Indonesia yang
memiliki potensi luar biasa dalam Industri Olahraga seharusnya dapat
dimaksimalkan potensi tersebut dengan menggunakan strategi – strategi pemasaran
produk industry olahraga. Istilah pemasaran olahraga di Indonesia akhir – akhir
ini mulai banyak terdengar, khususnya untuk beberapa cabang olahraga yang
popular di masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri masih sulit
ditemukan teori mengenai manajemen pemasaran olahraga, bahkan untuk menemukan
buku manajemen pemasaran olahraga di Indonesia sangat sulit sekali. Memang
banyak buku manajemen pemasaran olahraga yang berbahasa asing, tapi belum bisa
ditemukan di Indonesia. Belum lagi sampai saat ini belum ada satu pun penulis
Indonesia yang mengeluarkan atau menerbitkan buku tentang manajeman pemasaran
olahraga, kalaupun ada biasanya materi Manajemen Pemasaran olahraga dimasukkan
ke dalam materi Manajemen olahraga. Untuk itu untuk kali ini saya akan membahas
mengenai manajemen pemasaran olahraga sesuai dengan ilmu yang saya peroleh
selama ini. Pada tulisan kali ini akan dibahas mengenai sejarah singkat
pemasaran olahraga, definisi dan ruang lingkup pemasaran olahraga.
SEJARAH
PEMASARAN OLAHRAGA
Sejarah pemasaran olahraga sangat sedikit sekali
dilakukan pada masa lalu, berbeda dengan saat ini dimana kegiatan pemasaran
olahraga hampir diterapkan pada produk baik berupa barang maupun jasa seperti
event olahraga baik nasional, regional maupun internasional. Sama halnya dengan
Industri olahraga yang menurut sejarah dikatakan bahwa olahraga memasuki masa
Industri ketika Olimpiade Los Angeles tahun 1984, maka kegiatan pemasaran dalam
olahraga juga dirintis pada saat Panitia Penyelenggara Olimpiade Los Angels
1984, yang saat itu diketuai oleh Peter
Ueberroth. Dalam sejarah Olimpiade musim panas pembiayaan selalu didukung
oleh Pemerintah masing – masing Negara yang menjadi Tuan Rumah pada saat itu.
Dan untuk pertama kalinya pada tahun 1984 pihak panitia tidak meminta dukungan
pemerintah untuk pertama kalinya namun Olimpiade 1984 dikelola sendiri secara
bisnis yang pada akhirnya memperoleh keuntungan berjuta – juta dolar dan
mengakibatkan adanya pertumbuhan ekonomi di Negara Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri kegiatan pemasaran olahraga
dilakukan PSSI dalam rangka kompetisi LIGA yang dimulai pada tahun 1980, yang
terakhir pada tahun 2002 dinamakan LIGA Bank Mandiri. Sedangkan untuk bola
basket pertama kali kegiatan marketing olahraga pada tahun 1982 ketika
kompetisi bola basket utama yang disingkat KOBATAMA. Dan sampai saat ini
kegiatan pemasaran olahraga di Cabang Olahraga Basket merupakan yang terbaik di
negeri ini mulai dari KOBATAMA, IBL dan sekarang NBL. Langkah bola basket pada tahun 1982, diikuti
oleh PB PBVSI dengan kompetisi LIGAPRO Bola Voli yang diberikan pada marketing
agency PT M-LING, dan sampai saat ini PB PBVSI dengan Livoli dan Proliga nya
tetap menggunakan kegiatan pemasaran olahraga. Kegiatan pemasaran olahraga
tersebut kemudian diikuiti oleh cabang – cabang olahraga lainnya meskipun belum
sebesar sepakbola, basket dan bola voli.
Pada saat ini kegiatan pemasaran olahraga di
Indonesia sangat berkembang, Cabang Olahraga Sepeda memiliki Tour De Singkarak
yang menerapkan konsep wisata + olahraga, atau Basket dengan NBL dan WNBL yang
semakin menakjubkan, Bola Voli dengan Proliga dan Livolinya, ataupun kegiatan
olahraga event internasional seperti Indonesia Super Series Premier yang telah
menyihir masyarakat dunia dan mendapat pengakuan dati BWF sebagai event
Badminton terbaik. Di produk barang Indonesia telah memiliki banyak barang yang
memiliki kualiatas baik, LEAGUE sebagai salah satu merek asli Indonesia pun
sudah mulai membuat gebrakan dengan alat olahraga, sepatu, ataupun pakaian –
pakaian olahraga. Dan inilah yang terjadi saat ini kegiatan pemasaran olahraga
sudah merupakan sebuah keharusan bagi mereka yang bergerak di bidang Industri
Olahraga. Karena peranan yang sangat penting sebagai penarik konsumen agar mau
membeli ataupun bisa dikatakan sebagai strategi dalam pengumpulan dana event
olahraga internasional.
PENGERTIAN
DAN DIFINISI PEMASARAN OLAHRAGA
Dalam dunia olahraga, khususnya di Indonesia
istilah pemasaran (marketing) masih dikaitkan dengan penjualan. Padahal dalam
hakikatnya pemasaran bukan hanya sekedar penjualan. Karena penjualan merupakan
bagian kecil dari pemasaran itu sendiri. Selain itu hanya sedikit para pemasar
olahraga yang benar – benar bisa dihitung dengan jari, kebanyakan para pemasar
olahraga yang ada pun lebih bukan berasal dari bidang pemasaran, sehingga yang terjadi
adalah banyak dari mereka yang masih menggunakan konsep atau strategi pemasaran
yang seharusnya sudah tertinggal.
Dunia pemasaran telah memasuki babak 3.0, dimana
tujuan dari pemasaran itu sendiri adalah menjadikan dunia yang lebih baik. Bila
pada pemasaran 1.0 tujuannya adalah menjual produk, dan pemasaran 2.0 tujuannya
adalah Memuaskan dan Mempertahankan Konsumen, maka pada pemasaran 3.0 yang
sedang dan akan terjadi tujuannya lebih kearah itu yaitu menjadikan dunia lebih
baik. Ada unsur Spritual dalam marketing 3,0 bukan hanya fungasional dan
emosional saja seperti pada pemasaran 1,0 dan 2,0. Dalam marketing 3,0 dipicu
oleh nilai – nilai, pemasar tidak lagi memperlakukan orang semata – mata
sebagai konsumen, namun melakukan pendekatan dengan memandang mereka sebagai
manusia seutuhnya, lengkap dengan pikiran, hati, dan spirit. Semakin banyak
konsumen yang berusaha mencari solusi terhadap kegelisahan mereka untuk
menciptakan dunia yang lebih baik. Dalam dunia yang penuh kebingungan, konsumen
akan mencari produsen yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam
bidang sosial, ekonomi, dan keadalian lingkungan pada misi, visi dan nilai –
nilainya. Dalam produk dan jasa yang dipilihnya, konsumen tidak hanya mencari
pemenuhan fungsional dan emosional namun juga pemenuhan spirit.
Dalam buku – buku Manajeman Olahraga di Indonesia
yang mengulas tentang Manajeman Pemasaran Olahraga, banyak yang mendefinisikan
Pemasaran hanya sebagai proses Perencanaan, Pemberian Harga, Promosi dan
Pendistribusian Ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan individu dan Tujuan Organisasi. Bila melihat definisi tersebut adalah
definisi Pemasaran Yang Dikeluarkan American Marketing Association yang
dikeluarkan pada tahun 1994. Sementara dunia pemasaran adalah dunia yang
memiliki perubahan yang sangat cepat. Pada Paragraf ke-dua sudah dijelaskan
tentang perubahan yang terjadi dalam dunia pemasaran. Sehingga dalam tulisan
ini, penulis cenderung menggunakan definisi pemasaran yang dikeluarkan oleh
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Iwan Setiawan pada tahun 2010. Dimana
mereka mendefinisikan pemasaran sebagai harmonisasi
identity, integrity dan image, dengan kata lain Pemasaran adalah
perihal mendefinisikan dengan jelas identitas unik Anda dan memperkuatnya
dengan integritas yang otentik untuk membangun citra yang kuat .(2010 ; 47).
Sementara
Pemasaran Olahraga dapat didefinisikan sebagai perihal mendefinsikan dengan
jelas identitas unik dalam sebuah Produk Olahraga dan memperkuatnya dengan
integritas yang otentik untuk membangun citra produk yang kuat. Dari definisi pemasaran olahraga tersebut pemasaran
olahraga harus didefinisikan kembali sebagai segitiga dari merek, positioning
dan diferensiasi dengan dilengkapi dengan brand
identity, brand integrity dan brand
image. Di dunia yang konsumennya horizontal, merek tidak berarti apa – apa
jika hanya mengartikulasikan positioningnya. Merek mungkin memiliki identitas
yang jelas dalam benak konsumen, namun tidak selalu identitas yang baik.
Positioning adalah pernyataan yang tegas dan menyadarkan konsumen agar berhati
– hati terhadap merek yang tidak otentik. Sementara diferensiasi merupakan DNA
merek yang mencerminkan integritas merek sebenarnya. Diferensiasi adalah bukti
kuat bahwa merek menyampaikan apa yang dijanjikan kepada konsumen. Diferensiasi
yang bersinergi dengan positioning secara otomatis akan menciptkan Brand Image yang baik.
Identitas merek berkisar mengenai positioning merek
Anda di dalam benak konsumen. Positioning haruslah unik, sehingga merek Anda
didengar dan diperhatikan oleh pasar. Positioning juga harus relevan dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Dilain pihak, integritas merek berkisar
mengenai menepati apa yang dinyatakan melalui positioning dan diferensiasi
merek. Itu adalah tentang bagaimana menjadi kredibel, menepati janji dan
menciptakan kepercayaan konsumen terhadap merek Anda. Target dari brand integrity adalah spirit konsumen.
Terakhir Brand Image adalah tentang
mendapat bagian yang kuat dari emosi konsumen. Brand Value Anda harus menarik bagi kebutuhan dan keinginan
emosional, melebihi fungsi dan fitur produk itu sendiri.
Sebagai contoh adalah NBL Indonesia yang
memposisikan diri sebagai “ You + Us = We “. Diferensiasinya terletak pada
bagaimana NBL Indonesia mampu memberikan sebuah konsep liga professional di
Tanah Air yang mendekatkan Para Penonton/Konsumen (Pencinta Basket) dengan para
atlet baik di dalam maupun di luar lapangan dengan konsep acara yang mereka
buat. Diferensiasi ini lah yang mampu
mencerminkan integritas merek NBL Indonesia sebenarnya, NBL Indonesia
memberikan bukti kuat kepada para Penonton/Konsumen tentang janjinya “
Kamu (Penonton/Konsumen) ditambah Kami (Atlet Basket Yang Berlaga Selama NBL)
sama dengan Kita (Melebur Menjadi Satu NBL Indonesia) “. Dengan telah
terpenuhinya janji merek dalam hal ini NBL Indonesia kepada para konsumen
dengan sendirinya Brand Image akan
positif di kalangan konsumen. Bentuk Diferensiasi NBL Indonesia dapat dilihat
dari para atlet dan penonton selama Kompetisi NBL Indonesia berlangsung selalu
diadakan Games diantara mereka untuk saling mendekatkan baik di lapangan atau
di arena pertandingan, hal itu juga bisa tergambar dari kegiatan – kegiatan NBL
Indonesia di luar lapangan seperti memberikan pelatihan langsung kepada para
pelajar, kegiatan sosial, ataupun kegiatan peduli terhadap lingkungan. Atlet
Basket NBL Indonesia langsung terjun ke masyarakat, dan para penonton juga
diajak terjun langsung untuk bertemu dan bermain dengan para idolanya. Inilah
keberhasilan NBL Indonesia dalam menentukan identitas mereknya, NBL Indonesia
berhasil didengar dan diperhatikan para konsumennya, NBL Indonesia berhasil
memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumennya dan akhirnya NBL Indonesia
mampu menentukan identitas mereknya. Dari itu semua dapat disimpulkan bahwa NBL
Indonesia memiliki kredibilitas, Menepati Janji dan Menciptakan kepercayaan
konsumen. Brand Value berhasil
memenuhi kebutuhan dan keinginan emosional para konsumennya bukan hanya sekedar
melihat pertandingan basket semata.
RUANG
LINGKUP PEMASARAN OLAHRAGA
Mullin (1985) mengatakan bahwa manajeman pemasaran
adalah bagian manajeman olahraga yang paling dinamis dan yang paling
mengesankan, karena pemasaran olahraga ruang lingkupnya adalah Promosi,
Pengiklanan, Penjualan dan Hubungan Masyarakat. Ada empat hal yang menjadi
perhatian Mullin dalam pemasaran olahraga, diantaranya :
- Olahraga adalah sesuatu yang tidak nyata dan sangat subyektif, oleh karena kesan, pengalaman, dan penafsiran terhadap even olahraga beragam dari orang per orang.
- Olahraga adalah sesuatu yang tidak konsisten dan tidak dapat diramalkan, karena kemungkinan cederanya atlet, keadaan emosi pemain, momentum regu, dan keadaan cuaca.
- . Olahraga adalah barang yang cepat usang, oleh karena even olahraga yang sedang dipertandingkan adalah apa yang penonton ingin lihat.
- . Olahraga melibatkan emosi.
Dari empat hal yang menjadi perhatian pemasaran
olahraga menurut Mullin terlihat sangat jelas bahwa Mullin hanya melihat Produk
Olahraga adalah even olahraga, padahal belum tentu bila produk olahraga
tersebut berupa barang empat perhatian Mullin akan berlaku.
Mullin telah mengatakan bahwa ruang lingkup
pemasaran olahraga terdiri dari Promosi, Pengiklanan, Penjualan dan Hubungan
Masyarakat. Empat Ruang Lingkup Pemasaran Olahraga yang dikatakan Mullin memang
belum dapat menjawab hakikat pemasaran olahraga yang telah berubah, untuk itu
dalam tulisan ini ruang lingkup pemasaran olahraga meliputi ;
Strategi
Pemasaran Olahraga
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka
panjang, dalam ruang lingkup strategi pemasaran olahraga ada tiga konsep yang
harus diperhatikan diantaranya Communitization, Confirmation dan Clarification.
Taktik
Pemasaran Olahraga
Taktik adalah rentetan dari pelaksanaan pekerjaan
dari suatu strategi, agar mencapai tujuan, dalam ruang lingkup taktik pemasaran
olahraga ada enam konsep yang harus diperhatikan diantaranya Codification, Co-Creation, Currency,
Communual Activation, Conversation dan Commercialization.
Value Pemasaran
Olahraga
Value adalah kemapuan yang dapat diberikan Produsen
kepada Konsumen untuk memuaskan konsumen itu sendiri. Dalam ruang lingkup Value
yang harus diperhatikan antara lain Character
, Care dan Collaboration.
Bila kita dari sudut pandang Produk Industri
Olahraga, maka yang menjadi ruang lingkup pemasaran olahraga antara lain : sarana
dan prasarana yang diproduksi, diperjualbelikan dan/atau disewakan, barang –
barang olahraga seperti peralatan dan perlengkapan olahraga, dan Jasa penjualan
kegiatan olahraga.
Untuk pembahasan mendalam tentang ruang lingkup
pemasaran olahraga akan dibahas pada oleh Manajeman Pemasaran Olahraga II.
Sumber Tulisan :
Prof. Dr. Harsuki , M.A dalam bukunya “ Pengantar
Manajeman Olahraga “ ; 2012
Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, Iwan Setiawan
dalam bukunya “ Marketing 3,0 “ ; 2010
Penulis : Joko Purnomo, SAB