Senin, 16 Mei 2011

PROLIGA 2011 LIGA PROFESIONAL YANG BERKURANG KEPROFESIONALANNYA


Tak terasa Proliga 2011 yang merupakan liga professional bola voli di Tanah Air akan berakhir, dua tim putra dan dua tim putri dipastikan akan menjadi finalis di partai Grand Final Minggu 22 Mei yang akan datang. Di bagian Putra Juara Proliga 2008 Jakarta Sananta akan berhadapan dengan Palembang Bank Sumsel Babel yang untuk pertama kalinya melaju ke babak grand final. Di bagian putri langganan partai Grand Final Jakarta Elektrik PLN akan Menghadapi Jakarta Popsivo Polwan yang merupakan kali pertama mereka tampil di partai Grand Final. Harus diakui kualitas permainan tim – tim yang berlaga di proliga meningkat dari proliga – proliga sebelumnya, sebagai sebuah produk dalam industri olahraga memang sudah selayaknya tim – tim yang tampil di liga bola voli tertinggi di Tanah Air ini memberikan penampilan yang terbaik. Hadirnya Bandung Alko dan Badak Bontang LNG di bagian putri serta Semarang Bank Jateng  dan Jakarta Elektrik PLN di bagian putri juga menambah meningkatnya frekuensi pertandingan proliga dan tentu menambah serunya persaingan proliga.

Ditengah meningkatnya kualitas permainan pemain ada satu hal yang membuat risau bagi saya, yaitu menurunnya keprofesionalan para pemain dan wasit yang menyebabkan liga professional bola voli di Tanah Air ini menjadi kurang sempurna. Masih ingat kasus Surabaya Bank Jatim yang tidak mau mengikuti proliga kembali akibat mereka menyalahkan keputusan wasit. Atau masih ingat di benak kita bagaimana Surabaya Samator di diskualifikasi pada babak semifinal Proliga 2008 karena dinilai memperlambat permainan akibat protes tim mereka. Seharusnya dari dua kejadian tersebut pihak penyelenggara, atlet yang berlaga, manajeman klub, wasit maupun penonton bisa belajar banyak. Namun sayang hal  - hal seperti itu kembali terjadi dalam penyelenggaran Proliga 2011, dan cenderung lebih banyak terjadi pada Proliga tahun ini.

Proliga sebagai sebuah industri olahraga harus memiliki sebuah profesionalisme, profesionalisme itu harus ada disemua stakeholder Proliga, namun yang terutama adalah profesionalisme atlet dan wasit yang keduanya merupakan bagian dari produk utama Proliga. Dalam Industri olahraga seperti proliga profesioalisme merupakan suatu alat untuk mendorong terciptanya kredibilitas dan kepercayaan . Kredibilitas dan kepercayaan ini merupakan hal yang krusial jika sebuah industri olahraga ingin membentuk hubungan jangka panjang dengan pihak ketiga, apalagi Proliga yang sudah 10 tahun ini merupakan Proliga yang terakhir di sponsori oleh Sampoerna Hijau sehingga pihak Proliga sedang mencari sponsor baru.  Dalam bukunya “ Grow with Character The Model “ Hermawan Kartajaya menjelaskan difinisi profesionalisme adalah sebuah sikap disiplin dalam profesi yang mendorong seseorang maupun organisasi untuk bersikap tepat dan sesuai keadaan dan memiliki kemampuan yang memadai. Yang perlu diingat adalah sikap dalam profesionalisme itu mencakup semua interaksi yang terjadi dalam profesinya. Dalam sebuah industri olahraga seperti Proliga sikap professional dapat dijadikan sebuah diferensiasi dari liga – liga sejenis yang ada di Indonesia. Contoh nyata adalah NBL Indonesia, dengan sikap professional yang dimiliki mereka mampu menarik orang/konsumen yang tadinya tidak suka menonton basket menjadi suka menonton basket, hal ini didukung oleh salah satunya adalah sikap professional yang dimiliki oleh semua stakeholder yang terlibat dalam NBL khususnya para atlet.

Bila kita melihat Proliga 2011, saya dapat melihat bahwa Liga Profesional Bola Voli ini mengalami penurunan dalam keperofesionalannya. Hal ini bisa dilihat dari partai Final Four ketika pemain – pemain Surabaya Samator tidak menerima keputusan wasit mereka lalu membuka baju dan membuang baju tersebut kelantai, suasana emosional salah satu pemain Nasional Indonesia dengan inisial AP pun sangat terlihat emosional. Disalah satu situs komunitas voli di Indonesia banyak yang menyayangkan sikap pemain tersebut. Karena sikap – sikap seperti itu lah yang memancing penonton berulah yang pada akhirnya melemparkan botol ke lapangan. Peristiwa lainnya adalah ketika babak penyisihan yang disiarkan secara langsung oleh TV One antara Surabaya Samator vs Jakarta Sananta, dimana saat itu kubu Jakarta Sananta yang melancarkan protes menyuruh pemainya untuk tidak melanjutkan pertandingan. Kekecewaan kubu Sananta masih terus berlanjut setelah laga usai dengan penolakan pelatih dan ofisial mereka menghadiri acara konferensi pers. Dari sini sangat jelas bahwa ke-profesionalan seorang atlet dan wasit sangat dibutuhkan dalam sebuah industri olahraga seperti Proliga. Karena Atlet yang berlaga dalam proliga maupun wasit dalam proliga adalah mewakili citra proliga, sehingga atlet maupun wasit yang merupkan bagian dari produk utama harus mampu membuat orang lain respek pada Proliga. Inilah salah satu yang belum dimengerti oleh para atlet maupun stakeholder lainnya di dalam Proliga. Satu hal lagi yang bisa dapat diambil dari peristiwa ini adalah para stakeholder proliga khususnya atlet tidak pernah berfikir bahwa untuk menjadi professional mereka harus mampu melayani pelanggan dalam hal ini penonton, pelayanan yang dimaksud adalah memberikan kepedulian layaknya pada seorang teman yang kita sayangi dan mengurangi “ ego” atau keinginan untuk mementikan diri sendiri . Sikap memberikan pelayanan ini yang hilang, hal ini bisa dilihat dari :
1.       Para atlet maupun official yang ada di proliga masih tidak berpikir mengenai kesuksesan dan kebutuhan pelanggan. Mereka masih mementingkan kepentingan diri sendiri, mementingkan sebuah kemenangan, padahal untuk menang tidak harus menjadi juara bukan. Seharusnya para stakeholder ini juga menyadari bahwa mereka merupakan bagian dari sebuah Brand yang bernama “ Proliga “.
2.     Para atlet dan wasit khususnya serta stakeholder Proliga lupa atau tidak pernah menyadari bahwa mereka semua adalah bagian terpenting dari sebuah merek yang bernama “ Proliga “, sehingga banyak dari mereka yang kurang atau bahkan tidak pernah menyebarkan reputasi dan sikap professional Proliga setiap kali berinteraksi dengan konsumen. Hal ini sangat penting, karena kredibilitas sebuah Proliga dipertaruhkan disini.
3.    Setelah kejadian seperti yang diutarakan diatas banyak muncul komentar – komentar yang sangat menyayangkan kejadian – kejadian seperti yang dilakukan para atlet, wasit ataupun official tim. Mereka konsumen menyayangkan karena mereka selama ini menilai bahwa atlet – atlet yang berlaga adalah atlet – atlet professional yang memiliki sikap yang tentunya professional juga, namun sayang apa yang dijanjikan itu tidak mereka dapatkan sehingga mereka konsumen merasa sudah tidak ada lagi atlet ataupun wasit yang dapat diandalkan.
4.       Kejadian itu meyadarkan kita bahwa sangat penting untuk menjadi sahabat konsumen proliga, oleh karena itu seluruh stakeholder dalam Proliga harus berusaha menciptkan kedekatan itu.

Satu hal lagi yang dapat kita jadikan pembelajaran adalah dari kejadian yang terjadi pada proliga 2011 bila kita kaitkan dengan profesionalisme adalah tidak adanya “ Passion for people “ dari para atlet dan official team. Hal ini dapat dilihat dari tidak percayanya mereka terhadap keputusan – keputusan yang diberikan oleh wasit. Pada hal harus disadari wasit merupakan rekan kerja. Dilain sisi wasit pun sebagai rekan kerja harus mampu memperlakukan mereka para atlet dan official team dengan penuh kejujuran. Yang terpenting adalah semua stakeholder dalam proliga harus menyadari bahwa mereka berada dalam satu perusahaan yang sama, berada dalam merek yang sama, atau bisa dikatakan berada di dalam satu rumah yang sama yang bernama “ PROLIGA “ sehingga dengan kesadaran itu mereka bisa bekerjasama untuk menggali kekuatan kolektif “ PROLIGA “. Mereka stakeholder Proliga juga harus menjunjung tinggi integritas profesi dan kreativitas, menghargai perbedaan dan latar belakang serta pendapat. Bila semua itu diperbaiki plus empat point yang telah disebutkan diatas maka Proliga benar – benar akan menjadi sebuah Liga Profesional Bola Voli yang Profesional di Indonesia. Salam Olahraga !!!!!!! Salam Volimania !!!!!!!!!! Maju Terus Voli Indonesia………………………………………….

Penulis : Joko Purnomo, SAB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar