Dunia olahraga di Indonesia kembali ramai, bukan ramai
dengan prestasi melainkan ramai dengan sebuah usulan yang dilontarkan oleh Taufiq
Kiemas dan Mudai Madang (Ketua KONI Sumsel), menurut mereka berdua peran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
sangat besar dalam mengubah Jakabaring menjadi sebuah kompleks olahraga
terbesar di luar Senayan. Dengan muncul
usulan itu menjadi perbincangan baik dari masyarakat bawah, akedemisi, seniman,
mahasiswa hingga para pencinta olahraga. Dalam tulisan kali ini kita tidak akan
bahas mengenai konflik tersebut, namun yang kita akan bahas adalah pemberian
sebuah nama pada stadion atau gelanggang olahraga seharusnya bukan hanya
sekedar pemberian nama, dalam dunia Industri Olahraga ada strategi – strategi
dalam menentukan nama, nama sebuah stadion atau gelora adalah Brand dari
stadion atau gelora tersebut, jadi harus dipikirkan bagaimana menyusun strategi
tersebut.
Konsep Strategi
Bisnis Gelanggang Olahraga atau Stadion
Permasalahan yang ada di Indonesia adalah tidak digunakannya
strategi mem-branding sebuah stadion
atau Gelanggang Olahraga. Selama ini ketika membangun sebuah stadion atau
gelanggang olahraga hanya sekedar membangun, tidak ada penyusunan – penyusunan
strategi bisnis untuk memaksimalkan potensi stadion atau gelanggang olahraga
tersebut. Dalam Penelitian saya pada tahun 2008 tentang Gelanggang Olahraga Tri
Lomba Djuang Semarang ada 9 stretegi. Dan 9 konsep strategi ini sebenarnya
dapat diterapkan di seluruh gelanggang olahraga atau stadion olahraga di
Indonesia. Berikut ini adalah Sembilan Konsep strategi tersebut :
1.
Segmentasi
Menurut Hermawan Kartajaya (2006; 17), segmentasi
adalah sebuah metode bagaimana melihat pasar secara kreatif, artinya anda perlu
melihat segmentasi sebagai seni mengidentifikasi dan memenfaatkan peluang yang
muncul di pasar. Peranan segmentasi menurut Hermawan Kartajaya (2006; 17)
antara lain :
a.
Segmentasi
dapat memungkinkan kita untuk lebih fokus.
b.
Segmentasi
memungkinkan Anda mendapatkan insight mengenai peta kompetisi dan posisi
pasar.
c.
Segmentasi
merupakan bisnis untuk memudahkan Anda mempersiapkan lankah-langkah berikutnya,
seperti positioning, diferensiasi dan penguatan merek.
d.
Segmentasi
merupakan faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut
yang unik dan cara yang berbeda.
Berikut ini tabel cara memandang suatu pasar
menurut Hermawan Kartajaya (2006; 20)
TABEL 1.1
SEGMENTASI PASAR
No
|
Segmentasi
|
Cara
Memandang Pasar
|
Variabel
|
1
|
Static attribute
segmentation
|
§ Berdasarkan geografis
§ Berdasarkan demografis
|
§ Negara, kawasan,propinsi, kota
§ Jenis Kelamin, usia, pekerjaan,
agama, pendidikan
|
2
|
Dynamic
attribute segmentation
|
§ Berdasarkan psikografis
§ Berdasarkan perilaku
|
§ Gaya hidup, kepribadian dan
sejanisnya
§ Sikap, penggunaan respon pelanggan
terhadap produk.
|
3
|
Individual
segmentation
|
|
|
2.
Targeting
Hakikatnya targeting adalah menentukan
segmen-segmen pasar yang potensial bagi perusahaan. Namun menurut Hermawan
Kartajaya (2007; 16) targeting merupakan strategi dalam megalokasikan sumber
daya perusahaan secara efektif. Strategi ini dilakukan untuk mempermudah proses
penyesuaian sumber-sumber daya yang dimiliki ke dalam segmen-segmen pasar yang
telah dipilih.
3.
Positioning
Dalam definisi tradisional, positioning sering
disebut sebagai startegi untuk memenangi dan mengusai benak konsumen melalui
produk yang kita tawarkan. Sementara menurut Hermawan Kartajaya (2006; 12) positioning
seabagai the strategy to lead your customer credibly, yaitu upaya
mengarahkan pelanggan secara kredibel. Positioning merupakan upaya kita
untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan. Berikut ini empat cara untuk
membangun positioning yang tepat menurut Hermawan Kartajaya (2006; 14),
yaitu :
a.
Positioning
harus dipersepsikan secara positif oleh para pelanggan dan menjadi reason to
buy mereka.
b.
Positioning
seharusnya mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Jangan
sekali-kali perusahaan merumuska posotioning, tetapi tidak mampu melakukannya.
c.
Positioning
haruslah bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendiferensiasikan diri dari
para pesaing.
d.
Positioning
harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan dalam
lingkungan bisnis. Begitu positioning tidak relevan dengan kondisi lingkungan
bisnis maka dengan cepat perusahaan harus merubahnya.
4.
Differentiation
Positioning adalah janji kepada pelanggan, dan untuk memenuhi
janji tersebut perusahaan harus mem-back up dengan diferensiasi yang kukuh.
Banyak pakar yang mendefinisiskan diferensiasi sebagai uapaya merek oratau
perusahaan untuk menciptakan perbedaan diantara para pesaing dalam rangka
memberikan value terbaik kepada pelanggan. Menurut Hermawan Kartajaya
(2007; 12) diferensiasi sebagai upaya mengintegrasikan sebuah konten, konteks,
dan infrastruktur produk atau layanan yang kita tawarkan kepada pelanggan.
Berikut ini tiga dimensi diferensiasi menurut Hermawan Kartajaya (2007; 13),
yaitu :
a.
Konten
Konten adalah dimensi diferensiasi yang menunjuk
pada “apa” value yang ditawarkan kepada pelanggan.
b.
Konteks
Konteks merupakan dimensi yang menunjuk pada
“cara” menawarkan value kepada pelanggan.
c.
Infrastruktur
Infrastruktur adalah faktor-faktor pemungkin
terealisasikannya diferensiasi konten dan konteks diatas.
5.
Marketing mix
Marketing mix merupakan taktik dalam mengintegrasikan tawaran
logistik dan komunikasi produk dan jasa. Berikut ini elemen-elemen dalam marketing
mix, antara lain :
a.
Product
Produk merupakan segala sesuatu yang dapa
ditawarkan produsen untuk diperhatiakan, diminta, dicari, dibeli, digunakan,
atau dikonsumsi pasar sebagai kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
b.
Price
Price merupakan suatu moneter atau ukuran lainya
(termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan barang atau jasa.
c.
Place
Place dalam pengertian marketing mix lebih
mengarah kepada pendistribusian, secara garis besar distribusi diartikan
sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempemudah
penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
d.
Promotion
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran,
yang dimaksud dengan komunikasa pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menvebarkan informasi, mempengaruhi dan/ atau mengingatkan pasar
sasaran atas perusahan dan produknya agar bersedia menerima, menbeli dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahan yang bersangkutan.
6.
Selling
Selling adalah bagaimana menciptakan hubungan jangka
panjang dengan pelanggan melalui produk dan jasa perusahaan, dalam hal ini selling
berarti sebuah taktik yang dapat mengintegrasikan perusahaan, pelanggan dan
relasi keduanya (Kartajaya, 2006; 15). Pembagian selling menurut
Hermawan Kartajaya (2006; 17) didasarkan pada tingkatannya, yaitu :
a.
Tingkatan
pertama adalah penjualan fitur (Feature selling).
b.
Tingkatan
kedua adalah penjualan manfaat (benefit selling)
c.
Tingkatan
ketiga adalah penjualan solusi (Solution selling)
7.
Brand
Brand adalah resultan dari semua langkah yang perusahaan
jalankan terhadap produk. Ketika kita menetapkan STP (Segmentasi, Targeting,
dan positioning) dan diferensiasi, serta mendukungnya dengan marketing mix
dan menggunakan taktik selling yang solid, sebenarnya perusahan sedang
membangun dan mengembangkan sebuah brand. Brand terbangun dari
semua langkah yang perusahaan lakukan terhadap produk, bail langkah itu baik
(memperkuay ekuitas merek) maupun buruk (menggerogoti merek).
8.
Service
Service merupakan jiwa, service adalah sikap untik
bertahan dan memenangkan persaingan di masa depan, service adalah
strategi untuk menghindari business category trap (Kartajaya, 2006; 17).
Perusahaan haruslah mampu menjadi service business, dimana menurut
Hermawan Kartajaya (2006; 18) service business meliputi :
a.
Service adalah solusi.
Maksudnya dalah perusahaan harus mampu memberikan
solusi yang nyata bagi kebutuhan pelanggan.
b.
Service sebagai value enchancer
Yaitu, sebuah nilai yang diberikan secara
terus-menerus kepada pelanggan.
c.
Service sebagai memorable experiences
Yaitu, service harus mampu memberikan
sebuah pengalaman yang tidak akan terlupakan kepada pelanggannya.
9.
Process
Menurut Hermawan Kartajaya (2007; 17) dalam konsep
pemasaran, proses mencerminkan quality, cost, dan delivery
dari perusahaan kepada pelanggan. Dalam konteks kualitas, proses adalah
bagaimana perusahaan mampu menciptakan suatu sistem yang pada akhirnya dapat
memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Sedangkan dalam konteks cost
adalah efisiensi secara financial dengan tetap mengedepankan kualitas
yang terbaik kepada pelanggan. Sementara dalam konteks delivery adalah
bagaimana melakukan suatu proses penyampaian produk secara tepat dan benar
sehingga mampu memuaskan pelanggan.
Contoh Kasus
Business Strategy dalam Mengelola GOR Tri Lomba
Djuang Semarang
Sudah seharusnya dalam pengelolan industri olahraga
yang berupa sarana dan prasarana menggunakan strategi bisnis. Selama ini industri olahraga yang
berkaitan dengan sarana dan prasarana di Indonesia masih jauh dari yang namanya
strategi bisnis. Oleh sebab
itu penulis memberikan gagasan bagaimana seharusnya startegi pemasaran dipakai
dalam mengelola GOR Tri Lomba Djuang Semarang dengan memperhatikan sembilan
elemen. Berikut ini adalah strategi pemasaran GOR Tri Lomba Djuang Semarang
sebagi industri olahraga.
1.Segmentasi
Segmentasi merupakan sebuah metode bagaimana melihat
pasar secara kreatif. Setelah melakukan observasi di peroleh data dari
pengamatan sebagai berikut
TABEL 1.3
PENGUNJUNG GOR TRI
LOMBA DJUANG
Jenis Prasarana
|
Umur
|
Status Sosial
|
Lapangan Atheletik
|
Segala Jenjang Umur
|
§ Pagi hari kalangan menengah dan
menengah ke atas
§ Sore hari kalangan menengah dan
menengah ke bawah
|
Lapangan Sepak Bola
|
Remaja dan dewasa
|
§ Kalangan menengah dan menengah ke
bawah
|
Lapangan Bulutangkis
|
Segala jenjang umur
|
§ Kalangan menengah dan menengah ke
atas
|
Lapangan Tenis meja
|
Dewasa
|
§ Segala jenis kalangan.
|
Lapangan Tenis
|
Dewasa dan remaja
|
§ Kalangan menengah dan menengah ke
atas
|
Lapangan Bola Voley
|
Remaja dan dewasa
|
§ Kalangan menengah dan menengah
kebawah.
|
Sumber : Hasil observasi tanggal 1 sampai 15
September 2008
Berdasarkan
data yang diperoleh maka, pengelola GOR Tri Lomba Djuang Semarang dapat
mensegmentasikan pasar berdasarkan lifestyle. Oleh sebab itu GOR Tri
Lomba Djuang masuk ke segmen pasar dengan kategori sport. Di sini, sport
diidentikan dengan prasarana dan sarana yang memang ditujukan untuk orang-orang
yang sensitif terhadap gaya hidup sehat melalui olahraga dan biasa
mengasosiasikan diri dengan olahraga sebagai lifestyle.
2. Targeting
Hakikat dari targeting adalah
menentukan segmen-segmen pasar yang potensial bagi GOR Tri Lomba Djuang
Semarang. Berdasarkan tabel hasil observasi dan segmentasi, maka penulis
memberikan gagasan targeting kepada segala jenjang umur yang mengasosiasikan
diri dengan olahraga sebagai lifestyle, dengan alasan :
a.
Pasar
ini cukup besar
b.
Pertumbuhan
pasar ini cukup baik, mengingat semakin sadarnya masyarakat akan peran olahraga
untuk kesehatan.
c.
Gelanggang
Olahraga Tri Lomba Djuang Semarang terbukti memiliki kompetensi kuat dalam
bidang penedia sarana dan prasarana olahraga.
d.
Intensitas
persaingan yang masih rendah, karena baru sedikit industri olahrag di Semarang
yang berupa kompleks olahraga.
3. Positioning
Positioning
pada hakikatnya adalah upaya untuk membangun dan mendapatkan kepercayaan
pelanggan (Kartajaya, 2006; 11). Positioning yang dapat digunakan
Gelanggang Olahraga Tri Lomba Djuang Semarang adalah “ Tri Lomba Djuang
(TLJ) Pusat Olahraga dan Kumpulnya Orang Semaranag”. Selama ini jarang
sekali industri olahraga yang bergerak di bidang sarana dan prasarana yang
melakukan positioning dalam startegi industrinya, sehingga jarang sekali
tertanam di benak konsumen mengenai jasa yang dirawarkan oleh gelanggang
olahraga tersebut. Positioning “TLJ Pusat Olahraga dan Kumpulnya Orang
Semarang” sangat tepat karena :
a.
Positioning
tersebut dapat dipersepsikan secara positif oleh para konsumen dan menjadi reason
to buy.
b.
Positioning
tersebut dapat mencerminkan keunggulan kompetitif dan kekuatan GOR Tri Lomba
Djuang Semarang sebagai pusat olahraga kota Semarang.
c.
Positioning
tersebut memiliki keunikan, yaitu selain sebagai pusat olahraga, GOR Tri Lomba
Djuang Semarang dapat dijadikan tempat berkumpul baik dengan teman maupun dengan keluarga.
d.
Dengan
positioning tersebut GOR Tri Lomba Djuang Semarang memiliki positioning yang
berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan
industri olahraga.
4. Differentiation
Banyak
pakar yang mendefinisikan diferensiasi sebagai upaya merek atau organisasi
bisnis untuk menciptakan perbedaan di antara para pesaing dalam rangka memberikan
value terbaik kepada pelanggan. Untuk itu menurut Hermawan Kartajaya
dalam menciptakan diferensiasi harus mengintgrasikan konten, konteks dan
infrastruktur yang kita tawarkan kepada pelanggan. Berikut ini diferensiasi GOR
Tri Lomba Djuang Semarang dari para pesaingnya.
a.
Dari
segi konten, GOR Tri Lomba Djuang Semarang memiliki keunikan ya itu masih
banyaknya pepohonan yang rimbun yang mengelilingi GOR tersebut,oleh sebab itu
hal ini darus dipertahankan. Selain itu Prasarana yang memadai merupakan salah
satu keunggulan GOR Tri Lomba Djuang. Adanya enam prasarana yang terdapat di
dalam GOR Tri Lomba Djuang merupakan kelebihan DOR ini dibanding GOR lainnya di
Semarang. Dan Gelanggang Tri Lomba Djuang dapat dibangun cafe di tempat-tempat
yang tidak digunakan dalam GOR, sehungga dapat membedakan dari para pesaingnya.
b.
Dari
segi konteks, seharusnya GOR Tri Lomba Djuang dalam menjual prasarananya ke
konsumen dapat dilakukan dengan mendirikan komunitas pelanggan yang loyal.
Dengan adanya komunitas ini maka keuntungan bagi GOR Tri Lomba Djuang Semarang
akan diperoleh.
c.
Dari
segi Infrastruktur, yang dapat dilakukan GOR ini adalah bagaimana mengelola
kapabilitas SDM yang memiliki perbedaan dengan para pesaing, dan memperbarui
sarana olahraga yang memiliki teknologi terbaru serts sistem dalam pengelolaan
yang menggunakan ieknologi.
5. Marketing Mix
1.
Produk
Dari segi produk sangatlah jelas bahwa GOR Tri
Lomba Djuang Semarang menjual jasa prasarana dan sarana olahraga. Dalam era
industri olahraga ini sebaiknya GOR Tri Lomba Djuang juga menawarkan produk
jasa lainnya seperti membuka cafe yang bertemakan olahraga, sehingga pengunjung
tidak perlu mencari makanan dan minuman di luar GOR.
2.
Price
Berdasarkan hasil observasi prasrana yang
disewakan ke semua orang adalah semua prasarana, kecuali lapangan atletik dan
sepak bola serta voli outdor yang secara Cuma-Cuma dapat dipakai oleh
masyarakat kota Semarang. Kecuali lapangan tersebut sedang digunakan atau
disewakan untuk acara lain maka ke-tiga lapangan tersebut tidak dapat digunakan
oleh masyarakat. Sementara GOR bulutangkis dan tenis yang selama ini disewakan
dapat menggunakan strategi penetapan harga produk yang sudah mapan. Caranya
adalah debgan mempertahankan harga yang sudah ada.
3.
Promosi
Dalam industri olahraga peran promosi sangatlah
besar, oleh sebab itu penyusun memberikan gagasan pada diferensiasi tepatnya
dari segi konteks membangun komunitas GOR Tri Lomba Djuang Semarang. Dengan
adanya komunitas ini maka promosi melalui personal comuniccation, word-of-mouth
menjadi cara ampuh dalam mempromosikan GOR Tri Lomba Djuang.
6. Selling
Yang
perlu diingat dari selling adalah bukan hanya sekedar menjual ke
konsumen, tetapi bagaimana menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan
melalui produk atau jasa. Dalam hal ini, selling adalah mengintegrasikan
perusahaan, pelanggan, dan relasi antara keduanya. Berikut ini adalah tak-tik selling
Gelanggang Tri Lomba Djuang Semarang.
a.
Feature Selling
GOR Tri Lomba Djuang Semarang perlu meningkatkan
fitur jasa prasarana dan sarana yang ada, sehingga relasi antara pengelola dan
pelanggan tetap terjaga. Dengan adnya fitur-fitur baru yang dimiliki GOR Tri
Lomba Djuang Semarang akan menambah nilai tambah yang belum dimiliki pesaing.
Dengan demikian, hubungan emosional antara pengelola GOR dengan pelanggan akan
berlangsung dengan waktu yang lama.
b.
Benefit Selling
GOR Tri Lomba Djuang juga harus mampu menjual
manfaat dari GOR Tri Lomba Djuang itu sendiri. Bila kita kaitkan dengan tujuan
olahraga nasional, maka penjualan manfaat GOR Tri Lomba Djuang Semarang harus
sesuai dengan tujuan olahraga nasional sebagaimana yang tercantum dalam pasal 4
UU RI No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
c.
Solution Selling
GOR Tri Lomba Djuang yang sudah dikenal secara
luas oleh masyarakat Semarang harus mampu menjual solusi kepada masyarakat
pengguna GOR Tri Lomba Djuang Semarang. GOR Tri Lomba Djuang Semarang tidak
hanya menjadi pusat olahraga olahraga di kota Semarang tapi juga harus mampu
memberikan solusi untuk tercapainya tujuan olahraga nasional.
7. Brand
Brand adalah indikator value, sehingga
kekuatan merek akan ditentukan oleh indikator value yaitu manfaat yang
didapat pelanggan di bagi dengan total give. Total get mencakup functional
benefit dan emotional benefit. Yang menjadi functional benefit
dari GOR Tri Lomba Djuang Semarang adalah keamanan, kenyamanan prasarana,
keramahan para pengelola dan karywan GOR Tri Lomba Djuang Semarang, sarana
penunjang yang memadai. Sementara yang yang merupakan emotional benefit
dari GOR Tri Lomba Djuang adalah berkaitan dengan stimulasi terhadap emosi dan
perasaannya. Seperti perasaan aman ketika sedang beraktivitas di GOR Tri Lomba
Djuang, ataupun perasaan mampu menyalurkan aktivitas olahraga. Sementara total give
terdiri dari price yang merupakan biaya yang dikeluarkan saat ia
menerima jasa dari penggunaan prasarana GOR Tri Lomba Djuang. Sementara other
expenses merupakan biaya yang dibayarkan pelanggan selama menggunakan dan
mengkonsumsi jasa yang berupa sarana dan prasarana GOR Tri Lomba Djuang
Semarang.
Dari formula tersebut, menjadi
jelas bahwa kekuatan merek dari Tri Lomba Djuang Semarang akan ditentukan oleh
ke-empat komponen value tersebut. Untuk menjadikan brand Tri Lomba
Djuang Semaramg kuat maka di satu sisi ditandai oleh manfaat fungsional dan emosional
yang tinggi, dan dipihak lain ditandai oleh harga dan biaya lain yang rendah,
artinya ia menghasilkan total get dan total give sebesar mungkin.
8. Service
Karyawan
Tri Lomba Djuang Semarang harus mampu memaknai service sebagai jiwa dari
suatu perusahaan bisnis, service adalah suatu sikap untuk bertahan dan
memenangkan persaingan di masa depan. Jadi pengelola GOR Tri Lomba Djuang
Semarang tidak hanya secara sederhana memaknai service sebagai layanan prajual,
pascajual atau layanan selama jual. Berukut ini adalah service yang
harus diperhatikan oleh pengelola GOR Tri Lomba Djuang sebagai industri
olahraga.
a.
Service adalah solusi
Agar bisa menjadi service industri berbasis
bisnis maka organisasi bisnis anda harus mampu memberikan solusi yang nyata bagi
kebituhan pelanggan. Setelah melakukan observasi ternyata banyak dari
pengunjung yang sangat kesulitan mencari minim dan makan setelah berolahraga,
jadi pengelola diharapkan mampu memberikan solusi kepada pengunjung, seperti
membuka cafe atau usaha sejenisnya di dalam GOR Tri Lomba Djuang Semarang.
b.
Service sebagai value enhancer.
Disini pengelola GOR Tri Lomba Djuang Semarang
dituntut untuk dapat meberikan nilai secara terus-menerus, jadi value
dari GOR Tri Lomba Djuang Semarang sebagai pusat olahraga dan kumpul selalu terjaga dan dapat diberikan secara
terus-menerus.
c.
Service adalah memorable experience
Inilah yang harus dilakukan oleh para pengelola
GOR Tri Lomba Djuang Semarang, dimana mereka harus bisa memberikan pengalaman
yang tak terlupakan kepada pelanggan.
d.
Service adalah suatu value-added
Dalam hal ini para pengelola GOR Tri Lomba Djuang
Semarang harus mampu memberikan nilai tambah secara berkesinambungan sehingga
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Seperti mampu menyediakan layanan informasi
kepada para konsumen GOR Tri Lomba Djuang Semarang.
9. Process
Dalam
perusahaan jasa, proses dalam konteks kualitas adalah bagaimana pengelola GOR
Tri Lomba Djuang mampu menciptakan suatu sistem yang pada akhirnya mampu
memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Seperti dalam proses penghurusan izin
pemakaian GOR yang tidak bertele-tele dan lama. Sehingga dalam hal ini
diperlukan komitmen yang kuat dari pengelola GOR Tri Lomba Djuang untuk
menciptakan nilai yang lebih baik.
Bila sebuah
Gelanggang Olahraga dikelola dengan manajeman Industri Oalhraga, saya yakin
berita – berita tentang gelanggang olahraga yang terbengkalai akibat tidak ada
dana operasionalnya perlahan akan mulai hilang. Dengan Industri Olahraga
Gelanggang atau satadion olahraga akan memiliki kemandirian untuk mengelolanya.
Salam Olaharaga !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!