti Asuhan atau memberikan pelatihan di sekolah – sekolah atau ikut mendukung Car Free Day merupakan konsep yang sangat sempurna memperkenalkan masyarakat dengan NBL.

Dari dua konsep tersebut akan membawa trend yang positif bagi Liga Basket Professional di Tanah Air, setiap tahun Liga Professional Basket di Indonesia mendapatkan penilaian yang positif, sehingga wajar sampai saat ini 19 Perusahaan telah men-sponsori Liga Professional Basket NBL di Tanah Air. Kualitias permainan pun semakin dijaga oleh NBL Indonesia, sistem administrasi benar – benar professional bagi para atlet basket yang bertanding.

Trend positif Liga Professional Bola Basket di Tanah Air ternyata tidak diikuti oleh Liga Professional Bola Voli di Indonesia. Tahun 2012 merupakan tahun ke-11 Proliga yang merupakan liga professional bola voli di Tanah Air. Di Tahun – tahun awal hingga tahun 2008 penonton akan selalu memadati Gelanggang Olahraga untuk menyaksikan pertandingan – pertandingan Proliga. Namun sejak kejadian – kejadian yang tidak menunjukkan ke – Professionalan Proliga yang mengakibatkan salah satu klub bola voli asal Jawa Timur mem-boikat Proliga hingga saat ini justru membuat para penonton turun setiap tahunnya. Ditahun 2012 dengan sponsor baru sangat diharapkan adanya perubahan konsep dalam Proliga, namun hingga saat ini justru tidak ada inovasi – inovasi baru dalam Proliga. Penurunan Trend dapat dilihat dari jumlah penonton yang hadir langsung menyaksikan Proliga, Proliga sempat menjadi ajang Liga Professional di Indonesia setelah sepak bola, namun 3 tahun terakhir ini justru jumlah penonton selalu menurun walaupun cukup ramai. Permasalahan muncul ketika Salah satu klub asal Jawa Timur yang bermarkas di Sidoarjo menuntut ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia atas pengambilan tiga pemain yang tidak sah oleh salah satu klub yang bermarkas di Palembang. Trend menurun Proliga disebabkan antara lain :

1.Konsep Proliga sendiri yang cenderung monoton, memang setiap jeda pertandingan ada hiburan bagi penonton, namun hiburan itu belum mampu mendekatkan penonton dengan idola – idolanya yang bermain di Proliga. Perlu diingat bahwa karakteristik konsumen Proliga yang cenderung fanatik dengan atlet dari pada klub voli harus diperhatikan oleh pihak penyelenggara. Bila kebutuhan konsumen ini tidak terpenuhi, maka yang terjadi adalah penurunan trend setiap Proliga.
2.Semakin sedikitnya generasi muda yang mengenal bola voli, tidak ada edukasi dari pihak penyelenggara untuk mampu menarik masyarakat agar kembali datang ke gelanggang olahraga dan menyaksikan secara langsung pertandingan Proliga.
3.Atlet, wasit dan penyelenggara harus benar – benar bersikap professional selama penyelenggaraan Proliga. Professional ini yang mulai menurun dalam Proliga, para atlet cenderung masih sekedar bermain baik dan selesai bermain maka tugas sudah selesai. Padahal dalam Industri Olahraga atlet tidak hanya sekedar bermain dengan baik saja, mereka harus mampu dekat dengan para penonton.

Sayang rasanya ketika olahraga bola voli yang pernah menjadi olahraga yang paling popular setelah sepak bola di Indonesia ini mulai menurun trend-nya. Pihak penyelenggara harus mulai memikirkan konsep baru untuk proliga. Ingat konsumen semakin horizontal.

Sepakbola memiliki potensi yang cukup besar, dan harus diakui trend penonton sepakbola dari masa ke masa tidak akan berubah. Sampai saat ini sepakbola merupakan yang paling popular di Tanah Air. Namun yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan liga professional sepakbola yang masih jauh dari professional. Seharusnya bila dikelola dengan professional maka industri olahraga sepak bola di Indonesia akan semakin baik dan potensinya dapat dimaksimalkan. Kurang tergarapnya potensi sepakbola dikarenakan banyaknya kepentingan – kepentingan individu atau organisasi politik tertentu yang ingin menjadikan sepakbola sebagai kendaraan mendaptkan jabatan tertentu. Apa yang menyebabkan potensi industri olahraga sepakbola tidak maksimal ????

1.Dualisme liga professional sepak bola di Tanah Air menyebabkan publik bingung dan berdampak terhadap industri olahraga sepakbola itu sendiri. Para sponsor kadang akan berpikir – pikir untuk mensponsori sepak bola, walaupun banyak perusahaan yang terbukti menjadi sposor dua liga tersebut. Namun yang harus diperhatikan adalah orang dibalik sponsor tersebut tidak netral seperti yang ada di basket atau voli. Mereka memiliki visi lain selain industri olahraga.
2.Dualisme kepemimpinan PSSI atara kubu PSSI dengan Djohan Arifin dan kubu KPSI dengan La Nyalla Mattalitti secara tidak langsung menyebabkan industri olahraga di sepak bola tidak sehat. Jangan berharap Sepak Bola Indonesia menjadi macan asia kalau dualisme liga professional dan kepemimpinan ini terus terjadi hingga saat ini.

Sepakbola Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, tinggal hanya bagaimana Industri olahraga di sepak bola ini optimal dalam pengelolaan industri olahraga dan tentu industri olahraga sepak bola yang berjalan sehat. Bila dilihat dari segi penonton yang selalu banyak di setiap liga professional tidak diragukan lagi fanatiknya masyarakat terhadap klub – klub sepakbola di Indonesia.

Bola basket dan liga professional nya di Indonesia memiliki tantangan besar untuk mempertahankan trend positif nya. Inovasi – Inovasi baru terus dilakukan oleh Bola Basket dan liga professional di Indonesia untuk mempertahankan masyarakat pecinta basket untuk datang terus ke setiap pertandingan liga professional. Bola Voli dan liga professional nya memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat, membuat masyarakat kembali datang seperti awal – awal proliga digelar adalah tantangan besar. Jangan sampai bola voli dan liga professional nya ini ditinggalkan masyarakat. Professionalisme bola voli dan liganya harus terus ditingkatkan, mengedukasi masyarakat perlu dilakukan oleh penyelenggara dan tentu harus ada perubahan besar dalam pengelolaan dan konsep liga professional bola voli. Sepak bola yang memiliki penonton yang paling fanatik memiliki tugas yang sangat besar ditingkatan pengelola atau pengurus organisasi sepak bola. Dualisme liga professional dan kepemimpinan merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bila mau Industri Olahraga Sepak Bola bisa dikatakan sehat. Semoga tiga cabang olahraga ini dengan liga professionalnya dapat mewujudkan visi dan misinya menjadi Industri Olahraga yang professional di Tanah Air.

Salam Olahraga !!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Penulis : Joko Purnomo, SAB

Sabtu, 03 Maret 2012

MELIHAT LETAK INDUSTRI OLAHRAGA DALAM GRAND DESIGN PEMBANGUNAN OLAHRAGA INDONESIA 2010 SAMPAI DENGAN 2024

Grand design Pembangunan Olahraga Nasional bidang Olahraga Prestasi Tahun 2010 s.d 2024 bila kita lihat analisis SWOT yang telah dibuat dalam grand design tersebut sebenarnya banyak unsur – unsur industri olahraga. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat analisis SWOT sebagai berikut :
1. Strength
a. Jumlah penduduk Indonesia menurut proyeksi statistik kependudukan pada tahun 2025 akan berkisar antara 250-260 juta jiwa.
b. Potensi kekayaan dan sumber daya alam Indonesia yang luas, indah dan menarik, serta budaya, lingkungan yang beragam.
c. Berkembangnya Industri Olahraga nasional.
d. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam segala bidang termasuk olahraga.
e. Adanya payung hukum bagi bagi pengembangan keolahragaan.
f. Adanya pendidikan keolahragaan dan klub – klub olahraga di berbagai wilayah Indonesia.
g. Kerjasama dengan PT yang memilki kompetensi yang berhubungan dengan sarana prasarana.
h. Adanya sistem pembinaan yang mewadahi olahraga prestasi di bidang pendidikan.
i. Semangat otonomi daerah (Pengembangan olahraga sesuai dengan potensi dan karakter daerah)
Dari sembilan (9) kekuatan Grand Design Pembangunan Olahraga Nasional Tahun 2010 s.d 2024 Bidang Olahraga Prestasi sangat jelas bahwa Industri Olahraga memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan visi olahraga tahun 2025 “ Mewujudkan Kejayaan Prestasi Olahraga Indonesia di Ajang Internasional “ . Dari Sembilan kekuatan tersebut point no.3 dikatakan dengan jelas berkembangnya industri olahraga nasional. Tapi bila kita lihat satu persatu kekuatan bidang olahraga prestasi secara tidak langsung juga merupakan kekuatan industri olahraga Indonesia. Mari kita lihat satu persatu.
a. Jumlah penduduk Indonesia menurut proyeksi statistik kependudukan pada tahun 2025 akan berkisar antara 250-260 juta jiwa. Jumlah penduduk yang sedemikian besar merupakan kekuatan yang besar bagi Industri Olahraga Indonesia. Para produsen industri olahraga baik barang atau jasa memiliki pasar yang cukup besar .
b. Potensi kekayaan dan sumber daya alam Indonesia yang luas, indah dan menarik, serta budaya, lingkungan yang beragam. Kekuatan potensi sumber daya alam sangat penting dalam kaitanya dengan industri olahraga Indonesia, bahan – bahan untuk memproduksi mudah didapat didalam negeri. Budaya dan Lingkungan yang beragam menjadi value yang lebih dalam Industri Olahraga Nasional.
c. Berkembangnya Industri Olahraga nasional. Kita dapat lihat sekarang bagaimana Industri Olahraga sedang dalam tahap permulaan dan akan terus berkembang. Mulai dari Club Olahraga, Perusahaan Peralatan dan Perlengakapan Olahgraga seperti “ League “, Usaha Kecil dan Menengah bidang olahraga yang sedang berkembang, event olahraga baik nasional maupun internasional, sarana dan prasarana kelas internasional yang semakin banyak disetiap wilayah Indonesia, yang kesemuanya itu merupakan kekuatan penting dalam menopang Industri Olahraga Nasional.
d. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam segala bidang termasuk olahraga. Teknologi informasi dalam olahraga akan menjadi kekuatan tersendiri dalam Industri Olahraga Nasional, sebab berubahnya perilaku konsumen yang semakin horizontal merupakan akibat adanya pemanfaatan teknologi informasi. Dengan demikian adanya peningkatan pemanfaatan teknologi ini akan dijadikan kekuatan Industri Olahraga Nasional dalam memproduksi, mengelola sampai dengan memasarkan produknya.
e. Adanya payung hukum bagi bagi pengembangan keolahragaan. Payung hukum pengembangan keolahrgaan Indonesia salah satunya terdapat beberapa pasal dalam UU SKN No.3 Tahun 2005 tentang Industri Olahraga yang diatur dalam BAB XVI. Sehingga dengan adanya pengaturan Industri Olahraga Nasional dalam UU SKN tersebut ada paying hukum yang kuat dalam Industri Olahraga di Indonesia.
f. Adanya pendidikan keolahragaan dan klub – klub olahraga di berbagai wilayah Indonesia. Banyaknya pendidikan keolahragaan merupakan kekuatan dalam membangun sebuah industri olahraga nasional, club olahraga yang banyak di berbagai wilayah Indonesia merupakan kekuatan besar dalam olahraga nasional. Klub olahraga ini lah merupakan produsen sekaligus konsumen dari Industri Olahraga.
g. Kerjasama dengan PT yang memilki kompetensi yang berhubungan dengan sarana prasarana. Kerjasama dengan PT merupakan kekuatan besar dalam membangun industri olahraga yang sifatnya kearah sarana dan prasarana, dengan banyak sarana dan prasarana olahraga dan dikelola dengan strategi – strategi industri olahraga akan menjadi kekuatan besar dalam industri olahraga di Indonesia.
h. Adanya sistem pembinaan yang mewadahi olahraga prestasi di bidang pendidikan. Salah satu indikator bisnis adalah bidang sosial, adanya wadah pembinaan merupakan unsur sosial dalam bisnis olahraga/industri olahraga. Sehingga dengan adanya wadah pembinaan ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi Industri Olahraga di Indonesia.
i. Semangat otonomi daerah (Pengembangan olahraga sesuai dengan potensi dan karakter daerah). Dengan adanya semangat otonomi daerah sesuai dengan potensi dan karakter daerah maka merupakan kekuatan bagi daerah untuk membangun industri olahraga yang sesuai dengan potensi dan karakter daerah tersebut. Dengan begitu akan terlihat diferensiasi produk industri olahraga dari satu daerah dengan daerah lain, inilah kekuatan besar dalam Industri Olahraga Indonesia.

2. Weakness
a. Kurangnya koordinasi dan sinergi antar lembaga/kementerian terkait.
b. Keterbatasan alokasi dana olahraga prestasi.
c. Kurangnya pemeliharan sarana dan prasarana olahraga.
d. Rendahnya kualitas SDM Olahraga.
e. Kurangnya dukungan dan perhatian pemerintah daerah dalam pembinaan olahraga prestasi.
f. Lemahnya sistem pembinaan prestasi olahraga.
g. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan atlet berprestasi.
h. Terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung pemasalahan, pembibitan, pemusatan latihan, laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK.
i. Sistem kompetensi yang tidak berkesinambungan.
j. Rendahnya kesegaran jasmani siswa.
k. Kurangnya sistem informasi keolahragaan yang muktahir dan dikelola secara professional.
l. Belum ada upaya kongkret dalam menggali dan mengeksplorasi potensi sosial dan budaya yang terkait dengan upaya pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi.
m. Kecenderungan semangat otonomi daerah dimana prestasi dan prestise diraih secara instan dan mengabaikan potensi dan pembinaan olahraga daerah.
n. Belum ada sistem penghargaan terhadap pelaku olahraga.
o. Masih rendah dalam pengelolaan dan manajeman keolahragaan.
p. Belum adanya implementasi kebijakan pemerintah dalam menyikapi pengarusutamaan gender.
Bila melihat 16 point kelemahan yang tertera diatas, hanya beberapa kelemahan yang menyangkut Industri Olahraga Nasional, diantaranya adalah point c, d, h,I, k dan o. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjalasan dibawah ini.
c. Kurangnya pemeliharan sarana dan prasarana olahraga. Inilah kelemahan bangsa Indonesia yaitu tidak bisa memelihara dengan baik sarana dan prasarana. Kelemahan ini lah yang berdampak besar terhadap Industri Olahraga Nasional. Bila sarana dan prasarana tidak terawatt akan jarang orang yang melirik sarana dan prasarana olahraga tersebut, padahal sarana dan prasarana merupakan asset penting dalam Industri Olahraga.
d. Rendahnya kualitas SDM Olahraga. Rendahnya kualitas SDM olahraga akan berdampak kepada sulitnya inovasi – inovasi baru dalam alat – alat olahraga, selain itu rendahnya kualitas juga berdampak kepada sarana dan prasarana olahraga pada point c. Selain rendahnya kualitas SDM Olahraga juga adanya rendahnya kualitas SDM dalam Industri Olahraga di Indonesia.
h. Terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung permasalahan, pembibitan, pemusatan latihan, laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK. Kelemahan ini bila dikaitkan dengan industri olahraga Indonesia adalah pada laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK. Sulitnya laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK membuat tersendet produk – produk khususnya alat olahraga ciptaan anak negeri yang seharusnya dapat diproduksi masal, justru tidak bisa karena masalah pengkajian IPTEK.
i. Sistem kompetensi yang tidak berkesinambungan. Sistem kompetensi olahraga di Indonesia yang tidak berkesinambungan menyebabkan banyak sponsor yang enggan menjadi sponsor dalam kompetensi olahraga di Indonesia.
k. Kurangnya sistem informasi keolahragaan yang muktahir dan dikelola secara professional. Sistem informasi yang dikelola tidak professional akan berdampak kepada citra industri olahraga nasional. Ketika citra olahraga sebuah negara sudah buruk maka akan berimbas kepada industri olahraga. Produk tidak laku dijual, tidak ada sponsor dan masih banyak lagi dampaknya. Informasi olahraga di Indonesia masih tidak seimbang antara informasi nasional dengan internasional maupun antara informasi yang prestasi dan masalah olahraga nasional.
o. Masih rendah dalam pengelolaan dan manajeman keolahragaan. Hal ini lah yang terlihat dengan jelas dalam pengelolaan clun olahraga di Indonesia. Potensi yang besar bagi club olahraga di Indonesia dengan cara menerapkan konsep industri olahraga tidak bisa karena masih rendahnya pengelolaan dan manajeman keolahragaan yang menyebabkan mereka manja dengan pemerintah.

3. Opportunity
a. Olahraga sebagai salah satu wadah pembentukan watak, disiplin, prestasi, sportivitas dan kepribadian bangsa.
b. Menjadikan olahraga sebagai satu kekuatan pembangunan yang penting bagi peningkatan produktivitas, daya saing dan kinerja ekonomi Indonesia di era globalisasi dan era pasar bebas.
c. Peluang bisnis di bidang olahraga dan menjadikan olahraga sebagai salah satu komoditas unggulan ekononmi Indonesia.
d. Dengan ditargetkannya pariwisata sebagai komoditas unggulan Indonesia pada abad 21, maka pertumbuhan wisata olahraga dengan memanfaatkan keindahan dan kekayaan alam Indonesia, berpeluang maju pesat sejalan dengan kemajuan industri pariwisata.
e. Kemauan politik pemerintah yang mendukung peningkatan prestasi olahraga dengan diakuinya pelatih sebagai tenaga fungsional yang berstatus PNS.
f. Adanya potensi kolaborasi antara olahraga dengan budaya sebagai salah satu daya tarik pariwisata.
g. Besarnya jumlah penduduk Indonesia sebagai salah satu pasar potensial industri olahraga.
h. Reputasi bebarapa cabang olahraga yang sudah mendunia.
i. Olahraga sebagai sarana mewujudkan pengarusutamaan gender.
Dari Sembilan peluang grand design pembangunan olahraga bidang olahraga prestasi tahun 2010 s.d 2024 hanya point nomor a.e dan I yang tidak bisa dikaitkan dengan Industri Olahraga. Sementara 6 pointnya dapat dikatakan juga sebagai peluang Industri Olahraga Indonesia.
b. Menjadikan olahraga sebagai satu kekuatan pembangunan yang penting bagi peningkatan produktivitas, daya saing dan kinerja ekonomi Indonesia di era globalisasi dan era pasar bebas. Efek domino dari Industri Olahraga sangat lah banyak, ketika Industri Olahraga di Indonesia telah maju maka akan mempengaruhi kinerja ekonomi.
c. Peluang bisnis di bidang olahraga dan menjadikan olahraga sebagai salah satu komoditas unggulan ekononmi Indonesia. Peluang Industri olahraga di Indonesia masih sangat terbuka lebar, untuk itu mari bergerak bersama untuk menjadikan Industri Olahraga sebagai unggulan ekonomi Indonesia. Mulai dari yang usaha kecil hingga usaha yang sifat besar bersatu untuk Industri Olahraga Indonesia.
d. Dengan ditargetkannya pariwisata sebagai komoditas unggulan Indonesia pada abad 21, maka pertumbuhan wisata olahraga dengan memanfaatkan keindahan dan kekayaan alam Indonesia, berpeluang maju pesat sejalan dengan kemajuan industri pariwisata. Keindahan dan Kekayaan alam Indonesia adalah nilai lebih dari Industri Olahraga, sehingga dengan value ini akan selaras dengan Industri pariwisata itu sendiri.
f. Adanya potensi kolaborasi antara olahraga dengan budaya sebagai salah satu daya tarik pariwisata. Budaya Indonesia yang beragam dan multietnik dapat dijadikan diferensiasi tersendiri bagi Industri Olahraga di Indonesia. Dengan Diferensiasi yang unik ini akan membuat peluang yang cukup baik bagi Industri Olahraga di Indonesia.
g. Besarnya jumlah penduduk Indonesia sebagai salah satu pasar potensial industri olahraga. Para pelaku/Produsen Industri Olahraga Nasional sebenarnya sudah disiapkan pasar yang potensial didalam negari. Dengan perkiraan 250-260 juta penduduk Indonesia pada tahun 2025 merupakan pasar yang menggiurkan.
h. Reputasi bebarapa cabang olahraga yang sudah mendunia. Reputasi beberapa cabang olahraga yang telah mendunia bisa dijadikan peluang untuk memasarkan produk Industri Olahraga Nasional. Selain itu para Pelaku Industri Olahraga juga dapat menjadikan reputasi olahraga yang mendunia sebagai peluang untuk menciptakan peralatan dan perlengkapan olahraga tersebut.
4. Threat
a. Kurang profesionalnya cara, sistem, dan manajeman pengelolaan olahraga di Indonesia, serta kurang terpadunya dan selarasnya penjabaran kebijaksanaan pembinaan olahraga, baik ditingkat daerah maupun nasional, maka akan mengancam upaya peningkatan kinerja dan perbaikan prestasi olahraga secara menyeluruh dan nasional.
b. Dengan terbukanya pasar barang dan jasa, baik regional maupun global terbuka kesempatan bagi masuknya tenaga kerja asing dari negara – negara ASEAN dan dari negara lainnya, termasuk profesi dan tenaga kerja di bidang olahraga Indonesia.
c. Masih simpang siur dan belum kompaknya sistem pembinaan olahraga yang bertahap, berjenjang, dan berkesinambungan mulai dari usia dini hingga dewasa, dari mulai klub/perkumpulan hingga pelatnas, dari desa hingga kota dan sebagainya maka akan mengancam tercapainya prestasi olahraga Indonesia yang membanggakan pada abad ke-21.
d. Masih belum adanya persepsi yang sama dari seluruh pengambil keuputusan dan kebijakan sehingga tidak meratanya pembinaan dan pengembangan olahraga pada masing – masing daerah.
e. Percepatan peningkatan prestasi olahraga negara tetangga.
f. Kurang terjaganya stabilitas politik nasional.
g. Ketergantungan yang besar terhadap pendanaan olahraga dari APBD dan APBN.
Dari tujuh ancaman terhadap olahraga prestasi Indonesia, ada bebarapa yang bisa dikaitkan dengan Industri Olahraga Nasional, diantaranya :
a. Kurang profesionalnya cara, sistem, dan manajeman pengelolaan olahraga di Indonesia, serta kurang terpadunya dan selarasnya penjabaran kebijaksanaan pembinaan olahraga, baik ditingkat daerah maupun nasional, maka akan mengancam upaya peningkatan kinerja dan perbaikan prestasi olahraga secara menyeluruh dan nasional. Selain masalah prestasi olahraga, kurang profesionalnya cara, sistem dan manajeman pengelolaan olahraga di Indonesia juga akan berdampak kepada Industri Olahraga Nasional.
b. Dengan terbukanya pasar barang dan jasa, baik regional maupun global terbuka kesempatan bagi masuknya tenaga kerja asing dari negara – negara ASEAN dan dari negara lainnya, termasuk profesi dan tenaga kerja di bidang olahraga Indonesia. Adanya pasar bebas akan berimbas dengan Industri Olahraga Nasional, apalagi Industri Olahraga negara – negara tetangga Indonesia lebih baik ketimbang Indonesia. Mau tidak mau Industri Olahraga Indonesia harus mampu bersaing dengan mereka.

Dari Grand Design Pembangunan Olahraga Nasional Tahun 2010 s.d 2024 Bidang Olahraga Prestasi terlihat jelas bagaimana Industri olahraga memiliki peran yang krusial dalam mencapai visi olahraga tahun 2025 “ Mewujudkan Kejayaan Prestasi Olahraga Indonesia di Ajang Internasional “. Seharusnya Para pemangku olahraga di Indonesia juga membuat Grand Design Industri Olahraga Indonesia agar tercapainya visi olahraga tahun 2025. Dalam sasaran pembinaan dan pembangunan olahraga Indonesia Tahun 2025 salah satu misinya adalah “ Meningkatkan Pemberdayaan ekonomi dan industri olahraga yang memiliki daya saing “ dari misi tersebut ada tiga sasaran ekonomi Industri olahraga antara lain :
1. Pengungatan Industri Peralatan Olahraga yang memiliki daya saing dan kualitas standar.
2. Pengembangan dan Pemberdayaan event olahraga dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat.
3. Pengembangan produksi nasional yang memenuhi standar internasional dalam rangka mewujudkan peran industri olahraga sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional.
Dari Sasaran Pembinaan dan Pembangunan Olahraga Indonesia Tahun 2025, sangat terlihat jelas bahwa fokus Industri Olaharaga Indonesia ada dua yaitu pada peralatan dan event olahraga. Industri Olahraga lagi – lagi memiliki peran yang penting dalam mewujudkan visi olahraga pada tahun 2025 nanti. Untuk membantu tercapainya Visi olahraga 2025, saya akan mencoba menggunakan analisis TOWS bagi Industri Olahraga di Indonesia.

ANALISIS TOWS INDUSTRI OLAHRAGA INDONESIA
Bila tadi dalam Grand Design Pembangunan Olahraga Indonesia Tahun 2010 s.d 2024 Bidang Olahraga Prestasi menggunakan SWOT, maka dalam menganalisis Industri Olahraga akan dicoba dengan analisis TOWS. Alasan menggunakan analisis TOWS bukan hanya sekedar membalik suku kata dari SWOT menjadi TOWS, namun dilandasi oleh sebuah pertimbangan substansial . Pendekatan TOWS mengandung makna bahwa dalam Industri Olahraga modern terlebih dahulu melihat berbagai perkembangan eksternal sebelum meninjau lingkungan internalnya. Ini bahwa pendekatan yang dipakai adalah outside-in bukan inside-out. Hal ini dikarenakan, sekitar sepuluh-lima belas tahun lalu lingkungan eksternal berkembang dengan sangat cepat dan kian menjadi tidak menentu. Perkembangan teknologi Informasi, globalisasi pasar, perubahan perilaku konsumen saat ini berlangsung dengan akselarasi yang makin tinggi.

1. Threats
a. Kurang profesionalnya cara, sistem, dan manajeman pengelolaan olahraga di Indonesia, serta kurang terpadunya dan selarasnya penjabaran kebijaksanaan pembinaan olahraga, baik ditingkat daerah maupun nasional, maka akan mengancam upaya peningkatan kinerja dan perbaikan prestasi olahraga secara menyeluruh dan nasional. Selain masalah prestasi olahraga, kurang profesionalnya cara, sistem dan manajeman pengelolaan olahraga di Indonesia juga akan berdampak kepada Industri Olahraga Nasional.
b. Dengan terbukanya pasar barang dan jasa, baik regional maupun global terbuka kesempatan bagi masuknya tenaga kerja asing dari negara – negara ASEAN dan dari negara lainnya, termasuk profesi dan tenaga kerja di bidang olahraga Indonesia. Adanya pasar bebas akan berimbas dengan Industri Olahraga Nasional, apalagi Industri Olahraga negara – negara tetangga Indonesia lebih baik ketimbang Indonesia. Mau tidak mau Industri Olahraga Indonesia harus mampu bersaing dengan mereka.
c. Perilaku konsumen Indonesia yang cenderung lebih senang menggunakan produk luar negeri menjadi ancaman tersendiri bagi pelaku Industri Olahraga khususnya yang bergerak dibidang perlengkapan Olahraga.
d. Sumber Daya Manusia Indonesia yang ahli dalam bidang Industri Olahraga justru lebih senang bekerja di luar negeri dibandingkan di Indonesia.



2. Opportunities
a. Menjadikan olahraga sebagai satu kekuatan pembangunan yang penting bagi peningkatan produktivitas, daya saing dan kinerja ekonomi Indonesia di era globalisasi dan era pasar bebas. Efek domino dari Industri Olahraga sangat lah banyak, ketika Industri Olahraga di Indonesia telah maju maka akan mempengaruhi kinerja ekonomi.
b. Peluang bisnis di bidang olahraga dan menjadikan olahraga sebagai salah satu komoditas unggulan ekononmi Indonesia. Peluang Industri olahraga di Indonesia masih sangat terbuka lebar, untuk itu mari bergerak bersama untuk menjadikan Industri Olahraga sebagai unggulan ekonomi Indonesia. Mulai dari yang usaha kecil hingga usaha yang sifat besar bersatu untuk Industri Olahraga Indonesia.
c. Dengan ditargetkannya pariwisata sebagai komoditas unggulan Indonesia pada abad 21, maka pertumbuhan wisata olahraga dengan memanfaatkan keindahan dan kekayaan alam Indonesia, berpeluang maju pesat sejalan dengan kemajuan industri pariwisata. Keindahan dan Kekayaan alam Indonesia adalah nilai lebih dari Industri Olahraga, sehingga dengan value ini akan selaras dengan Industri pariwisata itu sendiri.
d. Adanya potensi kolaborasi antara olahraga dengan budaya sebagai salah satu daya tarik pariwisata. Budaya Indonesia yang beragam dan multietnik dapat dijadikan diferensiasi tersendiri bagi Industri Olahraga di Indonesia. Dengan Diferensiasi yang unik ini akan membuat peluang yang cukup baik bagi Industri Olahraga di Indonesia.
e. Besarnya jumlah penduduk Indonesia sebagai salah satu pasar potensial industri olahraga. Para pelaku/Produsen Industri Olahraga Nasional sebenarnya sudah disiapkan pasar yang potensial didalam negari. Dengan perkiraan 250-260 juta penduduk Indonesia pada tahun 2025 merupakan pasar yang menggiurkan.
f. Reputasi bebarapa cabang olahraga yang sudah mendunia. Reputasi beberapa cabang olahraga yang telah mendunia bisa dijadikan peluang untuk memasarkan produk Industri Olahraga Nasional. Selain itu para Pelaku Industri Olahraga juga dapat menjadikan reputasi olahraga yang mendunia sebagai peluang untuk menciptakan peralatan dan perlengkapan olahraga tersebut.
g. Karakter masyarakat/konsumen Indonesia yang fanatik terhadap klub olaharga atau atlet nasional. Dengan fanatiknya masyarakat/konsumen Indonesia akan menjadi peluang yang baik bagi pelaku Industri Olahraga di Indonesia.
h. Banyak komunitas – komunitas olahraga di Indonesia baik didunia maya (teknologi informasi) dan di dunia nyata membuat peluang Industri Olahraga di Indonesia semakin semarak. Yang perlu diingat adalah konsumen dan produsen semakin horizontal, sehingga komunitas olahraga memiliki peran yang penting.
3. Weakness
a. Kurangnya pemeliharan sarana dan prasarana olahraga. Inilah kelemahan bangsa Indonesia yaitu tidak bisa memelihara dengan baik sarana dan prasarana. Kelemahan ini lah yang berdampak besar terhadap Industri Olahraga Nasional. Bila sarana dan prasarana tidak terawatt akan jarang orang yang melirik sarana dan prasarana olahraga tersebut, padahal sarana dan prasarana merupakan asset penting dalam Industri Olahraga.
b. Rendahnya kualitas SDM Olahraga. Rendahnya kualitas SDM olahraga akan berdampak kepada sulitnya inovasi – inovasi baru dalam alat – alat olahraga, selain itu rendahnya kualitas juga berdampak kepada sarana dan prasarana olahraga pada point c. Selain rendahnya kualitas SDM Olahraga juga adanya rendahnya kualitas SDM dalam Industri Olahraga di Indonesia.
c. Terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung permasalahan, pembibitan, pemusatan latihan, laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK. Kelemahan ini bila dikaitkan dengan industri olahraga Indonesia adalah pada laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK. Sulitnya laboratorium penelitian dan pengkajian IPTEK membuat tersendet produk – produk khususnya alat olahraga ciptaan anak negeri yang seharusnya dapat diproduksi masal, justru tidak bisa karena masalah pengkajian IPTEK.
d. Sistem kompetensi yang tidak berkesinambungan. Sistem kompetensi olahraga di Indonesia yang tidak berkesinambungan menyebabkan banyak sponsor yang enggan menjadi sponsor dalam kompetensi olahraga di Indonesia.
e. Kurangnya sistem informasi keolahragaan yang muktahir dan dikelola secara professional. Sistem informasi yang dikelola tidak professional akan berdampak kepada citra industri olahraga nasional. Ketika citra olahraga sebuah negara sudah buruk maka akan berimbas kepada industri olahraga. Produk tidak laku dijual, tidak ada sponsor dan masih banyak lagi dampaknya. Informasi olahraga di Indonesia masih tidak seimbang antara informasi nasional dengan internasional maupun antara informasi yang prestasi dan masalah olahraga nasional.
f. Masih lemahnya strategi Industri Olahraga baik di Usaha Kecil menengah maupun usaha yang sudah besar, strategi marketing yang tidak selalu berubah padahal perilaku konsumen selalu berubah, atau bagaimana para pelaku Industri Olahraga masih banyak yang kurang memahami arti manejeman keuangan dalam pengelolaannya.
g. Masih belum adanya persepsi yang sama tentang hakikat Industri olahraga.
h. Tidak adanya Pendidikan yang khusus mengajarkan atau mendidik strategi strategi olahraga di Tanah Air.


4. Strength
a. Jumlah penduduk Indonesia menurut proyeksi statistik kependudukan pada tahun 2025 akan berkisar antara 250-260 juta jiwa. Jumlah penduduk yang sedemikian besar merupakan kekuatan yang besar bagi Industri Olahraga Indonesia. Para produsen industri olahraga baik barang atau jasa memiliki pasar yang cukup besar .
b. Potensi kekayaan dan sumber daya alam Indonesia yang luas, indah dan menarik, serta budaya, lingkungan yang beragam. Kekuatan potensi sumber daya alam sangat penting dalam kaitanya dengan industri olahraga Indonesia, bahan – bahan untuk memproduksi mudah didapat didalam negeri. Budaya dan Lingkungan yang beragam menjadi value yang lebih dalam Industri Olahraga Nasional.
c. Berkembangnya Industri Olahraga nasional. Kita dapat lihat sekarang bagaimana Industri Olahraga sedang dalam tahap permulaan dan akan terus berkembang. Mulai dari Club Olahraga, Perusahaan Peralatan dan Perlengakapan Olahgraga seperti “ League “, Usaha Kecil dan Menengah bidang olahraga yang sedang berkembang, event olahraga baik nasional maupun internasional, sarana dan prasarana kelas internasional yang semakin banyak disetiap wilayah Indonesia, yang kesemuanya itu merupakan kekuatan penting dalam menopang Industri Olahraga Nasional.
d. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam segala bidang termasuk olahraga. Teknologi informasi dalam olahraga akan menjadi kekuatan tersendiri dalam Industri Olahraga Nasional, sebab berubahnya perilaku konsumen yang semakin horizontal merupakan akibat adanya pemanfaatan teknologi informasi. Dengan demikian adanya peningkatan pemanfaatan teknologi ini akan dijadikan kekuatan Industri Olahraga Nasional dalam memproduksi, mengelola sampai dengan memasarkan produknya.
e. Adanya payung hukum bagi bagi pengembangan keolahragaan. Payung hukum pengembangan keolahrgaan Indonesia salah satunya terdapat beberapa pasal dalam UU SKN No.3 Tahun 2005 tentang Industri Olahraga yang diatur dalam BAB XVI. Sehingga dengan adanya pengaturan Industri Olahraga Nasional dalam UU SKN tersebut ada paying hukum yang kuat dalam Industri Olahraga di Indonesia.
f. Adanya pendidikan keolahragaan dan klub – klub olahraga di berbagai wilayah Indonesia. Banyaknya pendidikan keolahragaan merupakan kekuatan dalam membangun sebuah industri olahraga nasional, club olahraga yang banyak di berbagai wilayah Indonesia merupakan kekuatan besar dalam olahraga nasional. Klub olahraga ini lah merupakan produsen sekaligus konsumen dari Industri Olahraga.
g. Kerjasama dengan PT yang memilki kompetensi yang berhubungan dengan sarana prasarana. Kerjasama dengan PT merupakan kekuatan besar dalam membangun industri olahraga yang sifatnya kearah sarana dan prasarana, dengan banyak sarana dan prasarana olahraga dan dikelola dengan strategi – strategi industri olahraga akan menjadi kekuatan besar dalam industri olahraga di Indonesia.
h. Adanya sistem pembinaan yang mewadahi olahraga prestasi di bidang pendidikan. Salah satu indikator bisnis adalah bidang sosial, adanya wadah pembinaan merupakan unsur sosial dalam bisnis olahraga/industri olahraga. Sehingga dengan adanya wadah pembinaan ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi Industri Olahraga di Indonesia.
i. Semangat otonomi daerah (Pengembangan olahraga sesuai dengan potensi dan karakter daerah). Dengan adanya semangat otonomi daerah sesuai dengan potensi dan karakter daerah maka merupakan kekuatan bagi daerah untuk membangun industri olahraga yang sesuai dengan potensi dan karakter daerah tersebut. Dengan begitu akan terlihat.
Analisis TOWS Industri Olahraga Indonesia hanyalah sebuah pendapat dari seorang yang peduli terhadap olahraga di Indonesia. Sebenarnya sangat penting sekali Dibuat sebuah Grand Design Olahraga Indonesia hingga tahun 2025.

SALAM OLAHRAGA !!!!!!!!!
Penulis : Joko Purnomo, SAB

Jumat, 02 Maret 2012

INDUSTRI OLAHRAGA DALAM ISLAMIC SOLIDARITY GAMES III RIAU 2013

Negara – negara islam dunia memiliki ajang olahraga 4 tahunan yang diberinama Islamic Solidarity Games atau biasa disingkat dengan “ ISG “. Tahun 2011 Indonesia ditunjuk sebagai Tuan Rumah Penyelenggaraan ISG yang ke III pada tahun 2013, dan Propinsi Riau kali ini yang akan menyelenggarakan pesta olahraga negara – negara islam di dunia ini. Setelah SEA Games XXVI Palembang dan Jakarta berlangsung dengan jalan berliku walaupun Indonesia berhasil menjadi Juara Umum maka Indonesia bersiap menyelenggarakan ISG yang rencananya akan diikuti 57 negara islam dunia, 17 Cabang Olahraga dan Akan Dibuka pada tanggal 6 Juni 2013.

Riau terpilih menjadi Tuan Rumah ISG, tak lepas dari kesiapan Riau dalam mempersipakan Pekan Olahraga Nasional yang akan diselenggarakan tahun ini. Sehingga untuk memaksimalkan event Internasional ISG III-2013 dimulai dari persiapan PON. Dua event besar ini sangat berpontensi untuk mendatangkan keuntungan baik bagi Indonesia, Riau maupun masyarakat sekitarnya. Sehingga event dunia seperti ISG III harus memiliki konsep strategi industri olahraga yang unik agar mampu menarik masyarakat (konsumen) baik dalam maupun luar negeri untuk datang menyaksikan event ISG III tahun 2013. Riau pun telah bersiap, Misi mereka dengan “ Memadukan Islam, Budaya dan Olahraga Tingkat Dunia “ merupakan langkah yang baik, pada event ini Riau akan menjadi sorotan mewakili Indonesia , maka tujuan besarnya selain menunjukan prestasi olahraga, juga menunjukan identitas bangsa yang besar ini, Indonesia.

Berikut ini adalah skema Penyelenggaran ISG III Riau 2013

Produk Utama + Produk Pendamping = Industri Olahraga = Output

Produk Utama ISG
1. Pertandingan 17 Cabor
2. Upacara Pembukaan dan Penutupan

Produk Pendamping ISG
ISLAM
1. Parade Pakaian Muslim
2. Pergelaran Budaya Islam Dunia
BUDAYA
1. Pargelaran Malam Seni dan Budaya Nasional
BUSINESS
1. Forum Bisnis Negara Islam/OKI

Produk Utama dan Produk Pendamping ISG merupakan sebuah perpaduan Industri Olahraga Yang Ideal. Sehingga dari input tersebut diharapkan akan mencapai output sebagai berikut :

1. Menguatkan Posisi Indonesia Sebagai Salah Satu Negara Islam Yang Memiliki Kontribusi Besar Bagi Dunia.

2. Mampu membawa Multiplayer Effect khususnya bagi investasi lokal, Peningkatan Infrasturuktur dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat.

3. Menunjukan Prestasi olahraga dan menunjukan identitas Bangsa yang besar ini, Indonesia.

4. Sarana Promosi pariwisata dan Budaya Riau Pada Khususnya dan Indonesia Pada Umumnya


Dari skema ISG III Riau 2013 diatas, terlihat jelas bagaimana upaya Riau untuk mampu menjadi tuan rumah yang tidak hanya misi untuk meraih prestasi olahraga, namun bagaimana Riau berupaya untuk mampu menunjukan identitas budayanya ke dunia Internasional. Pihak penyelenggara juga memiliki produk yang jelas, yang pertama adalah produk utama yaitu event ISG 2013 itu sendiri dan tentu ada produk pendamping yang akan menyokong produk utama itu sendiri, produk pendamping yang memadukan Islam, Budaya dan forum bisnis terlihat berjalan lurus dengan event itu sendiri. Sehingga perpaduan event olahraga sebagai produk utama dan islam, budaya serta forum bisnis sebagai produk pendamping dapat dikatakan sebagai sebuah sport Industry yang dapat mendatangkan keuntungan bagi Riau pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Lalu bagaimana seharusnya Riau menjadi Tuan Rumah Yang Baik agar mampu Output dalam skema gambar tercapai ????????????????

1. Harus terjadi Kolaborasi Kohesif antara Masyarakat, Komunitas Olahraga, Kalangan bisnis, Pemerintah Daeran, Pemerintah Pusat dan tentu para wartawan. Enam pelaku utama ISG ini haruslah mampu saling mengedukasi agar mereka menjadi Knowledgable dan terus menyamakan persepsi dan gerak mengenai perlunya menarik Konsumen dalam rangka mendongkrak produktivitas dari penyelenggaraan ISG itu sendiri. Kolaborasi ini diperlukkan agar aktivitas enam pelaku ISG dapat selaras dan saling menunjang sehingga terbentuk sebuah iklim yang baik yang mampu menarik konsumen untuk datang ke ISG dengan produk utama dan pendampingnya. Dari sisi aktivitas masyarakat, mereka harus mampu mendorong agar semua lapisan masyarakat bersikap welcome terhadap kedatangan para konsumen dan sumber daya dari luar. Dari sisi komunitas olahraga, mereka harus mampu menciptakan kreativitas dalam penyelenggaran event – event pertandingan selama ISG. Dari operasional bisnis mereka harus terus menerus membangun iklim bisnis yang baik dan menjamin semakin meningkatnya peluang investasi di Riau pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Dari sisi Pemerintah harus ada kesamaan persepsi antara pusat dan daerah, kebijakan pusat harus mampu mendukung kebijakan pemerintah di daerah sehingga akan muncul suasana yang kondusif selama ISG. Dan wartawan juga harus mampu memberikan berita yang positif agar ISG berjalan dengan baik.
2. Pihak penyelenggara ISG harus mampu memperlakukan konsumen ISG secara semestinya, dengan kata lain pihak penyelenggara ISG harus mampu mengidentifikasi keinginan dan ekspektasi mereka, dan secara responsif memenuhi keinginan tersebut.
3. Menyediakan wahana yang memadai bagi aktivitas konsumen selama ISG, rasa aman dan nyaman harus dipenuhi oleh pihak penyelenggara dan tentu kegiatan – kegiatan selama ISG harus beragam dan dijadwalkan secara periodik.

Riau terus berupaya agar mampu menjadi tuan rumah yang baik, dan tentu mampu tercapainya output yang telah ditetapkan. Lewat Olahraga, Islam, Budaya dan Bisnis merupakan perpaduan yang sangat unik. Stasiun Televisi Internasional Al- Jazeera secara resmi telah menyatakan akan meyiarkan secara langsung penyelenggaran ISG III Riau 2013, kesempatan yang baik bagi pihak penyelenggara untuk dapat mempromosikan Indonesia di dunia internasional. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa efek domino dari Industri Olahraga sangat begitu besar bagi perekonomian, masyarakat dan tentu bagi olahraga itu sendiri. Apakah Riau mampu mewujudkan misinya yaitu memperkuat identitas Islam Indonesia dan Budaya Melayu Riau melalui event ISG ??? Jawabannya nanti akan terjawab di 2013.

Sukses ISG,,Sukses Riau,,Sukses Indonesia

Salam Olahraga !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Penulis : Joko Purnomo, SAB