Selasa, 12 Oktober 2010

MOU ANTARA BUMN DENGAN CABANG OLAHRAGA DILIHAT DARI SISI INDUSTRI OLAHRAGA


Setelah Penandatangan 6 cabang olahraga dengan BUMN pada tanggal 22 September 2010, maka pada hari ini sebanyak 28 cabang olahraga menandatangani MOU dengan pihak BUMN. Inilah awal yang baik bagi perkembangan olahraga di Indonesia, karena dengan diadakanya MOU ini maka permasalahan dana yang dihadapi olah setiap cabang olahraga mulai berkurang namun banyak hal yang dapat diperoleh dari kerjasama ini bila dilihat dari berbagai aspek baik dipihak BUMN dan dipihak cabang olahraga termasuk didalamnya steakholder yang terdapat di cabang olahraga tersebut.

Berikut ini adalah beberapa hal yang terdapat dalam MOU antara pihak BUMN dan Induk Cabang Olahraga :
1.       BUMN akan memberikan bantuan pembinaan atlet dalam bentuk sponsorship yang saling menguntungkan berlandaskan prinsip koorporasi dan profesionalisme. Sedangkan pihak induk organisasi akan menggunakan simbol perusahaan BUMN dalam atribut atlet yang dibina.
2.       promosi bagi atlet berprestasi untuk bekerja di BUMN sesuai keahlian mereka masing-masing. "Atlet berprestasi yang cocok jadi pegawai dan belum mempunyai pekerjaan akan kita tampung sesuai dengan keahlian,

Dilihat dari isi MOU memang, perjanjian ini hanya fokus terhadap pembinaan atlet dan sarana promosi bagi BUMN yang menjadi “ Bapak Angakt “, pada hal banyak hal yang dapat diperoleh dari kerjasama ini. Jangan sampai peristiwa Gudang Garam dalam membina atlet tenis meja terulang kembali, dimana para atlet yang tadinya dibina dipulangkan kepada negara. Apalagi perjanjian MOU ini hanya sampai tahun 2014. Seharusnya pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga juga mengajak BUMN tersebut untuk memberikan pendidikan sport industry kepada pengurus – pengurus induk organisasi agar ketika MOU ini selesai pada 2014 mampu mandiri dan tidak tergantung kepada pemerintah.

Kita bisa melihat kesuksesan PT Djarum dengan Djarum Bhakti Olahraga nya, mereka tidak hanya membina para atlet untuk berprestasi nasional dan internasional. Namun yang dilakukan PT Djarum adalah mereka juga memberikan pelatihan – pelatihan Sport Industry kepada para pengurus – pengurus PB Djarum untuk mampu mandiri dengan tujuan apabila suatu hari terjadi kebangkrutan atau hal – hal yang menyebabkan PT Djarum tidak mampu lagi menyuplai dana ke PB Djarum, PB Djarum mampu menghidupi sendiri rumah tangganya. Pelatihan – pelatihan yang dilakukan adalah seperti sport marketing, Sport Acounting dan lainya. Ini terbukti dari hasil riset yang dilakukan pada tahun 2009 membuktikan bahwa ketergantuan PB Djarum terhadap PT Djarum semakin berkurang dan mereka justru mampu menarik investor untuk mau bekerjasama dengan PB Djarum. Perkembangan industri olahraga di PB Djarum terbukti pula telah melahirkan prestasi tingkat dunia. Inilah yang seharusnya dapat dilakukan ketika perjanijian antara pihak BUMN dan Induk Organisasi Olahraga berlangsung.

Masih banyak anggapan orang yang mengatakan bahwa industri olahraga adalah sebuah strategi untuk mengkomersilkan olahraga adalah anggapan yang sangat salah. Industri olaharga bertujuan untuk menciptakan kemandirian suatu cabang olahraga agar mereka tidak tergantung kepada Pemerintah dalam permasalahan dana dan lainnya. Contoh tersebut dapat dilihat dari keberhasilan PT Djarum dalam mengarahkan PB Djarum sebagai industri olahraga.  Dan yang sekarang sedang dilakukan oleh PT Djarum melalui PD Djarum adalah bagaimana para atlet – atlet binaan PB Djarum mampu mem-branding dirinya sendiri.

Namun ditengah kekurangan ini, kita semua menyambut baik adanya MOU antara pihak BUMN dengan pihak Induk Cabang Olahraga. Semoga seluruh steakhoder olahraga menyanbut ini dengan semangat baru untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi. Berikut ini adalah daftar BUMN dan Induk Olahraga yang dibinanya.

1.       Judo – PT Bank Tabungan Negara dan PT Perusahaan Pengelola Aset
2.       Baseball dan Softball – PT Asuransi Jasa Raharja
3.       Renang – PT Jasindo dan PT Jasa Marga
4.       Taekwondo – PT Bank Bukopin
5.       Pencak Silat – PT Askes
6.       Atletik – PT Bank Mandiri
7.       Tenis Meja – PT Angkasa Pura 1 dan PT Pos Indonesia
8.       Wushu – PT Angkasa Pura 2
9.       Angkat Besi dan Angkat Berat – PT Kereta Api Indonesia dan PT Perkebunan Nusantara
10.   Dayung – PT Pelindo 1
11.   Layar – PT Pelindo 2
12.   Ski Air – PT Pelindo 3
13.   Diving – PT Pelindo 4
14.   Tinju – PT Pupuk Sriwijaya
15.   Futsal, Anggar, Panjat Tebing dan Taekwondo – PT Perkebunan Nusantara  I-XIV dan PT RNI
16.   Kano – Perum Jasa Tirta 1 dan Perum Jasa Tirta 2
17.   Panahan – Perum Perhutani
18.   Bulutangkis – PT Semen Gresik dan PT Pertamina
19.   Balap Sepeda – PT Telkom Indonesia dan PT Telkomsel
20.   Bolling – PT Gas Negara dan Perum Pengadaian
21.   Sepak Bola – PT Bank Mandiri, PT Telkom Indonesia, PT Telkomsel, PT Pertamina, PT Tambang Batu Bara Bukit Asam dan PT Semen Padang.
22.   Catur – PT PLN
23.   Bridge – PT Timah
24.   Menembak – PT Pindad
25.   Basket – PT Krakatau Steal
26.   Biliar – PT Pembangunan Perumahan
27.   Kempo – PT ANTAM
28.   Senam – PT Jamsostek
29.   Paralayang – PT Dirgantara Indonesia
30.   Polo Air – PT PAL, PT DKP dan PT DKS
31.   Dragon Boat Race – PT ASDP
 Bola Voli - PT BNI 46
 Karate - PR BRI
 Sepak Takraw - Bulog
 Tenis - Garuda Indonesia
  Golf - PT Adi Karya dan PT Wijaya Karya

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar